Review Novel Tragedi Pedang Keadilan karya Keigo Higashino

Apa Keigo Higashino sedang mengkritisi kondisi sosial masa kini yang sudah tidak baik-baik saja? Begitulah kira-kira pertanyaan yang muncul ketika membaca Novel Tragedi Pedang Keadilan ini.

You know-lah… saya kira dunia tidak lagi aman terutama untuk perempuan. Berbagai kasus yang saya cermati akhir-akhir ini pun banyak yang berhubungan dengan perempuan dan menyoroti pula tentang anak-anak dibawah umur yang menjadi mangsa empuk bagi para pelaku kejahatan seksual.

Namun yang lebih memprihatinkan dan mencengangkan adalah tak sedikit para pelaku tersebut bukanlah orang asing dan malah orang terdekat dari para korbannya. 

Saya tidak habis pikir, hal apa yang terbesit sehingga kejahatan itu dapat terjadi? Apa yang ada dipikiran pelaku sehingga tega melakukan kejahatan tersebut, bahkan pada darah dagingnya sendiri?

Review Novel Tragedi Pedang Keadilan karya Keigo Higashino

Walau Tragedi Pedang Keadilan mengusung tema kriminal tersebut, tapi saya begitu terharu dan tersentuh pada tokoh Nagamine (ayah korban) yang memburu pelaku dengan caranya sendiri. Yaaa meskipun tidak dibenarkan secara hukum, tapi itu satu-satunya cara terakhir Nagamine melindungi putrinya.

Memangnya seperti apa sih kisah Tragedi Pedang Keadilan karya Keigo Higashino ini?

Identitas Buku

Judul          : Tragedi Pedang Keadilan 

Pengarang : Keigo Higashino 

Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama 

Cetakan     : Pertama, 2024

Tebal           : ± 464 halaman

Kisah Tragedi Pedang Keadilan diawali dengan kekhawatiran seorang ayah saat menunggu putrinya pulang setelah menonton sebuah festival kembang api. Putrinya, Ema seharusnya sudah sampai rumah satu jam yang lalu, tapi kini masih belum kelihatan batang hidungnya.

Menit berlalu hingga Sang Ayah Nagame memutuskan untuk menghubungi beberapa teman yang ikut serta, tapi mereka kompak menjawab bila mereka berpisah di stasiun. Dengan kata lain, Ema pulang sendirian ke rumah setelahnya. Sayangnya, putri yang diharapkan kehadirannya itu pun tak kunjung datang. Nagame pun langsung melaporkan ke polisi.

Hingga tiga hari setelah festival kembang api berlangsung, Nagame mendapatkan sebuah telepon yang mengejutkan bila kepolisian mengidentifikasi sesosok mayat yang mengapung di hilir sungai sebagai Ema. 

Setelah dilakukan otopsi, para penyidik mengungkapkan penyebab tewasnya Ema karena gagal jantung. Sebab terdapat reaksi obat perangsang yang tersisa di air seni korban dan hal tersebut didukung dengan beberapa bekas suntikan di lengan korban. Penyidik juga menyimpulkan bila bekas suntikan bukan dari tenaga medis profesional, melainkan seperti dilakukan oleh remaja. Selain itu para penyidik menduga bila pelaku juga seorang anak dibawah umur.

Ilustrasi investasi polisi
Ilustrasi Investasi Polisi 

Nagame yang mendengar selentingan tersebut pun cukup kecewa. Sebab jika benar pelakunya anak dibawah umur seperti kasus yang sudah-sudah, mereka pasti hanya direhabilitasi dan tidak mendapatkan hukuman yang layak. Sedangkan diposisinya sekarang, Nagame harus kehilangan putri semata wayangnya. Hukum benar-benar kejam.

Hingga suatu ketika, Nagame mendapat sebuah telepon misterius yang mengaku bila Ema tewas karena kelakuan pemuda bernama Atsuya dan Kaiji. Bahkan, sang penelepon memberikan alamat Atsuya yang digunakan sebagai TKP kematian Ema. 

Nagame yang pada awalnya ragu-ragu dengan bocoran informasi tersebut, akhirnya memutuskan untuk melakukan penyelidikan mandiri. Sebab dari kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut tentang kasus ini. 

Benar saja, Nagame menemukan alamat rumah beserta nama pemilik sesuai yang diterangkan si penelpon misterius. Nagame juga mencoba menyusup untuk memeriksa sekitar. 

