It's Me?



Terlampau sering mereka menganggap aku antisosial. Seseorang yang tidak mau peduli  cara mereka berbicara, melangkah bahkan bernapas. Tak jarang berbagai pernyataan muncul yang kadang sempat menggoyahkan pendirian, walau tak lama. Iya, tak lama. Meski nurani itu ibarat bahan elastis yang bisa ditarik ulur, tapi lama-lama akan kendor juga, 'kan? Rusak; tak seperti semula.

Kukira mereka bersikap begitu karena tak tahu. Mungkin juga belum mau tahu? Bila manusia diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Begitu pula cara untuk mengungkapkan perhatian bahkan memperlakukan manusia lainnya. 

Namun sayang, tak banyak manusia yang mau berpikir dan membaca ulang tiap kelakuan yang ditunjukkan lawan bicara. Mereka hanya percaya apa yang ada di depan mata, tanpa bertanya pada titik batin masing-masing. Mereka hanya fokus berkata, "Oh, jadi begitu, begini" tanpa pernah bertanya, "Kenapa dan mengapa?" Ya, itulah manusia. Bahkan dengan sadar mereka menganggap diri sebagai manusia.

Jikapun ada yang bertanya kepadaku mengapa? Mungkin diam dan sikap cuek ini merupakan caraku menghargai mereka. Aku tidak bicara bukan tidak peduli, apalagi membenci. Sebab inilah karakterku, dan inilah aku. 

Aku memang terlampau cuek untuk jadi manusia. Namun aku hidup untuk menjadi diri sendiri, bukan untuk melayani pendapat mereka. 

No comments:

Post a Comment