Sang Pendekar (Review Film The Swordsman 2020)

The Swordsman sepertinya merupakan salah satu film Korea yang cukup dinanti-nantikan. Pasalnya film bertema sejarah ini mempercayakan salah satu tokohnya untuk diperankan oleh aktor Indonesia loh! Kira-kira ada yang bisa menebak enggak siapa aktor tersebut?

Joe Taslim. Aktor kenamaan Indonesia satu ini memang sudah enggak diragukan lagi kepiawaiannya. Prestasinya dalam dunia seni peran sudah lama mendunia. Sebagai orang Indonesia pasti bangga dengan prestasi Joe Taslim tersebut bukan?

Dalam film ini Joe Taslim berperan sebagai Gurutai, seorang ahli pedang dari anggota Keluarga Dinasti Qing yang berkeinginan menjadi pendekar pedang paling andal. Kedatangannya ke Dinasti Joseon ialah membuat kesepakatan dengan salah seorang ‘pihak’ dari Joseon–Lee Mok Yo. Akan tetapi kesepakatan itu berbuntut panjang dan menjadi tuntutan yang tidak masuk akal agar Joseon menjual warganya menjadi budak.

Review Film The Swordsman 2020

Seorang pihak Joseon tersebut menjadi tersudut oleh perlakukan utusan Dinasti Qing yang semena-mena. Lantas dia menyuruh bawahannya untuk mengadopsi seorang anak perempuan yang sebaya dengan anak perempuannya (digunakan sebagai kamuflase agar anaknya selamat bila terjadi hal yang tak diinginkan).

Anak perempuan itu bernama Tae Ok. Dia seorang gadis usia belasan tahun yang tinggal di hutan bersama sang ayah–Tae Yul. Saat itu mereka berdua memutuskan pergi ke kota untuk mencari seorang dokter, karena mata Tae Yul sakit parah.

Dalam perjalanan mencari dokter itu mereka bertemu bawahan Lee Mok Yo dan menawarkan akan mengobati dan merawat Tae Yul dengan syarat Tae Ok menjadi anak angkat Le Mok Yo. Sebagai seorang ayah Tae Yul tidak setuju dengan kesepakatan itu. Namun Tae Ok bersikeras, bahkan dia berangkat tanpa berpamitan kepada Tae Yul.

Suatu ketika Gurutai mempermasalahkan kesepakatannya dengan Le Mok Yo, menyebabkan seluruh orang di kediaman Lee Mok Yo tersandera tak terkecuali sang anak.  Namun kamuflase yang dilakukan Lee Mok Yo tidak berhasil, sebab salah seorang anak buah Gurutai mengenali anak perempuan itu pernah mengalahkan temannya dalam perkelahian. Akhirnya Gurutai semakin marah mendapat perlakuan demikian dan menculik anak kandung juga anak perempuan yang diadopsi (bertujuan mengundang Tae Yul yang sudah mengalahkan anak buahnya).

Tae Yul yang mendengar bila sang putri diculik langsung pergi untuk menyelamatkannya. Dia tidak peduli dengan kondisi mata yang semakin parah, sebab bagi Tae Yul sang anak merupakan segala-galanya.

Tak membutuhkan banyak waktu untuk menemukan markas Gurutai. Akhirnya mereka berduel dengan sebuah kesepakatan yakni Tae Yul bisa membawa Tae Ok, tapi harus melangkahi Gurutai. Nyatanya Tae Yul bukanlah orang biasa. Dia sangat lihai memainkan pedang dan bertarung meski matanya sakit. Walhasil, Tae Yul menghunuskan pedangnya kepada Gurutai dan berhasil menyelamatkan sang putri.

Secara garis besar The Swordsman berkisah demikian, yakni tentang pengorbanan seorang ayah untuk menyelamatkan sang putri satu-satunya. Akan tetapi, banyak hal mengharukan dari sosok Tae Yul ini.

Usut punya usut, Tae Yul muda merupakan seorang pengawal Raja Gwanghaegun. Dia seorang pendekar pedang terbaik saat itu, bahkan dilatih langsung oleh raja. Namun suatu ketika terjadi pemberontakan dan Raja Gwanghaegun digulingkan.

Dalam pemberontakan itu, Tae Yul muda menjadi satu-satunya tameng raja dan berduel dengan salah seorang pendekar yang tak kalah hebatnya. Duel itu mengakibatkan salah satu mata Tae Yul terluka. Raja yang menimang peluang yang semakin sempit akhirnya mengikuti para pemberontak. Namun sebelum pergi Raja menitipkan seorang bayinya kepada Tae Yul–raja mempercayakan Tae Yul muda untuk merawat dan membesarkan putrinya.

Sejak peristiwa itu Tae Yul hidup di pedalaman hutan yang jauh dari hiruk pikuk orang-orang bahkan penguasa. Dia membesarkan putri dengan seadanya, bersahabat dan bertumpu pada alam. Bahkan dia menyembunyikan identitasnya sebagai pendekar terbaik Joseon.

