Kontemplasi Semesta


Kali kedua di tahun ini aku memandang awan yang redup. Dulu fajar lantas kini senja. Apa yang sedang direncanakan-Nya? Tak sedikit reaksi ringkih yang menjadi kontemplasi atas protes semesta. Seperti hitam dan putih; lalu siang dan malam; kemudian redup akankah menjadi terang? Jelas saja aku tak mempunyai kuasa. Aku sekadar manusia yang hanya memiliki usaha dan mencoba bersitatap dengan—Nya.

Lumajang, 27 Juni 2020


No comments:

Post a Comment