Ngecas Ide Lewat Chicago Typewriter

Siapa nih yang suka drama Korea? Pasti sudah enggak asing lagi dong dengan Yoon Ah In, Im Soo Jung dan Go Kyung Pyo? Dalam serial drama Chicago Typewriter yang bergenre roman fantasi ini, mereka berperan sebagai teman seperjuangan loh!

Chicago Typewriter memang bukan drama baru, karena telah diliris April 2017. Namun, drama yang mengisahkan tentang penulis pada masa penjajahan Jepang era 1930-an yang ditulis oleh Ji soo Wan, banyak sekali loh hal yang dapat diambil amanatnya.

Apalagi untuk saya atau mungkin Teteman yang mulai gundah gulana dan mulai susah ketika menghadapi ide yang tiba-tiba tersendat. Biasanya jika sudah mulai seperti itu, saya akan segera mencari referensi motivasi yang dapat mengembalikan semangat menulis. Salah satunya berburu drama Chicago Typewriter ini.

Meski drama ini bukan satu-satunya yang mengangkat tema tentang menulis tetapi juga menganggkat tema tentang persahabatan dan patriotisme, tapi saya menyarankan drama ini kepada kalian yang belum menonton. Selain ceritanya yang unik, tentu saja menceritakan pahit manisnya dunia tulis menulis. 

Review Drama Korea Chicago Typewriter

Seperti halnya yang dialami oleh Han Se Joo yang diperankan oleh Yoon Ah In. Dalam cerita Se Joo adalah seorang penulis terkenal namun mengalami tekanan ketika ingin menulis. Dia tiba-tiba kehilangan kemampuan menulis ketika mendapatkan mesin ketik yang didapatnya dari Amerika.

Saat menatap mesin ketik itu dia merasa dihantui banyang-bayang masa lalu dari mimpinya yang tidak tahu berasal dari mana. Akan tetapi, bayang-bayang masa lalu dari mimpinya tersebuat akan menguak satu persatu mengapa dia dapat mengalami hal tersebut.

Cerita semakin menarik ketika mendekati deadline, kondisi Se Joo yang tengah writer’s block tiba-tiba mengirimkan fax ke penerbit yang bahkan tidak pernah dia ketik sebelumnya. Pemberitahuan dari penerbit itu membuat Se Joo terkejut, apalagi dia selalu mewanti-wanti produsernya dan terus menanyainya apakah benar itu adalah karya yang telah ditulis Se Joo? Karena sebelumnya, akibat writer’s block yang dialami membuat produser menyarankan untuk memakai ghost writer.

Sebagai penulis ternama, menggunakan ghost writer merupakan keputusan yang genting. Apalagi di sekeliling Se Joo bertebaran awak media yang siap mengabarkan setiap gerak-geriknya. Karena memilih seorang ghost writer pun, bukanlah sebuah jalan yang tepat meski sang produser kerap kali menyarankannya. Akan tetapi prinsip Se Joo adalah “Lebih baik membiarkan seseorang mencuri tulisannya, daripada mengakui tulisan orang sebagai tulisannya.”

Prinsip itu muncul tidak terjadi begitu saja. Sepuluh tahun yang lalu, seseorang yang sudah dianggapnya sebagai saudara telah mencuri tulisan Se Joo yang juga berkeinginan menjadi seorang penulis. Dia adalah anak Penulis Baek yang sudah dianggapnya ayah dan guru. Itulah mengapa, kadang kala ingatannya tentang masa silam dapat memberikan motivasi untuk lebih baik lagi untuk Se Joo.

Dari peristiwa yang dialami oleh Han Se Joo, saya dapat menarik dua kesimpulan.

#Pertama Ketangguhan Se Joo Dalam Menghadapi Writer’s Block

Sebagai seorang penulis writer’s block bukanlah sesuatu yang diharapkan. Dalam hal ini Se Joo terus berusaha dengan kemampuan yang dimiliki untuk memerangi penyakit tersebut. Dalam keadaan genting, dia tidak ingin berhenti dan terus berusaha menulis meski writer’s block menghantui.

Dari peristiwa Se Joo  ini, secara tidak langsung mengajarkan kita untuk tidak menyerah. Bahwa dengan pantang menyerah adalah pembuka jalan dalam setiap masalah yang dihadapi, baik itu seperti writer’s block yang dialami Han Se Joo maupun hal-hal yang ada dalam kehidupan ini.

#Kedua Chicago Typewriter Mengajarkan Kita Untuk Rendah Hati dan Selalu Sabar

Plagiasi bukanlah hal yang diharapkan bagi seorang penulis ataupun dibidang lain. Selain merugikan, plagiasi adalah salah satu penyakit yang dapat merusak karakter seseorang. Akan tetapi, peristiwa plagiasi dalam Chicago Typewriter yang dialami sang tokoh utama menciptakan sebuah motivasi tersendiri.

Han Se Joo, berusaha untuk menjadi lebih baik dalam menulis setelah tahu karyanya diplagiasi. Seolah-olah, peristiwa yang dialami tersebut menjadi sebuah cambukkan bahwa akan ada hari yang baik selama dapat berserah diri, bersabar, dan dari berbagai usaha yang dilakukan.

Selain kedua hal ini, sebenarnya masih banyak sih! Berkaitan kesetiakawanan, nasionalis misalnya. Namun saya hanya membagikan dua poin utama yang menurut hemat saya relevan dalam kegiatan kepenulisan.

No comments:

Post a Comment