Unsur Intrinsik Novel Bidadari-Bidadari surga (Dia Kakakku!) karya Tere Liye



Pengertian unsur intrinsik

Unsur instrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. unsur yang dimaksud misanya, tokoh, latar, alur, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat. 

 a. Tokoh

Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro, (2002:165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Abrams dalam Nurgiyantoro (2002:165), tokoh cerita (characters) adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Boulton dalam Aminuddin (2011:79) mengungkapkan bahwa cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokohnya itu dapat berbagai macam. Mungkin pengarang menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, dan lain sebagainya.

b. Latar 

Latar atau setting yag disebut juga sebagai landas tumpu, menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. (Abrams, dalam Nurgiyantoro; 2002:216).

Stanton dalam Nurgiyantoro (2002: 126) mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasikan oleh pembaca secara faktual jika membaca ceita fiksi. Atau ketiga hal inilah yang secara konkret dan langsung membentuk cerita.

 c. Alur

Stanton dalam Nurgiyantoro (2002:113), mengemukakan bahwa plot atau alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Kenny dalam Nurgiyantoro (2002:113) mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.

 d. Sudut Pandang

Abrams dalam Nurgiyantoro, (2002:248) mengemukakan bahwa sudut pandang, point of view merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Dengan demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa atau style adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2002:276). Stile ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti pemilihan kata, struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi dan lain-lain.

Leech & Short dalam Nurgiyantoro (2002:276), stile adalah suatu hal yang pada umumnya tidak lagi mengandung kontroversial, menyaran pada penggunaan bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, untuk tujuan tertentu dan sebagainya.

 f. Tema

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto, dalam Nurgiyantoro, 2002:68). Menurut Stanton dan Kenny dalam Nurgiyantoro (2002:67), tema (theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.

g. Amanat

Amanat merupakan pesan dari pengarang ke pada pembacanya yang terkandung di dalam cerita novel. Dalam menyampaikan maksud pesannya, sang penulis biasanya meng-ungkapkannya secara tersirat ataupun tersurat.


Analisis Unsur Intrinsik Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) karya Tere Liye

a. Tokoh dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye

Tokoh-tokoh dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) karya Tere Liye meliputi Mamak Lainuri, Laisa, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, Yashinta, Wak Burhan, Cie Hui, Wulan, Jasmine, Goughsky, Intan, Juwita, Delima, Warga Kampung Lembah Lahambay, Mr. Dan Mrs. Yoko.

b. Latar dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye

Latar tempat pada Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye adalah rumah, sungai, ladang, balai lembah kampung lahambay, sekolah kecamatan, desa atas, hutan, bandara, rumah sakit, Gunung Semeru, aula simposium, Gunung Kendeng.

Latar waktu pada Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye menggunakan latar pagi, siang dan malam. Hal ini dapat dibuktikan pada salah satu contoh kutipan latar pada halaman 57.

“.........Sekali, dua kali, tiga kali, berkali-kali dia menyusun ulang balok-balok itu. jatuh, disusun kembali. Gesit. Terampil tangannya mengikatkan rotan. Memukul ujung bambu dengan batu agar melesak lebih dalam ke tepi sungai. Cahaya mentari pagi yang meninggi menyinari wajahnya.” (Tere, 2016)

c. Alur dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye

Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur campuran. Karena pada novel ini diawali dengan kisah saat ini (kisah sekarang dalam cerita) yang kemudian beralih ke kisah masa lalu. Banyak tokoh yang megingat masa lalu mereka ketika masih remaja, utamanya Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta. Salah satu contohnya terdapat pada halaman 110.

“Ya Allah, dia jahat sekali, jahat! Dua puluh lima tahun yang silam. Seperempat abad lalu. Kejadian itu tidak akan pernah terlupakan. Tidak akan. Wajah Kak Laisa yang menangis saat itu. Wajah Kak Laisa yang seperti tak percaya mendengar dia mengatakan kalimat-kalimat menusuk itu. Ikanuri tersedan. Lihatlah, wajah Kak Laisa sekarang seperti mengukir sempurna di bayangan jendela kereta.........” (Tere, 2016)

d. Sudut pandang dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye

Sudut pandang yang digunakan pada Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) adalah sudut pandang persona ketiga “dia”. Hal ini dapat dibuktikan pada salah satu contoh kutipan dihalaman 85.

“Lenggang. Dalimunte mengusap wajahnya sekali lagi. Terdiam. Bukan karena gurauan Ikanuri soal penelitiannya. Wibisana dan Ikanuri berdua memang sejak kecil kompak sudah suka mengganggu ‘penelitian-penelitiannya’. Menyembunyikan alat-alatnya. Dalimunte terdiam karena memikirkan sesuatu. Cemas.” (Tere, 2016)

e. Gaya bahasa dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye

Adapun salah satu gaya bahasa dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye, menggunakan gaya bahasa hiperbola:

Tepuk tangan bak dikomando menggema bagai dengung lebah. (Tere, 2016:9)

f. Tema dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye

Novel ini memiliki tema tentang kasih sayang dan rasa memiliki antarsaudara dalam keluarga. Hal ini begitu menonjol pada tokoh Laisa yang berusaha untuk membantu Mamak Laisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Laisa begitu peduli pada keempat adiknya, meski kadang sikap mereka membuat Laisa emosi. Akan tetapi emosi itu dapat melebur akibat kuatnya kasih sayang dan rasa memiliki antarsaudara yang telah terjalin. Hal ini dapat dibuktikan pada halaman 108.

“Laisa menelan ludah. Matanya tiba-tiba berair. Ya Allah, aku mohon, jangan
pernah, jangan pernah buat aku menangis di depa adik-adikku. Jangan pernah! Itu akan membuat mereka kehilangan teladan. Laisa meremas pahanya kencang-kencang. Berusaha mengalihkan rasa sakit hati ke rasa sakit di tubuhnya.” (Tere, 2016)

g. Amanat dalam dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye

Amanat yang dapat diambil dari dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga (Dia Kakakku!) Karya Tere Liye:

Jangan hanya melihat tindakan yang dilakukan, akan tetapi renungkanlah untuk apa hal itu dilakukan.

Sebenarnya kepedulian berasal dari orang terdekat
Bagaimana pun kondisinya dia tetap ada untukmu


NB: Kenapa saya hanya menganalisis unsur instrinsik saja, alasannya karena sudah pernah menganalisis penulis yang sama dengan karya berbeda, yakni Novel Rindu karya Tere liye. Untuk lebih jelasnya mengenai unsur ekstrinsik dapat dilihat di sini.

Kemudian alasan kenapa saya memberi (Dia Kakakku!) setelah judul, karena Novel Bidadari-bidadari Surga kini berganti cover baru, dengan judul "Dia Kakakku". 

No comments:

Post a Comment