Saat masuk, Nagame menemukan tumpukan koleksi video dengan nama-nama yang aneh dan mencurigakan. Seperti “6 Mei. Cewek di Kosuge”, “2 Juli. Karaoke. Cewek SMA”. Kemudian Nagame berhenti dikoleksi video “Agustus. Kembang Api. Yukata.” Yups, Nagame mengingat Ema yang saat itu pergi memakai Yukata.

Nagame yang telah menonton video itu tidak bisa lagi memendam amarahnya. Sebab video itu mempertontonkan Ema dijadikan sebagai budak seksual oleh dua pemuda yang diduga Atsuya dan Kaiji. Dalam video Ema tidak berdaya dan tidak melakukan perlawanan karena seperti terpengaruh obat. Jika dihubungkan dengan hasil otopsi, dapat dikatakan bila Ema saat itu terpengaruh obat perangsang yang disuntikkan pelaku secara asal-asalan. Gilanya, koleksi video di rumah Atsuya itu tidak hanya ada tiga, tapi tiga belas koleksi video.

Namun yang jadi pertanyaannya, kemana kah kedua belas korban tersebut? Apakah mereka diancam sehingga tidak berani melaporkan kejahatan tersebut?

Sayangnya tak berselang lama setelah Nagame memeriksa video, terdengar suara dari luar dan ternyata Atsuya. Nagame yang amarahnya sudah berkobar-kobar langsung melayangkan aksinya. Keduanya memang saling adu, tapi Atsuya kalah telak dengan Nagame yang seorang mantan atlet tembak. Atsuya tewas dengan beberapa luka tusukan pun alat kelamin yang tidak selamat karena terpisah dalam beberapa potongan.

Setelah menuntaskan misi balas dendamnya pada salah seorang pelaku, Nagame kembali memburu pelaku berikutnya yakni Kaiji. Namun Nagame kesulitan menemukan persembunyiannya karena Kaiji begitu lihai dalam melakukan pelarian.

Disisi lain tewasnya Atsuya menimbulkan kehebohan dan tidak perlu bersusah payah polisi menyelidiki kasus ini. Sebab polisi sudah mengantongi pelaku dan bisa menyimpulkan motif dari tindakannya sebagai aksi balas dendam. Nagame yang pada awalnya sebagai ayah korban, kini pun menjadi pelaku pembunuhan berencana yang sedang buron. Sayangnya, seperti keberadaan Kaiji yang susah ditebak. Nagame juga hebat dalam berkamuflase dalam masyarakat.

Dalam pencarian keberadaan Kaiji, Nagame mendapatkan dua kali informasi dari penelepon misterius. Pertama tentang tempat persembunyian Kaiji. Namun Nagame tidak berhasil karena didahului polisi. Kedua tentang kemunculan Kaiji di sekitar stasiun pada 20.00 waktu setempat.

Dari informasi kedua, Nagame sudah menyiapkan banyak hal berikut senapan juga peluru yang akan digunakan sebagai senjata. Walau terkesan ramai, tapi Nagame tidak gentar untuk menghadapi konsekuensinya. 

Saat itu ketika dia berhasil menemukan keberadaan Kaiji, Nagame sudah memposisikan diri untuk menembak. Namun sayang, dia berhasil digagalkan oleh salah seorang penyidik dalam penyergapan berencana Kaiji. Kini, Nagame tidak selamat dalam memperjuangkan keadilan putrinya.

Teteman mungkin ada yang bertanya-tanya tentang siapa sih penelepon misterius informan Nagame?

Penelepon misterius itu bernama Makoto, teman Atsuya dan Kaiji. Pada saat kejadian Makoto yang mengendarai mobil sedangkan kedua teman bangs*at itu yang sibuk mencari mangsa (korban). Sebab hanya Makoto yang mempunyai mobil, sehingga keduanya hanya minta tolong bahkan saat memindahkan mayat Ema ke sungai.

Hanya saja, Atsuya dan Kaiji sedikit mengancam Makoto agar tidak berbicara kepada orang lain tentang kebiasaan buruk keduanya. Sebab pada dasarnya Makoto tidak tertarik dengan “kesenangan” Atsuya dan Kaiji, dia hanya ikut karena takut dihajar.

Pada saat melancarkan aksi bejatnya pada korban, Makoto tidak ikut dan pulang. Begitupun ketika Atsuya dan Kaiji membuang mayat Ema, Makoto hanya meminjamkan mobilnya. Oleh karena keresahan hatinya itu, alih-alih menghubungi polisi, dia memutuskan membocorkan informasi kepada Nagame dengan tujuan agar kedua pelaku mendapatkan hukuman yang sesuai.

