“Apa manfaatnya sih?”
“Hiduplah sendiri dengan orang-orang yang mendukungmu
itu.”
Ah! Bagaimana bisa aku bertahan dengan sepah serapahnya
di tengah malam itu. Tentu saja ini bukan pertama kalinya. Aku tahu pekerjaanku
tak mewah seperti lelaki berdasi yang berlalu lalang di pagi hari. Aku juga bukan
anak dari keluarga yang kaya raya, apalagi yang memiliki pangkat tinggi. Karena
aku adalah aku, yang tak ingin memandang dunia fana menjadi tujuan. Bukannya
congkak, sampai saat ini tidak ada keinginan lain selain ingin menjejaki kakek
yang hidup bahagia melalui kata sederhana.
Mungkin mereka akan beranggapan betapa sok tahunya aku mengajari orang lain.
Betapa mengguruinya aku pada kehidupan seseorang. Sejatinya, aku terlalu lelah
berurusan dengan dunia yang mereka lalui, karena itu selalu rumit dan
memusingkan. Sejatinya aku silau dengan bertingkat-tingkat pangkat yang mereka
banggakan. Bukan karena aku tak mampu, atau karena aku tak tamat sarjana. Semua
ini kulakukan karena aku ingin bahagia, tanpa mendengar mereka berbicara.
Sapa saja aku Mr.F,
yang tiba-tiba menjadi tokoh utama untuk hari ini.
Lumajang, 31 Maret 2018
No comments:
Post a Comment