Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 (Kim Ji Yeong Born 1982) merupakan novel terjemahan dari Korea Selatan yang ditulis oleh Cho Nam Joo. Novel ini menjadi perbincangan hangat dan sangat populer dikalangan netizen Korea bahkan internasional. Novel ini sudah difilmkan loh, tokoh utama laki-laki diperankan Gong Yo dan tokoh utama wanita diperankan oleh Jung Yu Mi.
Novel ini diterbitkan ulang dan diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2019, dengan tebal ± 192 halaman. Memang tidak terlalu panjang untuk ukuran novel yang biasanya hingga 300 halaman, tapi novel ini berhasil mengaduk-aduk emosi. To the point, detail dan tampak begitu nyata.
Novel Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 menceritakan tentang kisah Kim Ji Yeong yang mengalami depresi pasca melahirkan,dengan kondisi sosial yang menuntut diskriminasi gender, bahkan misoginis.
Dikisahkan bila laki-laki itu lebih unggul daripada wanita. Bahkan wanita dianggap tidak memiliki peluang dalam berbagai bidang. Hal itulah yang semakin menumbuhkan perspektif masyarakat bila melahirkan seorang anak laki-laki akan membawa kesuksesan dan menaikkan derajat keluarga.
Perspektif tersebut menimbulkan wanita harus mengubur mimpinya dan mengalah untuk kesuksesan saudara laki-laki. Wanita harus menerima ketimpangan dan ketidaksetaraan gaji pada saat bekerja. Akan merasa tertekan dan bersalah ketika mereka mengetahui sedang mengandung, apalagi melahirkan bayi perempuan dan ketidakadilan lainnya.
Kondisi-kondisi itulah yang dialami Kim Ji Yeong. Sebagai wanita dan seorang istri dia selalu dibanding-bandingkan dan menjadi yang terbelakang. Padahal dia suka bekerja, namun kondisi keluarga tak bisa memenuhi keinginannya. Hingga akhirnya dia depresi, bahkan bertingkah laku aneh selayaknya orang tua dan teman lama suaminya yang sudah meninggal.
Perubahan tingkah laku Ji Yeong sempat diketahui sang suami, bahkan dia menyarankan agar Ji Yeon pergi ke psikiater. Ji Yeong menjalani konseling dua kali seminggu selama empat puluh lima menit. Walaupun frekuensinya sudah berkurang, namun gejalanya belum hilang sepenuhnya.
Well, bagi saya kisah Kim Ji Yeong sangat menyanyat hati. Betapa kejamnya diskriminasi gender yang dialami Ji Yeong sampai membuatnya seperti itu? Saya pun tidak memungkiri bila pada dasarnya novel ini sebuah cerminan kondisi sosial kita. Kim Ji Yeong merupakan deskripsi para wanita di dunia.
Memang di dalam novel Ji Yeong hanya menyuarakan perasaannya dalam hati, tidak berterus terang dan membicarakannya pada orang sekitar. Sebab dia mengerti, berbicara ataupun tidak orang-orang sekitar tidak akan memahaminya.
Sebagai penulis, Cho Nam Joo tanpa sengaja mengajak kita untuk menyuarakan pentingnya emansipasi. Dari novel ini saya belajar bahwa wanita juga mempunyai kesempatan dalam berbagai hal. Wanita juga bisa bebas berekspresi tanpa batasan dan tekanan.
Lantas sanggupkah kita menjadi suara lain Kim Ji Yeong?
0 Comments