Suatu senja di desa yang bernama Desa Kenok, tinggallah Masut bersama istrinya. Waktu itu Masut sedang berbincang di balai bambu bersama gurunya. Kemudian beberapa orang pengawal kerajaan datang untuk menyampaikan pesan raja kepada guru Masut. Sang raja memerintahkan guru Masut untuk memberantas pemberontakan. Masut yang mendengar perintah tersebut mengajukan diri untuk menggantikan gurunya dalam menyelesaikan perintah sang raja. Guru merestui keinginan Masut, namun sang istri tidak menghendaki. Masut membujuk istrinya, tetapi istrinya tetap saja khawatir, sehingga dia berjanji dan memberikan sebuah balai bambu sebagai tanda jika di balai-balai bambu terdapat bercak darah maka itu berarti Masut tertangkap.
Masut pun berangkat ke desa pemberontak. Dia bertemu dengan pemimpin pemberontak, namun pertemuan itu justru membuatnya mengetahui bahwa selama ini raja telah menipunya. Untuk mengetahui lebih banyak tentang tabiat raja, Masut pun ikut bersama para pemberontak. Sementara itu di rumah, istri Masut melihat bercak-bercak darah muncul di balai-balai bambu. Dia begitu gelisah mengingat janji Masut yang mengatakan akan pulang.
Satu tahun kemudian, dalam kegelisahan dan kekhawatirannya itu datanglah Kawi yang berniat untuk melamar istri Masut. Meskipun istri Masut menolak, Kawi terus meyakinkannya bahwa suami yang ditunggunya tak akan pernah datang dan mungkin saja tewas terbunuh. Istri Masut pun tak memiliki pilihan, selain menerima lamaran Kawi.
Di samping itu pimpinan pemberontak menceritakan banyak hal tentang raja yang belum Masut ketahui. Saat bercerita kepada Masut tiba-tiba diberitahukan bahwa prajurit kerajaan yang menjadi tawanan berhasil melepaskan diri. Mendengar hal itu, pemimpin pemberontak memerintahkan untuk menangkap dan membunuh mereka. Tetapi sebelum bawahan pimpinan pemberontak berhasil menangkap tawanan yang melarikan diri itu, mereka dikepung oleh prajurit kerajaan yang dipimpin oleh raja. Kemudian timbullah perdebatan antara pimpinan pemberontak dan raja.
Setelah itu raja menembak pimpinan pemberontak dan membawa Masut kembali ke kerajaan. Sesampainya di rumah, Masut merasa aneh karena melihat banyak orang. Dia terkejut setelah mengetahui kalau istrinya akan menikah dengan Kawi. Kemudian Masut memberikan perhitungan kepada istrinya dengan menjadi dalang dengan memainkan wayang dan menceritakan tentang janji-janjinya sebelum berangkat berperang. Mendengar cerita dari dalang itu, istri masut berlari ke balai-balai bambu dan tidak menemukan bercak darah. Mengetahui hal itu, istri Masut langsung menghampiri dan memeluk dalang yang ternyata adalah Masut.
0 Comments