Begitupun dengan pertemuan di sekitar stasiun dengan Kaiji, Makoto pada dasarnya sudah bekerja sama dengan polisi yang ingin menyergap Kaiji. Sebab dalam pelariannya, ternyata Kaiji masih menghubungi Makoto karena dia butuh uang untuk bertahan hidup. Makoto tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas itu dan memberikan informasi kepada Nagame dengan tujuan agar Nagame dapat menuntaskan aksi balas dendamnya pada Kaiji. Namun sayang, malah Nagame yang diringkus hingga tewas ditempat. Yaaa walaupun Kaiji berhasil pula diamankan oleh pihak kepolisian. 

Akan tetapi… entah mengapa rasanya nanggung sekali yaaa? Entah mengapa ada rasa kecewa pula dalam diri saya, kenapa Nagame harus tewas? Hiks. Apalagi jika sudah merasakan jadi orang tua, rasa amarah Nagame bisa menembus dilubuk hati saya juga. 

Jangankan berbicara tentang darah daging sendiri, melihat berita yang beredar di internet dan masyarakat kadang berhasil menyulut amarah yang tak tertahankan pula. Padahal kenal juga enggak, iya enggak sih?

Tragedi Pedang Keadilan menurut saya akan menjadi karya Keigo yang terpilu sih. Novel ini begitu berbeda dan tetap menarik walau dengan tema kriminal yang begitu menyayat hati. Di sisi lain memang tidak banyak plot-twist yang dapat mengecoh para pembacanya, seperti dinovel Keigo lainnya. 

Namun yang membuat Tragedi Pedang Keadilan ini menjadi istimewa adalah pengorbanan seorang ayah dalam memerangi ketidakadilan yang dialami oleh putri semata wayangnya. Seorang ayah yang siap dan sigap membela dan menembus badai. Seorang ayah yang bersedia mati demi bersuara bila kasus putrinya butuh keadilan yang seadil-adilnya. 

Sebab tindak kejahatan saja tidak pandang bulu dan dapat dilakukan oleh berbagai kalangan begitupun anak dibawah umur. Namun kenapa hukum malah melindungi anak dibawah umur yang telah melakukan kejahatan keji dan menjijikan tersebut? Bahkan menurut saya tindakan mereka tidak lagi manusiawi! Ah! Saya kira daripada membuat UU baru tentang **I, mending berembuk tentang hukum kriminal yang berkaitan dengan anak dibawah umur. Itu lebih bermanfaat sih.

Review Novel Yang Telah Lama Pergi karya Tere Liye

Saat sekilas membaca Yang Telah Lama Pergi, ingatan saya terbawa pula pada salah satu novel Bang Tere yang berjudul Rindu. Saya jadi teringat Ambo Uleng dkk, terutama Gurutta yang begitu identik mengingatkan saya pada Buya Hamka. Eh, kok bisa-bisanya sampai ke sana? Hehehe ... Mulai deh, selalu gagal fokus! 

Sebenarnya bukan tanpa alasan. Sebab setting dari novel ini mengingatkan saya pada Rindu yakni tentang perjalanan di atas laut dengan latar masa lampau.

Sama halnya Rindu, novel Yang Telah Lama Pergi begitu menarik dan temanya tidak bisa ditebak. Jujur saya terkecoh. Sebab yang saya kira Yang Telah Lama Pergi bercerita tentang romansa, tapi nyatanya novel ini tentang sejarah yang berlatar abad ke-13.

Fyi... Saya bukanlah orang yang suka membaca buku sejarah, apalagi seperti buku diktat sejarah diwaktu sekolah. Namun dari novel ini saya banyak belajar sejarah di era masa Kerajaan Sriwijaya. Bahkan dari novel ini pula saya dapat membaca sejarah dengan tanpa beban, hahaha. 

Saya jadi berandai-andai, seandainya buku diktat sejarah di sekolah diubah seperti novel, apakah bisa jadi lebih menarik perhatian para siswa? *sedang bertanya pada kursor yang berkedip-kedip. Ah! Sudahlah kembali ke novel, haha.

Lantas Novel Yang Telah Lama Pergi bercerita tentang apa sih?

Review Novel Yang Telah Lama Pergi karya Tere Liye


Identitas Buku

Judul : Yang Telah Lama Pergi 

Pengarang : Tere Liye

Penerbit     : PT Sabak Grip

Cetakan     : Pertama, 2023

Tebal          : ± 444 hlm.

Secara garis besar Novel Yang Telah Lama Pergi bercerita tentang perjalanan seorang kartografer bernama Al Mas'ud Al Baghdadi yang berasal dari Baghdad. Dia memutuskan untuk melakukan perjalanan setelah merenungkan wasiat sang ayah agar Mas'ud dapat menyelesaikan peta Pulau Swarnadwipa.

