Sang Pewaris (Review Novel Bandit-Bandit Berkelas karya Tere Liye)

Akhirnya setelah menunggu cukup lama, novel terbaru dari Bang Tere yakni Bandit-Bandit Berkelas sudah ada dipangkuan, hehe. Bagi saya pribadi novel dari serial aksi kali ini cukup menarik, apalagi kisah dari sang tokoh utamanya.

Selain itu, beberapa pertanyaan diseri sebelumnya mulai terjawab dengan alur yang mengagumkan. Kendati demikian, misteri demi misteri masih menjadi daya tarik yang selalu ditunggu-tunggu para pembacanya, salah satunya saya, hehe.



Lantas bagaimanakah kisah Bujang dkk dalam Bandit-Bandit Berkelas ini?


Identitas Buku
Judul Novel : Bandit-Bandit Berkelas 
Pengarang   : Tere Liye
Penerbit       : PT Sabak Grip
Cetakan        : Pertama, 2024
Tebal             : ± 368 hlm.

Secara garis besar novel Bandit-Bandit Berkelas bercerita tentang surat wasiat yang ditinggalkan oleh Samad. Surat wasiat tersebut dia titipkan di firma hukum London. Fyi, ternyata dalam surat wasiat itu Samad memberikan warisan tapi bukan berkaitan dengan harta benda seperti pada umumnya, melainkan tentang warisan kekuatan yang disebut dengan istilah "dua botol" yang penuh misteri.

Saat itu Keluarga Tong kedatangan seorang pengacara dari London bernama Zaman Zulkarnaen. Pada awalnya Zaman bertemu dengan Basyir sebagai Pimpinan Keluarga Tong, tapi Basyir mengundang Bujang. Sebab Basyir masih menghargai Bujang sebagai mantan Tauke Keluarga Tong dan urusan yang dibawa Zaman kali ini pun masih berurusan dengan Bujang. 

Pada awalnya pertemuan mereka cukup mengejutkan, terlebih surat wasiat itu begitu misterius. Sebenarnya apa yang telah disiapkan Samad untuk Bujang hingga menitipkan surat wasiat dengan penuh teka-teki, bahkan jauh-jauh menyimpannya di London?

Bujang yang dalam upayanya mencari jawaban dari surat wasiatnya tersebut, tanpa menunggu lama dia langsung berangkat ke Hong Kong. Sebab menurut Zaman kertas yang digunakan Samad untuk menulis surat wasiat itu dari kertas memo toko antik di Hong Kong.

Saat sampai di sana pun, Bujang belum bisa menemukan titik terang, karena masih ada teka-taki lagi yang mengharuskan dia pergi ke Berlin. 

Sesampainya di Berlin, dia menemukan sebuah rumah beralamatkan Karl Ludwig Bastian. Usut punya usut, Ludwig merupakan seorang psikopat yang genius. Semasa hidupnya dia berjuta kali melakukan eksperimen gila. Dia bahkan sempat ditangkap anggota Teratai Emas untuk melakukan eksperimen pada Rokh Drukpa supaya kebal racun. 

Namun suatu hari dia dibuang karena banyak bertingkah. Dia sengaja melakukan hal tersebut karena merasa tidak bahagia, dia ingin melakukan eksperimen yang lebih lagi dan kemudian bertemulah dengan Samad.

Pertemuan itu ternyata memberikan kelegaan bagi Ludwig. Sebab Samad pun tertarik dengan eksperimen tersebut. Terlebih Ludwig tertarik dengan kekuatan Samad "Si Mata Merah" dan ingin mengujinya. 

Keduanya cocok, saling cerita bahkan berlanjut dengan berkirim pesan. Hingga Ludwig berhasil membuat dua botol yang bertuliskan serum super dan antiserum. Dia begitu antusias untuk mengujikan kepada Samad. Namun kala itu Samad memutuskan berhenti bertarung pun menjadi tukang pukul terbaik di Keluarga Tong. Dia tidak lagi tertarik dengan pertarungan dan niatan untuk meminum serum itu. Sehingga serum itu dikirim dan sengaja disimpan di Museum Louvre Paris.