Sejujurnya banyak sekali hal yang  bisa diambil amanatnya dari film ini, utamanya dari tokoh Tae Yul. Dengan dedikasi dan kesetiaannya kepada raja, dia merelakan diri mengorbankan banyak hal. Seumur hidup membesarkan putri raja tanpa membeda-bedakan bahkan dengan mempertaruhkan nyawanya.

Tae Yul mengajarkan totalitas dalam melakukan berbagai kebaikan. Satu hal lagi yang paling penting, enggak perlu menyombongkan diri dengan salah satu kemampuan yang dimiliki atau seberapa hebatnya kita dihadapan orang. Berlaku biasa saja, sebab tanpa memberi tahu orang lain pun pasti ‘nggeh’ dengan apa yang kita lakukan.

Sejatinya sederhana itu elegan, right?


Beribadah Tanpa Lelah (Review Wanita yang Dirindukan Surga karya M. Fauzi Rachman)

Sebagai manusia yang beragama–surga merupakan tujuan akhir yang sangat diinginkan. Tidak pandang bulu apakah laki-laki, perempuan, orang dewasa juga anak-anak, semua menginginkan surga sebagai alam akhirat tempat jiwa manusia mengenyam kebahagiaan. Akan tetapi sudahkah melaksanakan ketetapan untuk mencapainya?

Apalagi sebagai wanita nih, seperti teteman ketahui bila ada salah satu hadist riwayat Bukhari dan Muslim mengungkapkan bila Rasulullah SAW melihat mayoritas penghuni neraka adalah wanita. Pasti sebagai kaum hawa merasa khawatir bukan?

Review Buku Wanita yang Dirindukan Surga karyaM. Fauzi Rachman


Memang banyak sekali buku-buku tentang cara ataupun pedoman sebagaimana layaknya wanita agar dapat menggapai surga-Nya. Namun kali ini author ingin merekomendasikan salah satu buku karya M. Fauzi Rachman yang enggak kalah bermanfaat dengan buku-buku lainnya yakni “Wanita yang Dirindukan Surga”.

Buku Wanita yang Dirindukan Surga merupakan buku nonfiksi yang membicarakan mengenai bimbingan  untuk wanita. Lebih tepatnya mengajak para Muslimah agar senantiasa mengoptimalkan momen beribadah disetiap situasi dan kondisi.  Buku ini sudah cetakan ke-vi pada 2016 loh! Diterbitkan oleh Penerbit Mizania dengan tebal ± 205 halaman.

Isi dari Wanita yang Dirindukan Surga ini terdiri dari empat bab yang enggak bisa dilewatkan begitu saja. Adapun empat bab tersebut mengenai (1) Pandangan Islam tentang Wanita, (2) Kesalahan-kesalahan yang Sering Dilakukan Kaum Wanita, (3) Kenikmatan Surga bagi Wanita yang Mengerjakan Kebaikan, dan (4) Mengetuk Pintu Surga dengan Ibadah-Ibadah Utama.

Entah sudah berapa kali author mengkhatamkan buku satu ini. Topiknya memang cukup serius, tapi pembawaan penulis yang luwes membuat nyaman untuk dibaca. Apalagi buku ini dilayout sedemikian rupa dari  penataan, penempatan dan pemilihan huruf juga ilustrasi, sepertinya digarap dengan serius sehingga membuat betah para pembacanya.

So, untuk teteman kaum hawa yang ingin memperdalami dan butuh bimbingan sedikitnya tentang masalah wanita, author rekomendasikan buku ini. Enggak perlu deh tanya apa manfaat yang didapat setelah membaca Wanita yang Dirindukan Surga? Tentu banyak. Apalagi dibuat ketagihan, padahal sudah berkali-kali tapi masih saja ingin dibaca ulang, hehe.


Perjalanan di Penghujung Tahun: Selayang Langkas

Hanya sekadar mengenang tahun 2020, perjalanan pertama "Selayang Langkas" dalam menjamah kehidupan barunya. 

Buku Selayang Langkas karya Hikmatul Ika Fajaryanti


Perkenalkan, salah satu titik balik author di akhir tahun ini. Sebuah kumpulan prosa yang berhasil diterbitkan dalam bentuk elektronik. Lagi, dari hasil event lomba menulis, hehe. 

"Enggak trauma dengan event menulis yang dulu, Thor?" 

Selayang Langkas kali ini enggak sedrama Sunset In Bali pada event pertama. Sangat mulus seperti buku kedua yakni Catatan Nostalgia. Meski menunggu agak lama, tapi bisa dimaklumi, banyak antreannya. Satu hal yang penting, enggak digantungin lagi dan langsung dapat kepastian. 

Dulu, semasa author ikut event antalogi bersama oleh penerbitan yang sama pun juga tidak mengecewakan. Kemudian ada kesempatan ini, tentu author enggak ingin melewatkannya begitu saja, hehe. 

Oh iya, bagaimana dengan teteman yang tengah bergerak dibidang yang sama? Semoga mendapat sebuah kesempatan diwaktu yang tepat yaaa.. 

