Sungguh, Kau Boleh Pergi merupakan buku kumpulan sajak karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada November 2019. Buku ini merupakan buku sajak kedua dan terdiri dari 30 sajak. Meskipun terdiri 30 sajak tidak membuat teteman berpikir terlalu keras, sebab bahasanya cukup sederhana; khas penulisan Tere Liye seperti biasanya.
Enggak hanya bahasanya yang mudah dicerna, buku ini dilengkapi dengan ilustrasi. Penempatan ilustrasi bukan hanya sebagai media estika semata, tapi ilustrasi tersebut membantu pembaca untuk lebih memahami tiap sajak yang disuguhkan.
Buku kumpulan sajak ini kembali mengusung tema mengenai cinta yang tentu saja porsinya enggak berlebihan. Sebab takarannya cukup pas, meski itu tentang menerima, menyayangi, melepaskan dan takaran-takaran perasaan lainnya.
Nah, dari ke-30 sajak itu saya akan menampilkan cuplikan sajak Sungguh, Kau Boleh Pergi sebagaimana dengan judul buku.
Sajak Sungguh, Kau Boleh Pergi karya Tere Liye
Siang pasti digantikan malam
Sekeras apa pun siang bertahan
Matahari pasti tumbang
Dan gelap menyelimuti
Siang pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Kelompok mawar pasti rontok
Sekeras apa pun dia ingin mekar lama
Pasti tiba masanya layu
Dan tangkai-tangkai membisu
Mawar pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Hujan pasti reda
Selama apa pun dia hendak turun
Pasti tiba masanya habis
Dan menyisakan basah di halaman
Hujan pasti pergi
Dan sungguh kau boleh pergi
Maka
Apalagi urusan perasaan
Cinta bisa berganti benci
Percaya memudar berganti kusam ragu
Pun komitmen menipis berubah jadi lupa
Kau boleh pergi
Sungguh boleh
Tapi aku tetap ada di sini
Meyakini bahwa
Besok pagi, malam pun akan berganti siang
Mawar baru akan merekah ulang
Dan hujan berikutnya pasti akan datang
Kau sungguh boleh pergi
Sebenarnya apasih yang tengah dirasakan tokoh aku?
Sejujurnya setelah membaca sajak di atas, saya menjadi gagal fokus dengan kata pergi dan berhubungan pula dengan salah satu drakor yang sempat populer pada masanya (sekitar 2016). Ada yang tahu dan bisa menebak enggak, drakor apa? Coba lihat scene ikonis di bawah ini deh!
![]() |
Hae Soo dan Wang So sumber: google |
Yes! Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo.
Memang, apa hubungannya?
Kemungkinan bagi teteman yang telah menonton drama tersebut akan paham dengan apa yang akan saya bahas kali ini. Eh, mungkin hanya saya saja yang berpikir demikian?
Tokoh Hae Soo mempunyai persamaan seperti tokoh aku pada Sajak Sungguh Kau Boleh Pergi. Dia memilih untuk melepaskan cintanya, sebab pasrah dengan situasi yang tidak mendukung. Saat itu Hae Soo tidak bisa menikah dengan Wang So sebab memiliki bekas luka, dan didukung situasi kerajaan yang tidak memungkinkan mereka menikah, meski keduanya saling mencintai.
Hari-hari Hae Soo semakin kelam di istana, apalagi keluarga kerajaan selalu menyudutkannya sebagai wanita simpanan raja, sedangkan raja harus menikah dengan adik tirinya untuk memperkuat kekuasaan.
Walhasil dia memutuskan menikah (secara formalitas saja) dengan pangeran Jung, agar bisa keluar dari istana. Keputusan Hae Soo untuk pergi bukan karena dia tidak mencintai Wang So, tapi dia tidak ingin keberadaan malah membuat posisi Wang So goyah. Sebab saat itu, Wang So berhasil menjadi raja yang bijak dari raja pendahulu yang hanya gila kekuasaan.
Akan tetapi lambat laun, Wang So cemburu dengan pangeran Jung. Dia marah sebab Hae Soo dan pangeran sangat akrab. Akhirnya Wang So yang biasanya masih berkunjung ke kediaman Hae Soo di luar istana, memutuskan untuk berhenti dan tidak mau tahu lagi tentang mereka.
"Aku tidak pernah meninggalkannya, Hae Soo-lah yang meninggalkanku lebih dulu," tandas Wang So yang tengah salah paham.
Namun di sisi lain, Hae Soo menyimpan rindu untuk Wang So. Hari-hari Hae Soo hanya diliputi keinginan untuk bertemu Wang So. Dunia Hae Soo dan cabang bayi dalam perutnya hanya untuk Wang So.
Akan tetapi meski pengeran Jung telah membantu mengirimkan surat untuk Wang So, dia yang terlanjur marah tidak mempedulikan surat-surat yang diterimanya. Sampai pada akhirnya, Hae Soo menghembuskan napas terakhir setelah melahirkan anaknya dan dalam benaknya hanya untuk bertemu dengan Wang So. Kemudian Wang So yang mendengar kabar duka itu langsung bergegas, meskipun sudah terlambat.
Well selain melepaskan, Hae Soo dan tokoh aku sama-sama sedang menunggu dan masih menyimpan perasaan. Hae Soo menunggu Wang So dan tokoh aku menunggu tokoh kau; yang juga telah pergi.
Lantas apakah tokoh aku dan tokoh kau mengalami kesalahpahaman yang serupa seperti Hae Soo dan Wang So? Lalu apakah tokoh kau akan kembali setelah tokoh aku mencoba melepaskannya?
Saya berpendapat, bila tokoh aku dan kau sejatinya hanya mempunyai kesalahan-pahaman "kecil". Sebab dalam bait terakhir, tokoh aku masih mencoba untuk menerima keadaan bukan untuk serta merta melepaskan si kau. Bagaimana menurut teteman?
"Lawan kata cinta bukan benci, melainkan pergi" - Hae Soo. Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo.
Comments
Post a Comment