Mengulang Masa Remaja (Review Our Beloved Summer)

Tahun 2022 dibuka dengan sebuah drama serial yang cukup ringan, tapi bermakna yakni Our Beloved Summer. Ya, setidaknya begitulah pendapat saya menilai drama ini.

Drama yang disutradarai oleh Kim Yoon Jin berhasil menarik perhatian para penonton, bahkan sempat ramai dibicarakan netizen baik dari negara asal maupun luar negeri. Drama yang diproduksi oleh Netflix dan SBS TV ini bahkan menambahkan satu episode spesial karena banyaknya antusias dari penggemarnya loh!

Memangnya Our Beloved Summer bercerita tentang apa sih?

Drama bergenre komedi romantis ini bercerita tentang sepasang mantan kekasih yang dipertemukan kembali dalam sebuah film dokumenter setelah lima tahun keduanya memutuskan hubungan.

Wah! Coba Teteman bayangkan dan beri tanggapan, bagaimana jadinya seorang mantan kekasih bertemu dalam satu projek–lagi? Emm, saya kira enggak akan ada masalah bila saat memutuskan hubungannya dengan cara baik-baik. Namun bagaimana jadinya, bila keduanya malah dipertemukan lagi ketika masih dihantui oleh masa lalu?

Sepasang mantan kekasih ini bernama Choi Ung (diperankan Oleh Choi Woo Shik) dan Kook Yeon Soo (diperankan oleh Kim Da Mi) yang dipertemukan lagi ketika mereka telah berusia 29 tahun. Kook Yeon Soo bekerja sebagai karyawan perusahaan yang sangat kompeten dan bertanggung jawab, sedangkan Choi Ung sebagai anak yang suka tidur di dipan sembari memetik sawi untuk membantu kedai orang tuanya.

Suatu ketika Yeon Soo mendapatkan satu projek yang mengharuskan salah seorang patner kerjanya untuk bisa hadir dalam acara peresmian perusahaan. Patner yang akan diajak bekerja sama ini merupakan seorang ilustrator yang karya-karyanya cukup populer. Namun yang menjadi kendala adalah kemisteriusannya, tidak banyak informasi yang bisa Yeon Soo cari selain karya yang betebaran di dunia maya dan Go Oh sebagai namanya.

Namun bukan Yeon Soo bila tidak bisa memecahkan kemisteriusan sang ilustrator. Yeon Soo yang sedang fokus memandangi karya-karya Go Oh dengan jeli menyadari sesuatu. Satu keanehan dari karya-karyanya merupakan bentuk konsisten dari tempat-tempat yang pernah seseorang kunjungi. Dengan keyakinan pada feeling-nya tersebut, Yeon Soo mendatangi kediaman seseorang tersebut.

Akan tetapi siapa yang menyangka bila Yeon Soo berkunjung ke rumah Choi Ung. Sembari membawa proposal dia ingin menawarkan kerja sama kepada Choi Ung. Namun Choi Ung yang masih tidak menyangka Yeon Soo akan berkunjung, dia kembali masuk rumah dan mengambil semprotan air lalu menyemprotkannya tepat ke wajah Yeon Soo.

Review Our Beloved Summer


Setelah puas menyemprot, Choi Ung mempersilakan Yeon Soo dan menanyakan maksud kedatangannya. Yeon Soo yang tidak ingin menyia-nyiakan waktu, dengan terus terang menawarkan kontrak kerja sama dan menjelaskan kalau dia tahu bila Go Oh merupakan dirinya.

Choi Ung yang juga sempat terkejut karena identitasnya terbongkar, tidak bisa menyangkal. Namun bukannya menerima tawaran tersebut Choi Ung menolak diajak kerja sama bahkan melihat proposalnya pun tidak. Walhasil yang bisa Yeon Soo lakukan meninggalkan proposal itu dan memutuskan untuk pergi. Namun sesaat Yeon Soo menutup pintu, tiba-tiba pintu kembali terbuka dan Choi Ung tanpa aba-aba melempari garam ke arahnya.

Btw, ada yang bertanya-tanya enggak sih dengan tingkah Choi Ung yang kekanak-kanakkan tersebut? Choi Ung pun tidak tanpa sebab loh, menyempot air dan melempari Yeon Soo dengan garam. Bahkan nih, Choi Ung sudah latihan ratusan kali hanya untuk itu. Ternyata usahanya selama ini enggak sia-sia ya? hahaha.

Fyi, kembali ke masa ketika mereka masih bersama. Saat itu Yeon Soo bertanya kepada Choi Ung seandainya mereka berpisah dan Yeon Soo mengunjungi Choi Ung apa yang akan dilakukannya? Choi Ung menjawab dia akan menyemprot Yeon Soo dengan air dan melemparinya garam, yang dikatakan Choi Ung benar-benar dilakukan dong! Hahaha. Namun bagi saya, bagian inilah yang begitu ikonis dari drama Our Beloved Summer. Setuju enggak?

Choi Ung sepeninggal Yeon Soo semakin merasa bersalah, dia bahkan sempat ragu apakah menyemprot dan melempari Yeon Soo dengan garam merupakan hal yang memang perlu dilakukan? Bagaimana bila Yeon Soo tidak ingin menemuinya lagi setelah ini?

Apa yang dipikirkan Choi Ung tidak selamanya salah. Yeon Soo memutuskan untuk tidak melanjutkan projeknya dan ingin mengganti ilustrator lain yang cukup populer juga. Dia tidak ingin datang lagi dan merusak harga dirinya dihadapan Choi Ung yang kini bisa dikatakan sebagai orang yang sukses.

Akan tetapi, takdir berkata lain. Kim Ji Ung (diperankan oleh Kim Sung Cheol) sahabat mereka yang kini berprofesi sebagai sutradara berencana melanjutkan series dokumentasi yang pernah mereka lakukan di masa SMA. Dokumenter pertama mereka viral lagi dan banyak diperbincangkan netizen. Mereka penasaran bagaimana kehidupan Choi Ung dan Yeon Soo setelah syuting dokumenter pertama sepuluh tahun lalu.

Namun ada satu hal yang jadi masalah, apakah Choi Ung dan Yeon Soo akan bersedia setelah kejadian lalu?

Ji Ung mencoba membujuk Choi Ung dan memintanya untuk menonton dokumenter pertama. Awalnya Choi Ung memang terkesan menolak, tapi bila diperhatikan dari gesturnya Choi Ung terlihat senang. Namun ketika Ji Ung memberitahu Yeon Soo, dia terkesan enggan melanjutkan syuting. Kendati begitu, Yeon Soo ikut menonton kembali filmnya.

Anehnya setelah pertemuan pertama di rumah Choi Ung, keduanya malah tanpa sengaja sering bertemu, baik di jalan ataupun di supermarket. Walaupun demikian Choi Ung dan Yeon Soo tak ubahnya seperti teman yang masih bermusuhan.

Suatu ketika, Choi Ung mempunyai ide gila. Ide gila ini dia rencanakan untuk membuat Yeon Soo bertambah jengkel dan marah. Teteman bisa menebak enggak apa ide gila itu?

Choi Ung menyetujui kontrak kerja sama dengan perusahaan Yeon Soo dengan syarat Yeon Soo membantunya melakukan syuting dokumenter dengannya selama sebulan. Yaa, mau enggak mau Yeon Soo perlu memenuhi permintaan itu. Sebab pihak perusahaan tidak ingin mengganti ilustrator selain Go Oh.

Pada akhirnya mereka melakukan syuting dokumenter, walaupun masih bersikap seperti tikus dan kucing. Kendati demikian, mulai terkuaklah alasan mereka bersikap seperti itu kepada satu sama lain.

You know-lah, bila sebenarnya mereka masih saling mencintai. Namun ego dan gengsi dari kedua pihak, juga penuntutan penjelasan yang masih saling menyalahkan, menjadi dasar mereka jauh dari kata damai.

Walaupun demikian Choi Ung dan Yeon Soo berhasil mengalahkan ego masing-masing dan akhirnya mereka kembali bersama. Mereka bahkan menikah loh!

Kemudian bagian paling lucu, ketika Ji Ung ingin melanjutkan syuting karena film dokumenter kedua kembali viral. Lantas kini netizen sedang bertanya-tanya kehidupan mereka setelah menikah, hahaha.

Jadi apakah hidup Choi Ung dan Yeon Soo akan selalu diabadikan dalam film dokumenter?

Well, secara garis besar seperti inilah kisah dari Our Beloved Summer. Cukup ringan, bermakna dan sebenarnya cukup kompleks. Sebab sejatinya masih ada banyak hal yang ingin saya ulik dari Our Beloved Summer ini. Namun untuk pembahasan kali ini sampai di sini saja yaaa

Oh ya, dari Choi Ung dan Yeon Soo saya merangkum satu kesimpulan bila hubungan yang baik akan tercipta dengan “sedikit” menurunkan ego. Sebab menurunkan ego itu bukan untuk merendahkan diri kok, tapi untuk menumbuhkan kerendahan hati.

Mengurai Sudut Pandang (Review Novel After D-100 karya Park Mi Youn)

Park Mi Youn dengan karyanya yang berjudul After D-100 membuat saya kagum. Walaupun pada dasarnya novel ini merupakan karya pertamanya yang saya baca, hehe.

Seperti yang sudah-sudah, pertemuan saya dengan penulis asal Korea Selatan itu enggak terduga. Berawal iseng yang jadi kepincut dan takjub dengan dunia orang dewasa. *eh, orang dewasa gimana nih maksudnya? hehe. Pokoknya yang begitu rumitnya deh, haha.

Singkatnya, After D-100 bercerita tentang sebuah rumah tangga yang mulai kehilangan kendali dalam hal “kepercayaan” dan “keterbukaan”. You know-lah dalam sebuah hubungan, percaya dan terbuka kepada pasangan merupakan sebuah pondasi untuk memperkuat ikatan pernikahan, right?

Namun bagaimana jadinya, bila pondasi itu mulai terguncang, padahal sepasang suami istri ini dapat disebut sebagai pasangan sempurna?

Identitas buku

Judul Novel      : After D-100

Pengarang       : Park Mi Youn

Penerbit          : Penerbit Haru

Cetakan           : III, 2018

Tempat Terbit : Depok

Tebal               : ± 376 hlm.

 

Review Novel After D-100 karya Park Mi Youn

Kejadian ini di awali oleh sang istri Kang Gyung Hee yang berhasil membuka sisi misterius suaminya–Lee Jung Chul. Ketika itu Gyung Hee tidak sengaja menemukan buku catatan, dokumen-dokumen dan sebuah album foto yang diantaranya terdapat foto wanita (mantan kekasih Jung Chul saat kuliah) di laci kerjanya.

Selian itu, pada lain kesempatan Gyung Hee tidak sengaja mendengar percakapan antara kakak dan suaminya. Fyi, Jung Chul merupakan teman dekat kakak Gyung Hee waktu kuliah. Dalam percakapan tersebut, Jung Chul berterus terang mengatakan bila dia tidak mencintai Gyung Hee. Walaupun begitu dia sangat berterima kasih. Sebab dari pernikahan mereka Jung Chul banyak dibantu oleh ayah mertua untuk membangun kembali usaha yang sedang dia rintis.

Btw, Gyung Hee dan Jung Chul merupakan keturunan konglomerat. Jung Chul seorang anak tunggal dan Gyung Hee anak bungsu yang begitu dicintai ayahnya. Jadi enggak heran bila ayah Gyung Hee begitu ringan tangan membantu Jung Chul (seorang yang dicintai gadisnya).

Menemukan, mendengar dengan kedua mata dan telinganya sendiri membuat Gyung Hee merasa tersakiti. Kendati tidak langsung meminta cerai, Gyung Hee berubah sikap yang biasanya begitu menyanjung sang suami kini mulai cuek. Kemudian Gyung Hee yang sejak pernikahannya tidak pernah meminta apapun, kini minta dibelikan toko yang akan dia gunakan untuk berjualan tas. Semua ini tak lain sebagai rencana Gyung Hee yang akan menggugat cerai suaminya dihari ke 100 dari peringatan dua tahun pernikahan mereka.

Perjalanan menuju hari ke-100 ternyata penuh lika-liku. Selain alot merayu Jung Chul untuk membeli toko, tanpa dinyana mantan kekasih Jung Chul muncul tidak terduga. Mina datang seperti ingin kembali menggoda Jung Chul. Semakin cemburu dan marahlah Gyung Hee, sehingga dia bertambah cuek kepada Jung Chul begitu pula Jung Chul bertambah dingin dari biasanya.

Selain konflik terhadap suaminya, Gyung Hee selalu mendapat cercaan dari ibu mertuanya karena sampai saat ini belum mendapat keturunan. You know-lah, Jung Chul anak tunggal yang selalu menjadi harapan orang tuanya. Kalau enggak dari Jung Chul dari mana lagi penerus keluarga mereka?

Akan tetapi enggak tahu kenapa terasa begitu aneh. Masalah keturunan toh bukan tanggung jawab istri saja, mengapa pihak wanita yang selalu disalahkan? Kenapa wanita yang selalu didesak begini dan begitu? Toh, bisa jadi ada yang bermasalah di salah satu pihaknya bukan? Bisa pula keduanya, right?

Dalam hal ini, Gyung Hee sudah sering berdiskusi dengan Jung Chul. Akan tetapi tidak mendapat respon yang diinginkan. Jung Chul seperti menyerah, dia mengatakan bila tidak apa-apa kalau mereka tidak mempunyai keturunan dan hidup seperti ini saja. Kalau pun ingin diusahakan lagi, toh Gyung Hee sudah melakukan konsultasi dan melakukan berbagai hal dengan sepupunya (yang kebetulan seorang dokter).

Dilain waktu pernah pula Gyung Hee mengajak Jung Chul untuk tes kesuburan. Ajakan tersebut membuat Jung Chul marah. Sejak saat itu Gyung Hee tidak merekomendasikannya lagi. Emm... lagi pula kata dokter, Gyung Hee memang memiliki kesempatan hamil yang kecil, sehingga menurut Jung Chul dialah yang perlu diperiksa, baik dari pengobatan, uji lab dan tes medis lainnya.

Hingga suatu ketika, Gyung Hee mengetahui satu fakta yang begitu mengejutkan. Satu fakta yang bukan saja menyakiti Gyung Hee, tapi ayah mertuanya. Dari satu fakta inilah yang membuat Gyung Hee tidak merasa goyah untuk menggugat sang suami, walaupun Jung Chul memohon untuk tidak diceraikan.

Kira-kira ada yang bisa menebak enggak fakta apa yang diketahui Gyung Hee?

Satu fakta ini sangat menyanyat hati. Sepupu Jung Chul yang dipercaya untuk mencari jalan keluarnya malah memanfaatkan situasi. Gyung Hee menjadi bahan percobaan sepupu Jung Chul yang awalnya masih mempunyai kesempatan 1% untuk bisa hamil, akibat malpraktik sepupu Jung Chul kini berubah menjadi 0%. Kemudian yang membuat lebih mengejutkan lagi adalah Jung Chul selama ini menyembunyikan fakta bila dia menderita kemandulan (asthenospermania).

 Asthenospermania ialah hilangnya atau berkurangnya gerak sel sperma. You know-lah sel sperma itu harus bergerak agar menembus sel telur, tapi 90% sperma Jung Chul yang telah diuji kala itu tidak mempunyai kemampuan tersebut.

Setelah mengetahui dirinya mandul, Jung Chul pergi ke rumah sakit kejiwaan. Di sana dia didiaknosis mengalami impotensi sindrom othello yang diakibatkan oleh stess berat karena tidak bisa menerima kenyataan bila dirinya mandul hingga berpengaruh pada alat kelaminnya. Dari berbagai peristiwa yang dialaminya tersebut, sehingga Jung Chul pun beranggapan bila dia bukanlah laki-laki dan seseorang yang berarti.

Ayah Gyung Hee yang tahu masalah ini bukan hanya marah, dia meminta keduanya untuk bercerai. Gyung Hee menyetujuinya, walaupun masih mencari berbagai penjelasan dari sang suami yang misterius tersebut.

Kendati demikian, mereka akhirnya bercerai. Gyung Hee memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya sedangkan Jung Chul kembali mengalami stress dan  menjalani pengobatan di rumah sakit kejiwaan.

Namun pada akhirnya, setelah Jung Chul merasa dirinya pulih dan menerima semua yang terjadi dalam hidupnya, dia baru sadar bila selama ini ternyata begitu mencintai Gyung Hee. Dia mencoba mengambil hatinya meski tidak mudah. Apalagi harus berhadapan dengan ayah Gyung Hee lagi ‘kan? Akan tetapi mereka kembali bersama sebagai pasangan kekasih dan memutuskan mengadopsi anak untuk melengkapi keluarga kecil mereka. It’s happy ending.

Sejujurnya saya enggak membahayangkan akan disuguhkan novel dengan jalan cerita yang begitu kompleks. Saya kira plotnya begitu-begitu saja, tapi banyak hal yang enggak bisa ditebak. Masalah malpraktik sepupu Jung Chul misalnya dan penyajian cerita dari sudut pandang kedua tokoh yang membuat novel ini menjadi menarik untuk dibaca.

Di awal-awal, para pembaca memang digiring untuk membenci, dibuat muak, marah kepada tokoh laki-laki. Namun siapa nyana, bila tokoh laki-laki mempunyai jalan cerita yang rumit pula?

Dari perjalanan hidup Jun Chul saya menemukan pemahaman baru tentang manusia. Manusia yang terlihat baik-baik saja, belum tentu baik dari kacamata yang memandangnya. Sebab bisa jadi dia sedang bertarung dengan diri sendiri, isi kepalanya sendiri dan mencari celah sendiri dalam perjalanannya menuju pulih.