Tidak ada sapi hari ini–di Iduladha tahun 2022. You know-lah penyakit mulut dan kuku (PMK) telah menyerang sapi-sapi di dua bulan terakhir. Kalau enggak salah kasus ini mencuat beberapa pekan setelah hari raya idul fitri. Kemudian pertama kali ditemukan di Jatim dan Aceh.
Satu kata yang muncul pertama kali dalam benak saya
adalah kenapa? Kenapa kasus PMK muncul menjelang hari raya iduladha? Apakah ada konspirasi dibalik kasus PMK ini?
Eh, jangan diambil serius yaaa saya hanya bercanda hehe.
Akan tetapi, kadang dengan serampangnya saya pernah
mempertanyakan hal tersebut. Entah memang kebetulan (jalan dari Semesta) atau
adanya konspirasi saya pun tidak tahu.
Semoga saja, kasus PMK ini bukan tindakan dari para
aliansi shadow economy dalam
mengalihkan issu tertentu. *Eh, lagi-lagi aliansi shadow economy yang dibawa-bawa haha..
You know-lah kendati telah diinformasikan, bila daging
sapi yang terinveksi tidak menular kepada manusia. Namun sepertinya masyarakat
masih enggan. Khawatir pun bisa jadi ada sedikit trauma.
Maklumlah, mayoritas masyarakat di lingkungan saya
seorang peternak sapi. Kemudian kasus PMK yang meradang membuat para peternak
ketar-ketir, bimbang, dilema dan berupaya mengiklaskan takdir hewan peliharaan mereka.
Alhasil, takmir masjid di dekat rumah saya memutuskan
memilih kambing sebagai hewan kurban. Kendati demikian cukup bersyukur, sebab
16 ekor kambing masih bisa menjadi pelengkap di hari raya tahun ini. 16 ekor
kambing tersebut masih bisa dijadikan bahan eksperimen saya di dapur, hehe.
Walaupun tidak ada sapi di Hari Raya Kurban kali ini,
saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk memeriahkannya. Semoga ditahun
selanjutnya pun, dapat bersua.
0 Comments