Resensi Novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia


Hai pembaca Titik Literasi! Kali ini saya akan meresensi salah satu novel dari karyanya Bunda Asma Nadia, judulnya Cinta di ujung Sajadah. Mungkin dari kalian ada yang penasaran bagaimana sih cerita dari novel tersebut? Nah, dengan sedikit ulasan ini semoga teman-teman yang belum membeli dan membaca mempunyai gambaran dari novel ini yaaa...

Review Novel Cinta Di Ujung Sajadah







Identitas buku
Judul Novel                : Cinta di Ujung Sajadah
Pengarang                  : Asma Nadia
Penerbit                     : Asma Nadia Publishing House
Cetakan                      : VII, Juli 2017
Tempat Terbit           : Depok, Jawa Barat
Tebal                          : 328

Kepengarangan

Asma Nadia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Sudah lebih dari 50 buku  yang diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan nonfiksi. Sejak 2011, sang penulis menjadi kolumnis tetap rubrik Resonansi di harian nasional Republika, setiap hari Sabtu.

Berbagai penghargaan di bidang penulisan diraihnya. Selain itu Komunitas Internasional mengakui kiprah ibunda dari Putri Salsa dan Adam Firdaus ini. Sang penulis tercatat sebagai salah satu dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia, 2013 dan 2014.

Sinopsis

Dia bernama Cinta Ayu, seorang gadis yang setia dengan kata rindu. Belasan tahun dia berusaha mencari kasih dari surganya. Sejak kecil, Cinta selalu bertanya kepada ayahnya, bagaimana sosok ibunya dan bagaimana ibu bisa meninggal? Namun seorang kepala keluarga itu hanya bungkam, dan menyuruh anaknya untuk tidak mengulik kembali kenangan masa lalu.

Sebagai anak belasan tahun, Cinta tak mudah menyerah begitu saja. Saat ada waktu senggang dia bertanya kepada Mbok Nah, pembantu yang sudah sedari dulu bekerja di keluarga Cinta. Namun Mbok Nah tidak menjelaskan banyak, hanya mengatakan kalau Ayu Ningsih ibu Cinta itu memiliki hati yang hangat. Dari pertanyaan-pertanyaan Cinta, begitu-begitu saja jawabannya tidak ada yang berubah.
Hingga pada akhirnya, ketika Cinta berusia lebih tujuh belas tahun, Mbok Nah memberikan sebuah kado istimewa kepada Cinta. Sebuah surat dari Ayu Ningsih yang dikirimkan tujuh  tahun yang lalu. Tentu saja Cinta sangat terkejut, ibu yang selama ini dikiranya sudah meninggal ternyata masih hidup.

Setelah mengetahui fakta ini, Cinta memutuskan mencari ibunya lewat alamat surat tujuh tahun itu. Awalnya Ayah Cinta menentang, namun Cinta tetap pada pendiriannya meninggalkan rumah mencari ibu yang sudah melahirkannya.

Namun, apakah Cinta berhasil bertemu dengan Ayu Ningsih? Lalu kenapa seorang kepala keluargaku itu merahasiakannya kepada Cinta?
Seperti biasa Bunda Asma Nadia menulis dengan bahasa yang ringan, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami setiap bab dalam cerita. Selain itu, Bunda juga mengangkat cerita yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari.

Adapun nilai yang dapat diambil dalam novel ini adalah kita tidak boleh menghakimi seseorang karena masa lalu mereka.





Lumajang, 10 Februari 2018

No comments:

Post a Comment