Hai Januari, apa kabar? Eh, maksud saya Teteman, hehe. Enggak terasa ya, 2022 telah berlalu. Padahal rasanya baru kemarin deh, bulan Januari 2022 dan sekarang sudah di Januari 2023 saja.
Ngomong-ngomong tentang 2023 nih! Seperti halnya diawal
tahun lalu, kali ini pun saya ingin merekomendasikan bacaan terbaik versi saya
di tahun 2022. Kira-kira ada bacaan terbaik Teteman juga enggak ya?
5. Novel Almond karya Sohn Won Pyung
Menelisik tentang Almond, saya menjadi berpikir keras
mengenai kekhawatiran bila nanti menjadi orang tua. Takut, bila tidak bisa
memberikan hak untuk anak dan sebagainya.
Kendati demikian dari Novel Almond saya pun
menjadi sadar, bila manusia itu memang butuh belajar berbagai hal. Enggak hanya
belajar di sekolah, tapi pun belajar kehidupan yang bahkan tidak diajarkan di
sekolah.
Seperti halnya belajar tentang parenting yang kadang kala
masih dianggap sepele bagi sebagian orang. Padahal belajar parenting sebelum
menjadi orang tua adalah sebuah bekal menjadi sebaik-baiknya orang tua.
Seperti halnya dalam Novel Almond, Yoon Jae adalah
seorang anak yang dilahirkan dengan amigdala yang kecil. Hal tersebut mengakibatkan
dia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang melambat dari sebagian teman
sebayanya. Selain itu, dia tidak bisa merasakan emosi dari lawan bicara.
Adakalanya bila tokoh Yoon Jae hanyalah sebagai salah
satu contoh saja. Sebuah contoh kelalaian orang tua dalam mengetahui tumbuh
kembang anak sejak lahir. Walaupun demikian saya tidak bisa menghakimi orang
tua tersebut. Sebab tidak ada orang tua yang sempurna.
Namun Novel Almond sendiri mengajarkan saya untuk terus
belajar apapun mengenai kehidupan terutama ilmu parenting.
Baca juga: Review Novel Almond karya Sohn Won Pyung
4. Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti karya Kim Sang Hyun
Kim Sang Hyun dengan sebuah karyanya yang berjudul Siapa
yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti? membuat saya
merenungkan banyak hal. Salah satu contohnya sudahkah saya menerima dan
memaafkan diri sendiri atau sudahkah melakukan dan memberikan yang terbaik
untuk diri sendiri?
Buku karya Kim Sang Hyun menurut saya selain sebagai
perenungan juga sebagai tamparan keras untuk sadar, bila sejatinya hal yang
perlu diutamakan adalah diri sendiri. Ngomong-ngomong bukan berarti mengajarkan
untuk bersikap egois atau apatis ya?
Sebab ada kalanya kita sebagai manusia perlu bersikap
tega kepada orang lain. Tega dalam artian, tidak selalu sama dan selaras
terhadap pendapat, keinginan pun anggapan orang lain.
Jangan rendah diri bila dianggap cuek atau tidak peduli.
Manusia itu mempunyai tujuan dan pilihan masing-masing dalam menjalani
kehidupannya. Sebab setiap manusia mempunyai cara bahagia yang berbeda.
Baca juga: Review Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti karya KimSang Hyun
3. Novel Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis karya Keigo Higashino
Saya tidak bisa berkomentar panjang lebar jika
berhubungan dengan karya pengarang asal Negeri Sakura ini. Sebab selalu
berhasil memberikan hal-hal baru yang tak terduga, meski dengan genre yang
sama.
Saya hanya bisa berpendapat bila Novel Malice: Catatan
Pembunuhan Sang Novelis karya Keigo Higashino mempunyai alur, konflik dan
penyelesaian yang cukup menggugah. Begitupun pada karakter tiap tokoh yang
hampir membuat saya terkecoh akibat salah menilai.
Kendati demikian, bukan hanya menyoal tentang plotnya
saja. Dari sekian karya Keigo Higashino, Novel Malice: Catatan Pembunuhan Sang
Novelis ini menjadi karya terbaik kedua setelah Keajaiban Toko Kelontong
Namiya.
Baca juga: Review Novel Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis karya KeigoHigashino
2. Novel Matahari Minor karya Tere Liye
Enggak nyangka saja sih, ternyata tiap tahun ada karya
dari Bang Tere yang masuk dalam daftar novel terbaik versi saya, hehe. Lantas
di tahun 2022, karya Bang Tere yang terbaik menurut saya adalah Novel Matahari
Minor.
Hal tersebut dikarenakan menurut saya Novel Matahari
Minor memberikan plottwist yang begitu mengejutkan. Saya tidak menyangka, bila
Bang Tere akan mengembangkan kisah kematian Ily dan menghubungkannya pada karya
series selanjutnya.
Enggak hanya itu, misteri kebangkitan Ily pun menjadi
satu konflik yang mengesankan. Sebab selama series yang telah dirilis, belum
ada tokoh protagonis berubah menjadi antagonis dan sedang dimanfaatkan oleh
para pemilik kekuatan. Hal tersebut
membuat saya memposisikan Novel Matahari Minor diurutan kedua.
Baca juga Review Novel Matahari Minor karya Tere Liye
1. Buku Goodbye Things karya Fumio Sasaki
Goodbye
Things karya Fumio Sasaki berhasil mencuri perhatian saya dari sekian bacaan yang
ada. Sebab menurut saya, Goodbye Things bukan sekadar bacaan tapi pengetahuan
yang relevan terhadap situasi yang terjadi dalam hidup saya.
Buku Goodbye Things begitu membantu dan berhasil
menyelaraskan pemikiran saya tentang hidup minimalis. Enggak hanya memberikan
pengetahuan, tapi berhasil memunculkan aksi dalam diri saya untuk berbenah.
Saya tidak bisa memberikan penjelasan terlalu panjang
mengenai buku satu ini. Namun ada satu klausa untuk mendeskripsikan karya dari
Fumio Sasaki ini, yakni Goodbye Things adalah buku ajaib.
Baca juga: Review Goodbye Things karya Fumio Sasaki
Nah, itulah daftar bacaan terbaik versi saya. Lantas apa
saja bacaan terbaik versi Teteman?
0 Comments