Fyi... Ayah bahkan kakek Mas'ud merupakan kartografer ternama yang begitu mahir membuat peta. Semasa kecil pun Mas'ud pernah berpetualang bersama sang ayah. Saya kira karena berasal dari keturunan dan pengalamannya itu, keinginannya untuk berpetualang semakin menggelora. Walaupun harus mengorbankan banyak hal, salah satu contohnya dia harus meninggalkan sang istri yang sedang hamil tua dan tidak ada jaminan bila dia bisa pulang dengan selamat.

You know-lah ... sama halnya darat dan udara, perjalanan jalur laut pun tak kalah berbahaya. Selain beradu dengan cuaca yang bisa berubah kapan saja, Mas'ud pun dapat bertemu dengan berbagai kelompok perompak yang terkenal bengis. Sayangnya, kini mara bahaya tidak lagi menggetarkan tekad Mas'ud. Dia memilih untuk segera melanjutkan perjalanannya ke Pulau Swarnadwipa (kini Palembang, Sumatera).

Gambar Peta Kuno Swarnadwipa 

48 jam berselang, tepat di Selat Malaka kapal yang ditumpangi Mas'ud disergap oleh perompak. Mereka menguras lambung kapal begitu juga dengan barang bawaan Mas'ud. Dia yang tidak ingin kehilangan barang yang berisi peralatan membuat peta memutuskan untuk menyusup ke kapal perompak.

Tak berselang lama, aksi gilanya ini diketahui dan tak lama dia diamuk massa bahkan hampir ditebas hidup-hidup karena dianggap mata-mata oleh para perompak. Namun beruntung ada Biksu Tsing yang menolongnya, dia biksu yang pernah ditemui Mas'ud semasa kecil saat berpetualang dengan sang ayah. Biksu Tsing menjelaskan dengan tenang dan bijak, sehingga Mas'ud lolos dari kesalahan pahaman para perompak.

Selama di kapal perompak, Mas'ud mengekori Biksu Tsing. Hal tersebut pun bukan tanpa alasan selain ingin selamat karena para perompak tidak berani menyentuhnya dan Biksu Tsing satu-satunya orang yang bisa diajaknya berbicara. 

Sama halnya tentang perjalanannya kali ini, bila Mas'ud ingin menuju Pulau Swarnadwipa untuk membuat peta tentang pulau tersebut dan beruntungnya kapal perompak ini mempunyai tujuan yang sama walau dengan rencana yang berbeda.

Dalam perjalanan menuju pulau itu ternyata tidak mudah, selain perompak musuh laut adalah cuaca. Adakalanya kini Mas'ud tidak akan khawatir lagi tentang perompak. Sebab dia saja sekarang ada di kapal raja perompak yang terkenal dengan kekejamannya melawan musuh. Lantas perompak mana yang berani mendekati?

Namun nyatanya, sekejam apapun raja perompak itu perubahan cuaca juga tidak mudah ditaklukkan. Beruntung di kapal itu ada Mas'ud yang dapat membaca situasi alam, sehingga mereka selamat dari badai dan cuaca buruk.

Berkat bantuannya tersebut, raja perompak mengundang Mas'ud ke ruangannya. Bahkan, dia dihadapkan kepada para hulubalang perompak. Dia dijamu bak tamu istimewa, sehingga para perompak di kapal begitu menyeganinya. Berikut dengan perompak yang hampir menebasnya hidup-hidup itu.

Enggak hanya itu, selama perjalanan Mas'ud dijadikan penasehat pun ahli strategi perang karena kemampuannya dalam bidang astronomi.

Eh, enggak salah, memangnya ada perang?

Yups, sebab pada dasarnya tujuan rombongan kapal perompak ke Pulau Swarnadwipa untuk melayangkan aksi balas dendam terhadap pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang pernah menghancurkan keharmonisan keluarga Remasut Sang Raja Perompak. 

Pengabdian Orang Laut
Orang Laut yang Tinggal di Kapal

Fyi, pada dasarnya Remasut merupakan suku orang laut tinggal nomaden di lautan. Hingga pada suatu ketika, mereka berhadapan dengan armada kerajaan Sriwijaya yang begitu benci pada bajak laut sehingga terjadilah pertempuran. Peristiwa itu membuat kapal Remasut beserta isinya hangus tenggelam. Satu-satunya orang yang selamat hanya Remasut yang berhasil melompat sebelum kapal meledak. 

Selain itu Remasut ingin menyadarkan para pimpinan di sana supaya tidak rakus kekuasaan yang mengakibatkan rakyatnya menderita. 

Saat rombongan para perompak tiba di pulau Swarnadwipa, peperangan tak bisa dielakkan lagi. Peperangan dari kedua belah pihak berlangsung sengit. Beruntung Raja Perompak memenangkan peperangan dan melucuti para pimpinan lawan yang selalu haus kekuasaan dan berhasil membalaskan dendamnya. 

Kendati demikian, Raja Perompak tidak menjarah pulau. Setelah misinya selesai, dia bahkan membubarkan para perompak dan dia memutuskan menjadi pengembara seperti ibunya dulu. Begitu pun Mas'ud, dia kembali ke Baghdad setelah menyelesaikan peta Pulau Swarnadwipa.

Fyi ... Sebenarnya banyak hal yang saya pelajari dari novel ini, bahkan dari tiap tokoh yang ada. Seperti halnya dari Biksu Tsing, Mas'ud ataupun belajar dari pengalaman masa lalu Remasut yang berhasil membuatnya menjadi Raja Perompak yang begitu disegani.

Sebab sebagai Raja Perompak, dia tidak langsung menghakimi orang yang dianggapnya lawan. Dia berbeda dengan perompak lain yang langsung dar-der-dor lawannya. Sang Raja Perompak masih memanusiakan manusia, walau kadang manusianya yang tidak bersikap seperti manusia. 

Menurut saya penyebutan Raja Perompak hanya sebatas julukan saja. Saya kira Remasut memang berbakat menjadi pemimpin. Namun sayang, dia memutuskan untuk mengembara.

Seperti yang diungkapkan oleh Biksu Tsing kepada Mas'ud, " Perompak mungkin saja tidak pernah punya niat baik, Al Baghdadi. Mereka hanya tahu soal menjarah, merampok. Tapi kadang kala saat sesuatu terlihat kejam, jahat, boleh jadi ada kebaikan di dalamnya."

Saya kira begitupun dengan Remasut. Pada awalnya dia tidak bermaksud untuk menjadi Raja Perompak, tapi keadaan yang mengubah segala sejak pertarungan masa lampau. Dia perlu menjadi kuat dan hebat bukan untuk pamer apalagi memanfaatkan kekuatannya. Melainkan untuk membela diri dan menjaga kehormatan keluarga terutama ibunya.

Secara keseluruhan kisah, memang novel Yang Telah Lama Pergi didominasi oleh kisah balas dendam dari para tokohnya. Namun saya kira balas dendam yang mereka lakukan masih memiliki nilai yang bisa dipetik pembelajarannya, bukan sembarang balas dendam.

Seperti halnya Mas'ud yang pada dasarnya dia memang seorang kartografer, tidak pernah memegang senjata, bertarung apalagi berperang, tapi semenjak bergabung dalam kapal perompak dia bisa belajar untuk menjaga diri sendiri. Kemampuan astronomi yang pada awalnya hanya untuk pengembangan membuat peta, malah bisa dimanfaatkan sebagai strategi perang. 

Dari novel ini saya belajar bahwa balas dendam yang elegan bukan perkara siapa yang akan kalah atau menang, tapi tentang siapa yang mampu berdamai dengan rasa sakit itu sendiri.

Memaknai Film Miracle Letters to the President

Miracle Letters to the President - merupakan film Korea Selatan yang dibintangi oleh Park Jeong Min, Im Yoon Ah, Lee Sung Min dan Lee Soo Kyung sebagai pusat sentralnya. Film yang ditulis oleh Lee Jang Hoon dan Son Jo Yeon telah dirilis pada 15 September 2021. 

Kendati telah tayang empat tahun lalu, tapi film garapan sutradara Lee Jang Hoon ini begitu inspiratif dan mengharu biru. Sebab kisah Miracle Letters to the President ini ternyata terinspirasi dari kisah nyata loh!

Memangnya film ini bercerita tentang apa sih?

Film Miracle Letters to the President

Secara garis besar film Miracle Letters to the President bercerita tentang seorang pemuda yang bercita-cita ingin membuat stasiun di desanya. Sebab kendati di desa terdapat rel kereta, tapi tidak memiliki pemberhentian. Sehingga warga desa yang ingin ke kota untuk berkegiatan sehari-hari perlu berjalan kaki hingga lima jam pulang pergi. 

Namun yang menjadi masalah juga, jalan satu-satunya yang mereka lalui adalah melalui rel kereta. Mereka harus berhati-hati dan waspada agar tidak tertabrak atau menunggu hingga ada kereta yang lewat.