Berdasarkan clue ketiga, Bujang akhirnya berangkat ke Paris. Fyi... selama perjalanan menyusuri wasiat bapaknya, Bujang tidak sendiri. Dia selalu bersama teman-temannya, ditambah Zaman. Eh, enggak perlu disebut siapa saja teman-temannya kan? hehe.

Nah, kali ini mereka ingin menyusup ke dalam museum tersebut yang bertepatan dengan adanya pameran Benda-benda Bersejarah Kekaisaran Mongolia. Kejutannya dalam pameran itu tidak hanya dihadiri oleh orang ternama, tapi juga ada Si Gelang Rusia yakni Maria perwakilan Bratva.

You know-lah, kehadiran Maria begitu mengejutkan, terutama Bujang yang pasti tidak akan menyangka akan bertemu di sana. Apalagi teman yang lain yang juga tidak pernah absen menggoda Bujang, hahaha. Pokoknya ada saja kelakuan Yuki dan Kiko.

Namun kehadiran Maria pun membuat Bujang berpikir keras. Dia seperti berfirasat bila Maria saja di sini, pasti Diego pun tidak akan ketinggalan mengikuti. Nyatanya kekhawatiran Bujang terjadi. Diego muncul di museum itu dan berdalih bahwa dia juga anak Samad. Diego juga berhak mendapatkan dan tahu wasiat dari bapaknya.

Hingga pada akhirnya, pertarungan pun dimulai. Kedua bersaudara itu bertarung sengit sembari memperebutkan dua botol serum tersebut. 

Kedua bersaudara itu sama-sama hebat dan kuat, apalagi Diego yang selalu menyombongkan kekuatannya yang sudah dilatihnya di markas Rokh Drukpa. Keahliannya dalam menguasai jurus Pukulan Telapak Besi, kini membuat Bujang kelelahan dan kekuatan semakin melemah. 

Hingga pada akhirnya, Bujang mengejutkan semua orang sebab dia berhasil mengaktifkan kekuatan Si Mata Merah tanpa minum arak atau minuman sejenisnya. Hal tersebut begitu membuat marah Diego, sehingga melakukan kecurangan dengan melemparkan serbuk pelumpuh milik Teratai Emas. 

Bujang yang terlambat tahu senjata itu kesadarannya langsung melemah, dia bahkan lunglai dan jatuh ke lantai. Diego yang tahu hal itu ingin segera melumpuhkan adiknya, tapi sayang seseorang datang mengejutkan semua orang. Padma datang dan menyelamatkan Bujang. Dia berhasil membawa lari Bujang yang tidak berdaya.

Tak lama dari kedatangan Padma, pasukan elit Ksatria Suci pimpinan Joan IX menuju lorong-lorong dibelakang mereka. Kerusuhan kedua bersaudara itu sudah lama terendus tukang pukul Keluarga Liliane Arnault. Mereka harus segera menyelamatkan diri, lupakan tentang dua botol itu. Sebab tukang pukul yang dipimpin Joan IX merupakan tukang pukul paling mematikan di Eropa.

Well... Begitulah secara singkatnya novel Bandit-Bandit Berkelas karya Tere Liye. Cukup gereget sih dengan adegan Bujang dan Maria, apalagi kehadiran Padma yang secara tiba-tiba. Fyi... Bujang sempat mengungkapkan perasaannya pada Maria sebelum bertarung dengan Diego. 

Hal tersebut cukup membuat lega bagi saya yang selama ini sebagai shipper mereka, hahaha. Kendati kehadiran Padma mungkin sedikit membuat khawatir Maria. Kalau Teteman jadi Maria, kira-kira penasaran enggak sih dengan Padma? 

Novel Bandit-Bandit Berkelas ini begitu banyak plot-twist dan ada pula pertanyaan dari seri sebelumnya yang terjawab di novel ini. Walaupun diakhiri dengan ending terbuka, semoga serial selanjutnya menemukan titik temu. Yaa setidaknya bisa kondangan rame-rame ke rumah Bujang dan Maria hehehe 


Entah bagaimana kisah selanjutnya, sebagai pembaca kita tunggu saja dinovel selanjutnya Novel Bandit Terakhir.


Baca juga: 5 Plot-twist Menarik dalam Novel Bandit-Bandit Berkelas karya Tere Liye 

Post a Comment

0 Comments