Nilai Religiusitas dalam Puisi Ainun Najib-Ikrar

1.      Ainun Najib - Ikrar

Di dalam sinar-Mu
Segala soal dan wajah dunia
Tak menyebabkan apa-apa
Aku sendirilah yang menggerakkan laku
Atas nama-Mu
Kuambil siakp, total dan tuntas
Maka getaranku
Adalah getaran-Mu
Lenyap segala dimensi
Baik dan buruk, kuat dan lemah
Keutuhan yang ada
Terpelihara dalam pasrah dan setia
Menangis dalam tertawa
Bersedih dalam gembira
Atau sebaliknya
Tak ada kekaguman, kebanggaan, segala belenggu
Mulus dalam nilai satu
Kesadaran yang lebih tinggi
Mengatasi pikiran dan emosi
Menetaplah, berbahagialah
Demi para tetangga
Tetapi di dalam kamu kosong
Ialah wujud yang tak terucapkan, tak tertuliskan
Kugenggam kamu
Kau genggam aku
Jangan sentuh apapun
Yang menyebabkan noda
Untuk tidak melepaskan, menggenggam lainnya
Berangkat ulang jengkal pertama

Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953. Ia merupakan anak keempat dari 15 bersaudara.  Dalam kesehariannya, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensialitas rakyat. Dalam pertemuan-pertemuan sosial tersebut ia melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.
Dalam salah satu karya puisinya, yang berjudul “Ikrar” mempunyai makna bahwa semua yang terjadi di dunia ini semata-mata karena Sang Pencipta. Apa yang dianggap milik kita, sebenarnya semua itu hanya titipan semata, dan tentunya semua kembali milik Tuhan. Bahkan perasaan dalam emosi juga bukan milik kita. Dan kembalilah kepada Tuhan untuk mengatasi pikiran dan emosi. Dengan saling mendekatkan diri dalam menggapai kebahagiaan. Namun jangan menjauhkan diri dari Tuhan supaya tidak menyebabkan noda yang berarti hal yang tidak baik.
Dalam puisi di atas dapat dikatakan adalah proses manusia dalam beribadah terhadap Tuhan. Hal-hal demikian tentu dapat kita temui di kehidupan sehari-hari, dengan begitu dapat disimpulkan kalau puisi “Ikrar” karya Ainun Najib ini termasuk dalam sastra profetik yang transendental.



2 comments:

  1. Mohon izin untuk saya salin dan tempel buat pembelajaran puisi di tingkat SMP/MTs.
    Terima kasih.

    ReplyDelete