Fyi ... kisah ini berlatar tahun 1980an, di sebuah desa pegunungan terpencil. Desa ini tidak mempunyai akses antar desa. Warga di sana mengandalkan rel kereta api dan terowongan rel kereta api untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Beberapa masalah tersebut membuat pemuda bernama Jung Joon Kyung diperankan oleh Park Jeong Min berinisiatif dengan mengirim surat ke presiden agar membuatkan stasiun di desanya. Sejak di sekolah menengah, Joo Kyung menulis surat kepada presiden tapi tidak pernah mendapatkan balasan. 

Sembari menunggu, Joo Kyung membuat alat pendeteksi getar yang diletakkan di dekat mulut terowongan. Jika misalnya ada warga yang ingin melewati terowongan, mereka bisa tahu bila akan ada kereta api lewat dan alat pendeteksi itu akan bergerak. Jika tidak, berarti kondisi aman. 

Penemuan Joo Kyung pernah mendapat ejekan dari kakak perempuannya Bo Gyeong yang diperankan oleh Lee Soo Kyung. Ejekan itu dikarenakan gambar manusianya lucu, tapi dibalik itu kakak perempuannya begitu mendukung Joo Kyung. Toh, penemuan itu juga bermanfaat untuk warga desa. Terutama mereka berdua yang perlu ke desa seberang untuk tetap bersekolah.

Hari-hari berlanjut, entah berapa kali Joo Kyung menulis surat kepada presiden tapi belum juga mendapatkan balasan. Suatu ketika dia melihat pamflet olimpiade matematika dan pemenangnya akan bertemu wali kota. Joo Kyung yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, akhirnya menyiapkan diri ikut lomba. Dia menyiapkan surat lagi dan ingin menitipkan pesan itu kepada wali kota. Walaupun pada akhirnya dia menang, tapi wali kota tidak bisa hadir menyerahkan hadiahnya.

Joo Kyung yang memang pada dasarnya merupakan siswa jenius dibidang sains ini, dia tetap teguh pada pendiriannya. Hingga dia memutuskan sendiri bersama warga membangun stasiun dengan dana pribadi.

Akan tetapi, walaupun stasiun telah berdiri kokoh tidak ada kereta satupun yang berhenti. Masinis yang bertugas seperti ayah Joon Kyung pun, tidak mempunyai kewenangan dapat berhenti sesukanya, meski di stasiun baru itu banyak warga yang menanti.

Walaupun sempat pesimis, semangat Joo Kyung kembali menggelora setelah mendapatkan dukungan dari teman sekelasnya Ra Hee diperankan oleh Im Yoon Ah. Ra Hee mencoba membantu menitipkan surat Joo Kyung kepada ayahnya yang dapat dikatakan sebagai anggota dewan. Yaaa walaupun tidak langsung mendapatkan respon, tapi dukungan Ra Hee begitu berarti bagi Joo Kyung.

Hari-hari berlanjut, sampai pada akhirnya Joo Kyung diterima di salah satu universitas bergengsi di Seoul. Dia yang masih berberat hati meninggalkan desanya itu merasa frustrasi. Terlebih, ketika kakaknya tahu, bila Joo Kyung tidak mau pergi ke Seoul sebelum keselamatan dirinya dan warganya terjamin. Ayahnya yang tahu itu sempat berselisih dengan Joo Kyung. Namun sang ayah pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Fyi ... Sebenarnya hubungan Joon Kyung dengan sang ayah tidak begitu baik. Bahkan mereka tidak tinggal bersama. Dulu sang ayah pernah ingin membawanya pergi dan tinggal di dekat tempat kerja sang ayah. Namun Joon Kyung menolak dan ingin tetap di rumah desa terpencil itu bersama sang kakak. Hanya sesekali sang ayah berkunjung, seperti saat tahu Joon Kyung diterima universitas bergengsi di Seoul.

Sampai pada akhirnya, ayah Joon Kyung yang menyadari bila sang anak membutuhkan pengakuan dan dukungannya itu memutuskan untuk menghentikan kereta di stasiun baru itu. Sang ayah memberikan pengertian kepada Joon Kyung bila semua yang terjadi dalam keluarga bukanlah kesalahannya. Begitupun kematian ibunya. 

Akhirnya Joon Kyung pun memahami isi hati sang ayah, dia juga mencoba untuk menerima semua hal yang terjadi dalam hidupnya. Begitupun keputusan untuk pertama kalinya meninggalkan desa tercinta dan pergi ke Seoul.

