2.1 Ragam Pembaca
2.1.1. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara. Istilah membaca dalam hati sering juga dihubungkan dengan istilah membaca pemakaman serta membaca komprehensif karena tujuan membaca dalam hati itu, seperti telah diungkapkan di atas, adalah untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh dan mendalam.
Bila ditinjau dari proses serta tujuan yang melatarinya, membaca dalam hati dapat juga disebut membaca intesif. Pada sisi lain, ragam membaca dalam hati juga berkaitan dengan kegiatan membaca sastra, yakni bila tujuan membaca sastra itu adalah memahami isi teks sastra yang dibaca secara menyeluruh dan mendalam.
2.1.2. Membaca Cepat
Sejalan dengan terdapatnya kata cepat dalam ragam membaca butir ini, dengan mudah dapat diketahui bahwa ragam membaca cepat adalah ragam membaca yang dilakasanakan dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara garis besar saja. Ragam membaca cepat atau speed reading ini nantinya akan berhubungan dengan teknik membaca secara scamming serta membaca secara ekstensif.
2.1.3. Membaca Teknik
Istilah membaca teknik sering juga disebut sebagai oral reading 'membaca lisan' maupun reading aloud 'membaca nyaring'. Disebut demikian karena membaca teknik adalah membaca yang dilaksanakan secara bersuara sesuai dengan aksentuasi, intonasi, dan irama yang benar selaras dengan gagasan serta suasana peraturan dalam teks yang dibaca. Membaca teknik, selain dapat dikaitkan dengan kegiatan membaca teks ilmiah secara bersuara, juga berhubungan dengan kegiatan membaca sastra, misalnya hal itu terjadi karena membaca poetry reading sastra secara lisan memiliki sifat redeskriptif. dalam membaca redeskriptif itu, bunyi ujar tidak muncul secara sewenang-wenang, tetapi harus mampu menggambarkan isi cerita serta suasana yang semula dipaparkan pengarang secara tertulis.
2.1.4. Membaca Bahasa
Membaca bahasa adalah kegiatan membaca yang bertujuan memperkaya kosakata, mengembangkan kemampuan menyusun kalimat, perolehan gaya bahasa yang keseluruhannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa pembacanya.
2.1.5. Membaca Estetis
Membaca estetis sering juga disebut membaca indah, membaca emotif, dan membaca sastra. Membaca estetis adalah kegiatan membaca yang dilatarbelakangi tujuan menikmati serta menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam suatu teks sastra. Sementara untuk menikmati dan menghayati, terlebih dahulu pembaca harus mampu memahami isi serta suasana pengaturan dalam teks yang dibacanya.
2.1.6. Membaca Kritis
Membaca sastra dapat juga meningkat menjadi kegiatan membaca kritis, yakni bisa lewat teks sastra yang dibaca pembaca bukan hanya bertujuan memahami, menikmati dan menghayati, melainkan juga bertujuan memberi penilaian. Pengertian membaca kritis itu sendiri adalah kegiatan membaca dengan menggunakan pikiran dan perasaan secara kritis untuk menemukan dan mengembangkan suatu konsep dengan jalan membandingkan isi teks sastra yang dibaca dengan pengetahuan, pengalaman serta realitas lain yang diketahui pembaca untuk memberikan identifikasi, perbandingan, penyimpulan dan penilaian.
2.1.7. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang dilatari tujuan menerapkan perolehan pemahaman dari membaca unntuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang bersifat aplikatif. (Aminuddin, 2011)
Adapun tipe pembaca yang tidak efisien yaitu :
1. Tipe pembaca yang melafalkan apa yang dibacanya
1. Tipe pembaca yang melafalkan apa yang dibacanya
Banyak orang melakukan cara membaca dengan melafalkan apa yang dibacanya (kata demi kata) dengan bantuan alat ucap (mulut). Cara membaca semacam ini jelas salah, karena kecepatan membaca disamakan dengan kemampuan bergeraknya alat ucap (bersuara). Dengan kata lain, kecepatan membaca disamakan dengan kecepatan berbicara.
Ada tiga macam pembaca ini, yaitu (a) pembaca yang membaca dengan suara keras (nyaring) pada seluruh bacaan; (b) pembaca yang hanya bergumam; dan (c) pembaca yang mengikuti baris-baris bacaannya dengan gerakan mulut (tidak bersuara). Semuanya dapat dikatakan kurang efisien.
2. Tipe pembaca bergerak
Tipe pembaca bergerak ialah seorang pembaca yang dalam perbuatan membacanya diikuti oleh gerak-gerik sebagian anggota badan, baik disengaja maupun tidak. Contonya sambil menggoyang-goyangkan kaki, membaca sambil menggigit-gigit ujung alat tulis, membaca sambil mengetuk-ngetuk jari tangan di meja, dan sebagainya. Secara prinsip faktor ini tak terlalu mengganggu. Akan tetapi, menghilangkan kebiasaan ini akan menambah konsentrasi terhadap bacaan menjadi lebih sempurna.
3. Membaca sambil tiduran (berbaring)
Ada sebagian orang yang merasa nikmat bila membaca sambil tiduran. Cara membaca ini jelas merupakan kebiasaan membaca yang jelek. Terutama ditinjau dari segi kesehatan mata. Dengan membaca sambil tiduran, mata dipaksa bekerja lebih keras. Kelelahan mata adalah efek langsung dari cara membaca semacam ini.
4. Tipe pembaca yang tak berkonsentrasi
4. Tipe pembaca yang tak berkonsentrasi
Ini juga salah satu kelemahan dari beberapa orang pembaca. Terkadang tampak secara jelas, secara fisik seseorang sedang membaca. Akan tetapi, sampai beberapa waktu belum juga membalik-balik halaman buku. Ternyata hanya pada awal-awal baris saja ia membaca. Pada baris-baris berikutnya, tujuan membaca beralih menjadi berkhayal atau di luar konteks apa yang dibacanya. (Nurhadi, 2016)
Sumber:
Aminuddin. (2011). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo .
Nurhadi. (2016). Strategi Meningkatkan Daya Baca. Jakarta: Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment