Miracle Letters to the President - merupakan film Korea Selatan yang dibintangi oleh Park Jeong Min, Im Yoon Ah, Lee Sung Min dan Lee Soo Kyung sebagai pusat sentralnya. Film yang ditulis oleh Lee Jang Hoon dan Son Jo Yeon telah dirilis pada 15 September 2021.
Kendati telah tayang empat tahun lalu, tapi film garapan sutradara Lee Jang Hoon ini begitu inspiratif dan mengharu biru. Sebab kisah Miracle Letters to the President ini ternyata terinspirasi dari kisah nyata loh!
Memangnya film ini bercerita tentang apa sih?
Secara garis besar film Miracle Letters to the President bercerita tentang seorang pemuda yang bercita-cita ingin membuat stasiun di desanya. Sebab kendati di desa terdapat rel kereta, tapi tidak memiliki pemberhentian. Sehingga warga desa yang ingin ke kota untuk berkegiatan sehari-hari perlu berjalan kaki hingga lima jam pulang pergi.
Namun yang menjadi masalah juga, jalan satu-satunya yang mereka lalui adalah melalui rel kereta. Mereka harus berhati-hati dan waspada agar tidak tertabrak atau menunggu hingga ada kereta yang lewat.
Fyi ... kisah ini berlatar tahun 1980an, di sebuah desa pegunungan terpencil. Desa ini tidak mempunyai akses antar desa. Warga di sana mengandalkan rel kereta api dan terowongan rel kereta api untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Beberapa masalah tersebut membuat pemuda bernama Jung Joon Kyung diperankan oleh Park Jeong Min berinisiatif dengan mengirim surat ke presiden agar membuatkan stasiun di desanya. Sejak di sekolah menengah, Joo Kyung menulis surat kepada presiden tapi tidak pernah mendapatkan balasan.
Sembari menunggu, Joo Kyung membuat alat pendeteksi getar yang diletakkan di dekat mulut terowongan. Jika misalnya ada warga yang ingin melewati terowongan, mereka bisa tahu bila akan ada kereta api lewat dan alat pendeteksi itu akan bergerak. Jika tidak, berarti kondisi aman.
Penemuan Joo Kyung pernah mendapat ejekan dari kakak perempuannya Bo Gyeong yang diperankan oleh Lee Soo Kyung. Ejekan itu dikarenakan gambar manusianya lucu, tapi dibalik itu kakak perempuannya begitu mendukung Joo Kyung. Toh, penemuan itu juga bermanfaat untuk warga desa. Terutama mereka berdua yang perlu ke desa seberang untuk tetap bersekolah.
Hari-hari berlanjut, entah berapa kali Joo Kyung menulis surat kepada presiden tapi belum juga mendapatkan balasan. Suatu ketika dia melihat pamflet olimpiade matematika dan pemenangnya akan bertemu wali kota. Joo Kyung yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, akhirnya menyiapkan diri ikut lomba. Dia menyiapkan surat lagi dan ingin menitipkan pesan itu kepada wali kota. Walaupun pada akhirnya dia menang, tapi wali kota tidak bisa hadir menyerahkan hadiahnya.
Joo Kyung yang memang pada dasarnya merupakan siswa jenius dibidang sains ini, dia tetap teguh pada pendiriannya. Hingga dia memutuskan sendiri bersama warga membangun stasiun dengan dana pribadi.
Akan tetapi, walaupun stasiun telah berdiri kokoh tidak ada kereta satupun yang berhenti. Masinis yang bertugas seperti ayah Joon Kyung pun, tidak mempunyai kewenangan dapat berhenti sesukanya, meski di stasiun baru itu banyak warga yang menanti.
Walaupun sempat pesimis, semangat Joo Kyung kembali menggelora setelah mendapatkan dukungan dari teman sekelasnya Ra Hee diperankan oleh Im Yoon Ah. Ra Hee mencoba membantu menitipkan surat Joo Kyung kepada ayahnya yang dapat dikatakan sebagai anggota dewan. Yaaa walaupun tidak langsung mendapatkan respon, tapi dukungan Ra Hee begitu berarti bagi Joo Kyung.
Hari-hari berlanjut, sampai pada akhirnya Joo Kyung diterima di salah satu universitas bergengsi di Seoul. Dia yang masih berberat hati meninggalkan desanya itu merasa frustrasi. Terlebih, ketika kakaknya tahu, bila Joo Kyung tidak mau pergi ke Seoul sebelum keselamatan dirinya dan warganya terjamin. Ayahnya yang tahu itu sempat berselisih dengan Joo Kyung. Namun sang ayah pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Fyi ... Sebenarnya hubungan Joon Kyung dengan sang ayah tidak begitu baik. Bahkan mereka tidak tinggal bersama. Dulu sang ayah pernah ingin membawanya pergi dan tinggal di dekat tempat kerja sang ayah. Namun Joon Kyung menolak dan ingin tetap di rumah desa terpencil itu bersama sang kakak. Hanya sesekali sang ayah berkunjung, seperti saat tahu Joon Kyung diterima universitas bergengsi di Seoul.
Sampai pada akhirnya, ayah Joon Kyung yang menyadari bila sang anak membutuhkan pengakuan dan dukungannya itu memutuskan untuk menghentikan kereta di stasiun baru itu. Sang ayah memberikan pengertian kepada Joon Kyung bila semua yang terjadi dalam keluarga bukanlah kesalahannya. Begitupun kematian ibunya.
Akhirnya Joon Kyung pun memahami isi hati sang ayah, dia juga mencoba untuk menerima semua hal yang terjadi dalam hidupnya. Begitupun keputusan untuk pertama kalinya meninggalkan desa tercinta dan pergi ke Seoul.
Miracle Letters to the President memang berakhir indah. Kendati demikian ada 3 Plot-twist yang berhasil membuat saya tersentuh setelah menontonnya. Apa sajakah plot-twist tersebut?
3 Plot-twist Menyentuh dalam Film Miracle Letters to the President
3. Bo Gyeong Sudah Meninggal
![]() |
Bo Gyeong, Joon Kyung dan Warga Berdiri di Stasiun |
Bo Gyeong kakak perempuan Joon Kyung ternyata sudah meninggal. Dia mengalami kecelakaan saat melewati jembatan saat kereta api barang lewat. Dia terpeleset saat ingin mengambil tropi juara Joon Kyung yang akan terjatuh ke sungai. Sebab pada dasarnya, Bo Gyeong begitu bangga pada sang adik. Dia begitu jenius dan sering juara lomba olimpade. Bagi Bo Gyeong, Joon Kyung merupakan kebanggaan desa di sana.
Pada awalnya saya tidak 'ngeh' kenapa dalam film kakak Joon Kyung kok terlihat lebih muda dari adiknya? Ternyata selama dalam film, dapat dikatakan bila itu hanya halusinasi Joon Kyung saja. Seolah-olah dia berinteraksi dengan kakaknya saat masih muda.
2. Masinis Kereta Barang
![]() |
Ayah Joon Kyung Bertugas sebagai Masinis |
Hari sial tidak ada dalam kalender. Ya, mungkin kalimat itu bisa menggambarkan situasi ini. Saat hari kecelakaan kereta barang memang seharusnya bukan jadwal ayah Joon Kyung. Dia mengganti temannya karena ada suatu hal, saya lupa karena apa. Tapi salah seorang rekan masinis ayah Joon Kyung minta tolong untuk menggantikannya.
Ayah Joon Kyung yang tidak tahu situasi di jembatan bersikap tenang dan biasa saja ketika sampai di tempat tujuan. Namun saat rekannya memberi tahu, bila anak perempuannya terjatuh saat ada kereta barang lewat, hal itu membuat ayah Joon Kyung terpukul.
Dia begitu bersalah kepada anak-anaknya, sehingga selama ini tidak berani menatap Joon Kyung dan membuat Joon Kyung salah paham. Hal tersebut pun membuat Joon Kyung berjarak dengan sang ayah, dia pun mengira ayahnya begitu membencinya dan tidak peduli lagi.
1. Alasan Kuat Membangun Stasiun
![]() |
Joon Kyung Mengirim Surat |
You know-lah, alasan kuat Joon Kyung ingin membangun stasiun karena tidak ingin ada peristiwa seperti yang dialami oleh kakaknya. Sebab dengan adanya stasiun pula, warga tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki untuk pergi ke desa tetangga.
Selain itu, karena Joon Kyung merasa bersalah kepada sang kakak. Dengan adanya stasiun di desanya, menjadi sebuah pengingat pula bila ada seseorang yang memiliki rasa bangga yang begitu besar kepadanya.
Ngomong-ngomong itulah garis besar film Miracle Letter to the President, ada haru, pilu, kocak dan gembira ketika menonton film ini. Yaaa ... Walaupun perlu siap-siap bawa tisu, tapi film Miracle Letters to the President begitu menarik untuk ditonton. Apalagi kalau diperankan oleh Im Yoon Ah, kadang adegan yang seharusnya sedih malah jadi kocak karena teringat dengan kelakuan aslinya yang memang lawak, hahaha.
Ada satu hal yang begitu membekas dari film ini, yakni tentang komunikasi. Seperti yang kita tahu hubungan yang baik akan terjadi bila terjalin komunikasi yang baik. Sama halnya hubungan Joon Kyung dan sang ayah, keduanya hanya butuh waktu untuk terbuka dan membicarakan hal-hal selayaknya ayah dan anak. Tidak perlu komunikasi yang serius, yang remeh temeh malah lebih memberikan kehangatan.
0 Comments