Miracle Letters to the President memang berakhir indah. Kendati demikian ada 3 Plot-twist yang berhasil membuat saya tersentuh setelah menontonnya. Apa sajakah plot-twist tersebut?

3 Plot-twist Menyentuh dalam Film Miracle Letters to the President 


3. Bo Gyeong Sudah Meninggal 

Bo Gyeong, Joon Kyung dan Warga Berdiri di Stasiun
Bo Gyeong, Joon Kyung dan Warga Berdiri di Stasiun 

Bo Gyeong kakak perempuan Joon Kyung ternyata sudah meninggal. Dia mengalami kecelakaan saat melewati jembatan saat kereta api barang lewat. Dia terpeleset saat ingin mengambil tropi juara Joon Kyung yang akan terjatuh ke sungai. Sebab pada dasarnya, Bo Gyeong begitu bangga pada sang adik. Dia begitu jenius dan sering juara lomba olimpade. Bagi Bo Gyeong, Joon Kyung merupakan kebanggaan desa di sana.

Pada awalnya saya tidak 'ngeh' kenapa dalam film kakak Joon Kyung kok terlihat lebih muda dari adiknya? Ternyata selama dalam film, dapat dikatakan bila itu hanya halusinasi Joon Kyung saja. Seolah-olah dia berinteraksi dengan kakaknya saat masih muda.

2. Masinis Kereta Barang 

Ayah Joon Kyung Bertugas sebagai Masinis
Ayah Joon Kyung Bertugas sebagai Masinis 

Hari sial tidak ada dalam kalender. Ya, mungkin kalimat itu bisa menggambarkan situasi ini. Saat hari kecelakaan kereta barang memang seharusnya bukan jadwal ayah Joon Kyung. Dia mengganti temannya karena ada suatu hal, saya lupa karena apa. Tapi salah seorang rekan masinis ayah Joon Kyung minta tolong untuk menggantikannya.

Ayah Joon Kyung yang tidak tahu situasi di jembatan bersikap tenang dan biasa saja ketika sampai di tempat tujuan. Namun saat rekannya memberi tahu, bila anak perempuannya terjatuh saat ada kereta barang lewat, hal itu membuat ayah Joon Kyung terpukul.

Dia begitu bersalah kepada anak-anaknya, sehingga selama ini tidak berani menatap Joon Kyung dan membuat Joon Kyung salah paham. Hal tersebut pun membuat Joon Kyung berjarak dengan sang ayah, dia pun mengira ayahnya begitu membencinya dan tidak peduli lagi.


1. Alasan Kuat Membangun Stasiun 

Joon Kyung Mengirim Surat
Joon Kyung Mengirim Surat 

You know-lah, alasan kuat Joon Kyung ingin membangun stasiun karena tidak ingin ada peristiwa seperti yang dialami oleh kakaknya. Sebab dengan adanya stasiun pula, warga tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki untuk pergi ke desa tetangga.

Selain itu, karena Joon Kyung merasa bersalah kepada sang kakak. Dengan adanya stasiun di desanya, menjadi sebuah pengingat pula bila ada seseorang yang memiliki rasa bangga yang begitu besar kepadanya.

Ngomong-ngomong itulah garis besar film Miracle Letter to the President, ada haru, pilu, kocak dan gembira ketika menonton film ini. Yaaa ... Walaupun perlu siap-siap bawa tisu, tapi film Miracle Letters to the President begitu menarik untuk ditonton. Apalagi kalau diperankan oleh Im Yoon Ah, kadang adegan yang seharusnya sedih malah jadi kocak karena teringat dengan kelakuan aslinya yang memang lawak, hahaha.

Ada satu hal yang begitu membekas dari film ini, yakni tentang komunikasi. Seperti yang kita tahu hubungan yang baik akan terjadi bila terjalin komunikasi yang baik. Sama halnya hubungan Joon Kyung dan sang ayah, keduanya hanya butuh waktu untuk terbuka dan membicarakan hal-hal selayaknya ayah dan anak. Tidak perlu komunikasi yang serius, yang remeh temeh malah lebih memberikan kehangatan.

Pecah Telur! Pendapatan Pertama dari YouGov

Sekarang kalau ada yang bertanya apakah YouGov itu membayar? Maka dengan lantang dan tanpa ragu-ragu saya akan menjawab iya, YouGov membayar. 

Fyi ... Melanjutkan sesi sebelumnya tentang rekomendasi situs survey berbayar, kali ini saya akan membahas lebih terperinci tentang YouGov.

Memangnya YouGov itu apa sih?

YouGov merupakan perusahaan riset pasar juga analisis data berbasis internet secara internasional. Markas besar perusahaan ini ada di Britania Raya yang didirikan oleh Stephan Shakespeare dan Nadhim Zahawi pada tahun 2000.

