"Just The Two of Us. We'll be fine."
Identitas buku:
Judul buku : Istri Kedua
Pengarang : Asma Nadia dan Isa Alamsyah
Penerbit : Republika Penerbit
Cetakan : Pertama, 2020
Tebal : ± xii + 266 hlm.
Kepengarangan:
Asma Nadia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Sudah lebih dari 50 buku yang diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan nonfiksi. Buku Istri Kedua ini merupakan buku ke-60 yang telah diterbitkan loh!
Berbagai penghargaan dibidang penulisan telah diraihnya. Ibunda dari Putri Salsa dan Adam Firdaus ini, tercatat sebagai salah satu dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia pada 2013 dan 2014. Bahkan ada beberapa karyanya yang sudah diadaptasi dalam bentuk film dan mini series sinetron dengan judul yang sama, diantaranya yakni Surga yang Tak Dirindukan, Assalamualaikum Beijing, Emak ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela, Pesantren Impian, Love Sparks In Korea, Cinta Dua Kodi, Istri Kedua, Catatan Hati Seorang Istri dan lainnya.
Meski bukan terlahir sebagai Generasi Z, Asma Nadia aktif juga loh di media sosial. Adapun media sosial Asma Nadia sebagai berikut. Twitter dan Instagram: @asmanadia, YouTube: Asma Nadia, Tiktok: asmanadia8, dan Fanspage Facebook: Asma Nadia.
Isa Alamsyah penulis buku No Excuce merupakan suami dari Asma Nadia. Dia banyak menulis buku-buku nonfiksi seperti Cara Mudah Menulis Novel, 101 Dosa Penulis dan lainnya. Bahkan di tahun 2020 lalu beliau menulis buku fiksi pertamanya yang ditulis berdasarkan kisah nyata berjudul Tuhan, Kenapa Kau Memberi Wajah ini?
Bagi teman-teman yang ingin tahu lebih jauh tetang Pak Isa Alamsyah bisa kunjungi www.isaalamsyah.com atau Instagram @isaalamsyah.
Sinopsis:
Buku Istri Kedua merupakan kumpulan cerita berdasarkan kisah nyata tentang perspektif ‘istri kedua’ yang dituangkan secara fiksi. Btw, kalau teteman kenal Asma Nadia pasti sudah enggak asing dengan sesi curhat dari para pembacanya ‘kan? Seperti halnya Catatan Hati Seorang Gadis, Catatan Hati Seorang Istri dan catatan-catatan lainya; Istri kedua juga berdasarkan kisah dari para pembaca.
Fyi dalam penulisan buku ini Asma Nadia tidak sendiri, beliau dibantu Isa Alamsyah dan S. Prawiro, dari ketiga penulis hebat ini kisah para pembaca berhasil diramu dalam bentuk buku.
Istri Kedua sebagai kumpulan cerita terdiri dari lima belas kisah yang mengulik tentang istri kedua. Dari kelima belas sub judul tersebut, saya tergelitik dan tergugah pada judul Just The Two of Us yang tepat berada di sub judul terakhir. Bukannya kisah yang lain tidak menarik, tapi enggak tahu kenapa bagi saya cerita di Just The Two of Us mempunyai keistimewaan tersendiri.
Seperti halnya judul, seharusnya pembahasan kali ini tentang istri kedua. Namun enggak tahu mengapa saya gagal fokus dengan tokoh suami di Just The Two of Us. Btw, tenang istri kedua masih menjadi topik utama, hanya saja saya akan mengambil salah satu cuplikan dari cerita tersebut.
Secara singkat Just The Two of Us bercerita tentang sebuah keluarga yang mana mereka lama tidak dikaruniai seorang anak. Sang istri memang pernah hamil, tapi Tuhan berkehendak lain dan mereka belum bisa menimangnya. Walhasil desakan dari orang sekitar membuat gundah, apalagi ibu mertua dari suami yang menekankan untuk menikah lagi. Akan tetapi suami tersebut tidak tertarik dan selalu menenangkan istrinya sembari mengatakan ‘just the two of us, enggak apa-apa selama kita berdua bersama’ selalu begitu.
Hingga disuatu ketika sang suami menyetujui permintaan istrinya untuk menikah lagi, bukan senang lagi ibu mertuanya mendengar kabar itu. Namun tak lama suami malah membatalkan rencana tersebut, padahal semua sudah dipersiapkan dengan matang. Benar saja, alih-alih ingin keturuanan sang suami lebih memilih menjaga perasaan istri. Bagi sang suami poligami memang dibolehkan dalam Islam, tapi belum wajib untuknya. Hingga pada akhirnya kabar baik pun datang, sang istri hamil di usia empat puluh satu tahun.
Kisah penutup buku yang mengharukan. Bahkan saya pun sempat membatin eh, masih ada toh yang enggak membawa agama sebagai embel-embel saja? Lantas bagaimana menurut teteman?
0 Comments