Who I am? (Review It’s Okay, You’re Just Different karya Kim Doo Eung)

Kim Doo Eung, siapakah dia? Sebenarnya pun saya tidak kenal siapa beliau ini. Namanya saja baru saya eja waktu sekitar akhir tahun lalu ketika berkunjung ke salah satu toko buku di Jember. Bukannya tidak ingin membaginya kepada teteman, namun saya sudah berusahakan akan tetapi sulit mencari identitas seperti yang saya harapkan. (misterius, padahal beliau sudah melahirkan karya yang luar biasa). Akan tetapi, melalui karyanya ini saya menilai Kim Doo Eung merupakan seseorang yang lemah lembut dan emosional. (eitss... ingat yaaa emosial itu bukan berarti marah. Maaf saya ingatkan, karena banyak dari masyarakat kita yang salah mengartikan emosional, emosi. Padahal arti kata emosional, emosi memiliki pengertian yang cukup luas, bukan marah saja, sedih, gembira, haru juga termasuk emosi. Okay itu saja.)

Review Buku It's Okay You're Different karya Kim Doo Eung




Nah, apa sih isi karya luar biasa dari Kim Doo Eung ini? Karya luar biasa tersebut adalah buku berjudul It’s Okay, You’re Just Different berisi tentang 25 kisah tokoh inspiratif dunia. Beberapa tokoh yang diceritakan, mungkin ada yang tidak asing lagi bagi teteman. Seperti kisah dari Bill Gates, Albert Einstein, Beethoven, Helen Keller dan sebagainya.

“Tapi Thor, apa bedanya buku ini dengan bacaan atau sumber lainnya?”





Yaa tentu bedalah. Buku ini akan mengajarkan teteman untuk tetap teguh pada prinsip diri dan lebih menghargai seseorang bernama ibu.

“Lah, hubungannya dengan ibu apa Thor?”

Teteman juga pasti sudah tahu siapa itu ibu. Yaaa... seperti ibu author dan ibu teteman sekalian. Hubungannya adalah sebagian besar tokoh yang diceritakan memiliki masalah yang mungkin akan dianggap mustahil bahkan tidak normal  bagi orang lain, namun bagi ibu apapun bisa dilakukan oleh sang anak (intinya ibu mendukung anak). Sebenarnya apa sih masalah yang dialami beberapa tokoh dalam buku ini?

Okay, saya akan mengambil salah satu sampel kisah dari Bill Gates. Diceritakan bahwa saat masih kecil Bill terlahir anak yang cemerlang.  Di sekolah dia termasuk anak yang rajin dan sangat menyukai Matematika, namun bila pada mata pelajaran yang tidak disukainya dia lebih sering tidur, membuat suara aneh atau mempermainkan guru. Mengetahui perilaku anaknya, Ibu Bill marah dan tidak tahu harus berbuat apa.

Suatu ketika Ibu Bill meminta tolong ke psikolog dan mendapatkan sebuah nasehat untuk tidak memaksa Bill melakukan sesuatu dan membebaskan dia untuk melakukan apa yang disukai. Bahkan nih, untuk memfasilitasi sang anak Ibu Bill rela menyumbangkan unit komputer ke sekolahnya. Mendapatkan perlakuan sedemikian rupa membuat Bill semakin fokus dan berkonsentrasi pada hal-hal yang disukai, salah satunya tentang pemograman komputer. Saking fokusnya nih, membuat Bill kadang lupa waktu sehingga ibunya membuatkan jadwal harian, seperi jadwal makan, mandi ataupun tidur.

Kecintaan dan keseriusannya pada pemograman komputer membuat dia masuk ke Universitas Harvard. Akan tetapi tak lama kemudian drop out lantas memilih mengembangkan program komputer berukuran kecil bersama seniornya bernama Paul Allen. Perusahan Microsoft Bill lambat laun menjadi perusahan perangkat lunak yang maju. Pada 1996 penjualan programnya tercatat 8,6 miliar dolar dan Bill menjadi pengusaha yang disegani di Amerika.

Well, setelah membaca ulasan sedemikian rupa muncullah satu pertanyaan dalam kepala saya,“Bila Ibu Bill tidak membebaskan Bill waktu itu, apakah dia sesukses ini?” nyatanya ibu merupakan seseorang yang begitu paham pada diri kita. Seseorang yang selalu peduli dan selalu memaklumi apapun yang kita buat.





Tanpa ibu, siapalah kita? Tentu bukan siapa-siapa. Kemungkinan besar, tanpanya... kita tidak mungkin bisa menghirup kehidupan yang segar ini. Tanpanya... kita tak mungkin sampai di titik ini. Terima kasih dan selamat berjuang untuk para ibu dan calon ibu di seluruh dunia.



No comments:

Post a Comment