Resensi Buku Gara-Gara Indonesia karya Agung Pribadi


Identitas buku
Judul buku     : Gara-Gara Indonesia
Penulis            : Agung Pribadi
Penerbit          : AsmaNadia Publishing House
Cetakan           : II, Januari 2014
Tempat terbit : Depok
Tebal                : xiv + 210 hlm.

Review Buku Gara-Gara Indonesia karya Agung Pribadi


Kepengarangan
Agung Pribadi merupakan penulis berlatar belakang pendidikan sejarah. Sejak masa kuliah dia dikenal sebagai mahasiswa yang produktif. Sudah banyak karyanya yang diterbitkan di media cetak maupun elektronik. Saat ini Agung Pribadi aktif di penerbitan dan menjadi pembicara motivasi di berbagai kesempatan. Bila ingin berkomunikasi dengan penulis bisa melalui twitter @agungpribadisej dan facebook: Agung Pribadidua.

Sinopsis
Gara-gara Indonesia merupakan karya buku nonfiksi yang berisi tentang kumpulan sejarah Indonesia, khususnya mengenai peran Indonesia dalam perubahan dunia yang mungkin jarang ditemui pada buku sejarah maupun pembelajaran Sejarah di sekolah. Buku ini terdiri dari empat sub pembahasan (1) gara-gara Indonesia, (2) hanya Indonesia yang berani beda, (3) Indonesia lebih hebat, dan (4) penutup.
Dari beberapa topik tersebut ada satu subsub topik yang cukup menarik dan mungkin akan membuat teteman juga bangga terhadap bangsa ini. Topik tersebut yakni ‘hanya Indonesia yang mengabaikan bahasa penjajah’.  

Teteman sudah tahu bukan, bila suatu negara yang pernah terjajah puluhan atau ratusan tahun akan menggunakan bahasa penjajahnya tersebut sebagai bahasa nasional? Misalkan saja Negara Brazil yang masyarakatnya berbicara bahasa Portugal karena pernah dijajah Portugal selama 500 tahun. Contoh lain Maroko yang pernah dijajah Perancis. Akan tetapi berbeda dengan Indonesia yang memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berdasarkan kesepakatan bersama. Meski dulu Belanda pernah menjajah Indonesia selama ratusan tahun, namun bangsa ini menolak bahkan melupakan bahasa penjajah dan hanya menggunakan beberapa kata bahasa Belanda yang diserap sebagai bahasa Indonesia.

Author yakin, perjuangan untuk menyepakati bahasa persatuan tersebut tidaklah mudah. Indonesia– negara yang luasnya tak sepetak ini dengan beragam suku, ras, dan budaya berani menjunjung persatuan dan menjadikan bangsa Indonesia mempunyai jati diri. Jadi berbaggalah teteman, meski di luar sana kita melihat negara ini dari “sudut pandang yang berbeda”, sejatinya bangsa ini memiliki banyak sekali sejarah yang panjang dan kisah yang perlu diapresiasi–terkhusus bagaimana kini kita menyikapi bahasa Indonesia untuk bersaing dalam konteks global.





“Yakin, bisa Thor?”

Kalau ditanya seperti itu, author sih yakin sebab bahasa Indonesia itu berkembang bila dipelajari dan hidup karena dilestarikan. 


No comments:

Post a Comment