“masa lalu yang mungkin penuh masalah tak seharusnya menjadi penghalang meraih surga” -Asma Nadia
Kamu–dalam kamus bahasaku merupakan pronomina. Tak lebih sebagai kata ganti orang atau benda. Iya benda; yang seharusnya bersifat mati dan tak menyakiti. Sebab bila kamu kata ganti orang, pasti berempati dan berhati-hati dalam meluapkan emosi. Eits, lupakan masalah tentang “kamu”, mari ke topik utama! (tolong tidak dianggap serius,hehe).
Berhubung judulnya “Saat Bertemu Kamu”, rasanya kurang etis kalau saya belum menjelaskan pemaknaan kamu dalam tulisan ini (duh! Thor, enggak perlu sefilosofis itulah, bukannya kamu ya memang kamu? Btw, maksudnya bagaimana???).
Ngomong-ngomong tentang kata kamu, (tolong digaris bawahi) tentang kata kamu, right? Bukan kamu! Definisi dalam KBBI “kamu” : pron yang diajak bicara; yang disapa (dalam ragam akrab atau kasar). Padanan “kamu” dalam Tesaurus yakni Anda, awak, engkau, kau, sampeyan, saudara,sira, situ (cak). Sebenarnya saya hanya ingin memberi tahu saja, siapa tahu ada yang belum mengerti tentang kamu, eh tentang kata kamu. Sebab kalau kamu, susah untuk didefinisikan, hahaha.
Kembali ke topik Catatan Hati Seorang Gadis Karya Asma Nadia,dkk!
Sepertinya sudah hafal mengenai siapa itu Asma Nadia. Jadi dalam ulasan kali ini saya skip tentang kepengarangannya, ya? Kalau misal teteman yang masih penasaran siapa itu Asma Nadia bisa dibaca tentang ulasan buku-buku sebelumnya (mengenai kepengarangan Asma Nadia yang terbaru dalam Review Buku Istri Kedua karya Asma Nadia).
Identitas Buku:
Judul Novel : Catatan Hati Seorang Gadis
Pengarang : Asma Nadia, dkk
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Cetakan : I, Maret 2016
Tempat Terbit : Depok
Tebal : ± xix +304 hlm.
Sinopsis Catatan Hati Seorang Gadis:
Buku Catatan Hati Seorang Gadis merupakan kumpulan cerita tentang permasalahan para gadis. Dalam hal ini didominasi dengan soal cinta, bucin-nya gadis pada pasangannya. Seperti halnya buku catatan yang lain, kumpulan cerita ini merupakan kisah nyata yang dituangkan dalam bentuk fiksi (yang telah disamarkan tempat maupun namanya).
Memangnya ceritanya bagaimana sih, kok enggak biasanya Asma Nadia membicarakan kisah-kisah bucin para gadis di luar sana? Kalau masalah cinta, kemungkinan ‘kan begitu-begitu saja!
Ada yang sempat berpikiran demikian, enggak sih?
“PHP, Aborsi, selingkuh, prostitusi, kekerasan seksual pergaulan bebas dan lainnya”
Jujur, saya cukup terkejut dengan kenyataan tersebut. Sebab menurut saya kisah-kisah itu hanya ada di sinetron-sinetron saja. Akan tetapi bila dicermati mengenai berita-berita yang betebaran di dunia maya dan sekitar cukup meyakinkan, bila kisah itu benar adanya.
Fyi, Buku Catatan Hati Seorang Gadis terdiri dari sembilan bab yang mengenai Mahkota Terenggut, Butaya Cinta, Gadis dan Dunia Maya, Cinta dan Perbedaan, Ketika Ada Orang Ketiga, Cinta Tak Terbalas, Jatuh Bangun Ta’aruf, Kesendirian dan Adakah Pengorbanan Sepadan?
Seperti biasanya saya akan mengulas salah satu dari sub subbab tersebut. Nah, kali ini saya akan mengulas dari bab Gadis dan Dunia Maya karya Windy Primadita; tolong jangan kecewa yaa sebab saya tidak (sedang) berminat membahas masalah “Ketika Ada Orang Ketiga”, hehehe.
Salah satu kisah dari Gadis dan Dunia Maya berjudul Kenal di Facebook. Memangnya siapa sih yang enggak tahu facebook di zaman sekarang? Dari orang dewasa, muda bahkan anak di bawah umur pun kini tak asing lagi.
Perkembangan teknologi memang menggiurkan. Dengan facebook saja misalnya, kita sebagai warganet bisa berinteraksi dengan seluruh penduduk di dunia. Akan tetapi semakin terjamahnya media sosial satu ini malah digunakan dengan tidak baik, misalnya modus penipuan dan sebagainya.
Begitulah yang tengah dialami Aini–seorang gadis bungsu; cantik, pintar juga berpenampilan modis. Dia lahir dari keluarga cukup berada dan berpendidikan. Waktu itu dia sempat akan dijodohkan oleh orang tuanya, tapi dia menolak lantaran sudah mempunyai seorang kekasih yang dikenalnya dari media sosial.
Entah bagaimana sang kekasih tersebut membuat Aini jatuh hati, sampai-sampai apapun nasehat yang diberikan oleh keluarga bahkan sahabatnya tak dia gubris, padahal belum sekalipun mereka bertemu.
Hingga disuatu ketika setelah mereka memutuskan untuk bertemu, muncul perubahan-perubahan pada Aini. Dia mulai berani membolos kuliah, berbohong kepada keluarga dan temannya, bahkan sempat kabur dengan Dimas–sang pacar karena tidak mendapat restu dari keluarga.
Sebelum drama Aini kabur dengan Dimas, dia sempat meminjamkan gawainya yang cukup mahal bahkan sepeda motor kepada Dimas. Saat Aini ingin mengambil motornya dia hampir dilecehkan oleh seseorang yang menjemput Aini, bahkan Dimas sempat memintanya untuk menjual diri. Akan tetapi yaaa begitulah, meski Dimas telah memperlakukan dirinya seperti itu yang sudah namanya -kadung- cinta; membuat seseorang benar-benar buta.
Usut punya usut, acara kabur Aini dari keluarga sebab dia telah berbadan dua. Dia memilih bersama Dimas meski ibu dan adik Dimas tidak memperlakukannya dengan baik. Bahkan Dimas berselingkuh dan masuk penjara lantaran memukuli temannya.
Apakah ini salah Aini yang terlalu menjadi budak cinta Dimas?
Saya tidak bisa menghakimi hidup dan pilihan seseorang. Namun dari kisah Aini saya cukup belajar untuk terus waspada dan hati-hati dalam menggunakan media sosial, mengenal dan bertemu seseorang, juga mencoba menimbang apapun pendapat dari orang terdekat.
Lantas jika cinta membuat salah arah, apakah kita dilarang untuk jatuh cinta?
No comments:
Post a Comment