Menjemput Tulang Rusuk (Review #BerhentiDiKamu karya Gia Pratama)

Apapun profesi yang ditekuni seseorang, belum lengkap rasanya kalau tidak mencoba terjun  dalam dunia tulis menulis. Rasa-rasanya menguasai keterampilan menulis di zaman sekarang, menjadi salah satu keahlian yang perlu dikuasai. Why? Sebab tanpa disadari sebuah tulisan bisa mengubah dan memengaruhi berbagai aspek baik bagi pembaca bahkan tak jarang juga penulisnya. Sama halnya penulis buku #BerhentiDiKamu nih, yang cuitannya sempat ramai diperbincangkan netizen dan akhirnya berhasil diterbitkan dalam bentuk buku. Teteman ada yang tahu?

Review Novel Berhenti di kamu karya Gia Pratama


Dia Gia Pratama–seorang dokter muda yang katanya suka bercerita. Pria kelahiran Jakarta 31 Agustus ini berhasil menerbitkan buku pertamanya berjudul #BerhentiDiKamu pada tahun 2018. Alih-alih menerbitkan buku kedokteran dan sejenisnya, dokter lulusan Universitas Yarsi ini menuliskan kisah perjalannya dalam menjemput belahan hatinya. Namun dr. Gia tidak lupa dengan latar belakang profesinya sebagai dokter, sebab dia juga kerap mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan di media sosial loh! 

Seperti halnya judul yang saya pilih ‘’Menjemput Tulang Rusuk’’, buku #BerhentiDiKamu menceritakan perjalanan dr. Gia dalam menjemput sang pujaan. Dalam buku dikisahkan bila saat itu dr. Gia sudah cukup umur untuk menikah, tapi belum ada calonnya. Akhirnya saat memutuskan untuk pergi umrah bersama keluarga: ayah, ibu dan adik, dr. Gia berdoa agar segera dipertemukan dengan belahan hatinya.

Dalam keadaan beribadah itu, dr. Gia bertemu dengan seorang gadis bernama Elsa. Sekembalinya dari tanah suci pun membuat mereka semakin dekat dan memutuskan untuk menjalin hubungan serius. Namun suatu hari mulai timbul jarak disebabkan oleh kesibukkan masing-masing. Walhasil mereka memutuskan untuk berpisah meski dari kedua pihak keluarga sudah saling mengenal.

Hari-hari dr. Gia sepeninggal Elsa pun tak jauh berbeda, meski sebelumnya ada perasaan patah hati. Namun dokter tidak menyerah dan tidak berlarut dalam kesedihan yang dialami. Dia masih terus berdoa untuk diberikan teman hidup yang terbaik dan selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter. Hingga suatu ketika ayah dr. Gia memberikan secarik kertas bertuliskan nomor telepon atas nama Syafira dari salah satu pasien. Katanya pasien tersebut bermaksud ingin menjodohkan dr. Gia dengan keponakannya. 

Lantas apakah dr. Gia menerima tawaran tersebut dan pencariannya terhenti di Syafira?

Tentu saja dr. Gia memutuskan untuk menghubungi Syafira–seorang gadis asal Surabaya.  Siapa sangka bila dr. Gia dan Syafira cukup ‘nyambung’ meski memiliki banyak perbedaan. Namun tanpa disadari perbedaan tersebut malah membuat mereka semakin dekat. 

Setelah bertemu dengan Syifa pun dr. Gia merasa yakin bila dia merupakan seseorang yang dicarinya selama ini. Tak ingin menunggu terlalu lama, setelah kedua pihak keluarga merestui akhirnya mereka melangsungkan pernikahan.

“Hah? Ceritanya begitu doang?”

Eitss jangan salah. Ada plot-twist yang membuat kisah dr. Gia dan Syifa ini menarik. Usut punya usut ternyata sebelumnya dr. Gia dan Syafira pernah bertemu di salah satu lift hotel Singapura. Saat itu Syafira mengenali dr. Gia sebagai kakak Gianne. Ternyata nih, adik dokter mengenal Syafira bahkan setahun sebelum dr. Gia bertemu Elsa. Jadi seperti halnya pepatah, jodoh emang enggak ke mana ya? 

Kisah dr. Gia dan Syafira enggak hanya diabadikan dalam tulisan, kalau teteman tahu #BerhentiDiKamu juga diabadikan dalam film loh! Kalau tidak salah baru diliris tanggal 12 Februari 2021. Ada yang sudah nonton?

Dari kisah dr. Gia dan Syafira saya bisa mencerna satu hal, selama ada kesungguhan dan doa apapun bisa terjadi.



Post a Comment

0 Comments