Seperti yang telah saya bahas sebelumnya, YouGov merupakan situs survey yang unik dan berbeda dari situs survey yang pernah saya gunakan. Keunikan dan perbedaan itu terletak pada cara masuk ke akun dan pengerjaan survey.

Di YouGov Teteman tidak perlu menghafal kata sandi, karena yang penting itu adalah emailnya. Jadi, untuk masuk ke akun YouGov hanya perlu email yang sudah terdaftar, kemudian Teteman akan mendapatkan kode untuk digunakan sebagai pengganti kata sandi. Setiap ingin masuk akun, maka kode yang dikirim ke email akan selalu berbeda.

Kemudian untuk pengerjaan survey Teteman tidak perlu bolak-balik membuka ataupun menutup akun YouGov. Sebab pengerjaan survey akan dikirim ke email. Teteman akan mendapatkan undangan survey sesuai dengan kualifikasi data profil yang tersedia. Intinya, Teteman hanya menunggu notifikasi untuk mengerjakan survey yang diberikan. 

Survey di YouGov mempunyai poin yang beragam, ada yang bernilai 60 poin dalam sekali survey, ada 150, 30, 90. Bahkan kalau beruntung ada yang 300 poin. Poin-poin tersebut akan diakumulasikan hingga ambang batas 5000 poin yang setara dengan Rp. 200.000. Teteman dapat menukarkan reward tersebut dalam tunai, bank transfer, e-wallet (OVO, DANA, GoPay) atau voucher belanja yang tersedia seperti GrabFood, Grab Express, Grab Mart, Tokopedia dan Zalora.

Uniknya lagi nih! Penarikan reward di YouGov terbilang sat-set, tidak ada 5 menit reward sudah masuk ke dompet saya. Ngomong-ngomong, saya mencoba menarik reward YouGov ke OVO Cash. Alhamdulillah tidak ada kendala, reward Rp.200.000 mendarat dengan selamat.

Lantas bagaimana sih cara menarik reward YouGov ke OVO?

Cara menarik reward YouGov ke OVO

Hal terpenting dan paling utama tentu saja akumulasi poin Teteman harus sudah diambang batas yakni 5000 poin. Jika sudah diambang batas, pilihan hadiah di YouGov akan berubah menjadi terang pun tulisan "tukarkan" dapat diklik. Sebaliknya, jika poin Teteman belum diambang batas, maka hadiah di YouGov akan berwarna abu-abu dan tidak bisa diklik. 

Reward YouGov 

Selanjutnya, pilih reward sesuai dengan keinginan Teteman. Berhubung saya ingin menarik reward ke OVO, maka saya klik tukarkan gambar OVO seperti gambar A.

Setelah menekan tukarkan gambar OVO, Teteman perlu mengisi data berupa nama dan alamat email. Lalu klik saja tukarkan lagi dan nanti Teteman akan mendapatkan tautan atau link penukaran hadiah yang dikirim ke email seperti seperti gambar B.

Gambar A dan B


Dari alamat email yang didapat, Teteman perlu memasukkan nomor OVO yang ingin dituju, setelah itu klik saja tukarkan. Kalau tidak salah ingat, tidak ada 3 menit reward YouGov sampai di dompet OVO saya. Saya saja hingga takjub, karena secepat itu reward-nya sampai. Keren sih, 2 jempol untuk YouGov. Walau pada awalnya saya sempat ragu pada YouGov, hahaha.

Detail Transaksi YouGov ke OVO

Akan tetapi dibalik kerennya YouGov yang menjadi nilai minusnya adalah ketersediaan survey yang terbatas. Adakalanya akan mendapat survey empat kali dalam sebulan atau dua, tiga kali sebulan. Bahkan saya sempat mendapatkan undangan survey hanya sekali dalam sebulan. Sehingga cukup lama dalam mengakumulasi poin hingga mencapai ambang batas. 

Itulah mengapa saya begitu antusias menulis artikel ini, karena berhasil menuntaskan misi yang "cukup menantang". Sebab pada awalnya sempat ingin berhenti ditengah jalan, hehe.

Namun kabar baiknya selain pengiriman reward yang cepat, rata-rata survey dapat diselesaikan hingga akhir. Sebab adakan yaaa yang tiba-tiba mengisi survey malah berhenti ditengah jalan? Selama mengerjakan survey di YouGov, saya tidak mengalami kendala tersebut. Sehingga saya dapat mengakumulasi poin dan menukarkan dengan OVO Cash.