Memang enggak semudah itu. Namun author yakin tiap manusia memiliki jatahnya masing-masing. Sama halnya jatah gagal yang kerap kali diucapkan oleh para pembesar lainnya. 

Begitupun author sebagai penduduk bumi yang tak akan luput dari berbagai kerumitan yang terjadi. Dari tahun 2020 cukup istimewa, meski adakalanya hal tentang sisi baik dan buruk, terwujud dan gagal tiap sesuatu pastilah memiliki kesan yang berarti. 

Jangan tanyakan soal resolusi  yang diperoleh tahun ini. Dunia sudah mulai sukar dari awal tahun hingga saat ini. Ah, tenang saja author enggak akan menyalahkan keadaan itu, sebab Tuhan lebih tahu. Jika tidak bisa menyelesaikan (A), maka Tuhan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan (B) bagaimana pun bentuk kondisinya. 

Ada kemungkinan "Selayang Langkas" merupakan kesempatan lain yang diberikan Tuhan kepada author. Kesempatan untuk bisa berdiri dan bercengkerama di tengah  bumi yang sudah terasa sulit ini.

Beberapa langkah perjalanan dipenghujung tahun 2020. Meski ada beberapa hal yang tidak terjamah dengan mudah, tapi ada catatan kecil yang begitu berarti. 

Ah! 2020, kau memang menjengkelkan. Namun di sisi lain aku berterima kasih tentang banyak hal yang telah kau torehkan. 



Sesederhana Bernapas (Review Seni Hidup Minimalis karya Francine Jay)

 

Seni Hidup Minimalis salah satu karya Francine Jay ini, tanpa ba-bi-bu langsung menohok ketika dibaca. Bagaimana enggak, rasanya dibuat was-was sembari lihat kanan kiri, buka tutup sana sini perabotan-perabotan yang enggak jauh dari jangkauan author saat itu.

Review Buku Seni Hidup Minimalis karya Francine Jay


Maklum, sebagai manusia konsumtif begitu banyak barang besar-kecil yang dimiliki. Padahal yaa enggak semua selalu digunakan, malah lebih banyak barang-barang zaman baheula  sudah diam berdebu, tapi rasa-rasanya sayang sekali untuk disingkirkan. Em, teteman adakah yang mengalami hal serupa?


Hanya membeli dan menyimpan barang yang enggak tahu kapan akan digunakan fungsinya ini, memang perilaku yang harus diubah. Bukan hanya akan mengurangi  finansial, tetapi juga mengurangi kapasitas ruang di rumah.


Buku dari Miss Minimalis ini cukup menjadi salah satu alternatif bagi teteman yang memiliki masalah serupa. Buku ini berhasil membuat author bergerak. Meski belum seluruhnya dibersihkan, setidaknya sudah ada barang yang berpindah tempat ke tong sampah. Rasanya lega, ikatan author dengan barang itu benar-benar terlepas. Hore!


Memangnya apa sih metode yang Miss Minimalis bagikan dalam bukunya ini, sehingga bisa menggugah author untuk bergerak?


Dalam “Seni Hidup Minimalis” ini Francine menerapkan metode STREAMLINE, apakah itu?


Start over – mulai dari awal

Trash, treasure,or transfer – buang, simpan, atau berikan

Reason for each item – alasan setiap barang

Everything in its place – semua barang pada tempatnya

All surfaces clear – semua permukaan bersih

Modules – ruangan  

Limits – batas

If one comes in, one goes out – satu masuk, satu keluar

Narrow down – kurangi

Everyday maintenance – perawatan setiap hari

 

Penjelasan secara singkatnya sih jikalau teteman ingin menyesuaikan dengan gaya hidup minimalis, langkah pertama yang dilakukan ialah memulai dari awal. Eh, maksud memulai dari awal bukan malah disuruh membeli rumah baru atau membangun sebuah ruangan baru, tetapi mengosongkan tempat yang ingin dibenahi. Misalnya rak perabotan, maka isi dalam rak itu dikeluarkan terlebih dahulu hingga benar-benar kosong. Baru ke tahap berikutnya yakni memilah antara buang, simpan atau berikan, begitu pula seterusnya.


Sebenarnya buku ini sangat mudah diterapkan dan dipahami. Apalagi ditambah dengan kotak penjelas yang mampu memberikan penekanan pada tiap bab. Jadi enggak yang membosankan gitu. Hal yang menjadi menarik lagi, buku ini merupakan pengalaman dari penulisnya.


Well, pembelajaran yang author dapat dari buku ini adalah enggak semua barang yang ada di luar sana itu menjadi barang utama yang kita butuhkan. Bahkan yang orang lain milikipun belum tentu yang benar-benar kita butuhkan juga. Sejatinya hidup ini sesederhana bernapas, tidak muluk-muluk dan cukup menikmati dengan hal apapun yang telah dimiliki.


 

Berguru Dari Bintang

Ngomong tentang ‘berguru’ nih, pastipun teteman enggak asing dengan kata tersebut ya kan? Dalam KBBI berguru merupakan kata verba yang bisa diartikan sebagai belajar. Nah, belajar sendiri bisa diartikan pula berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Berguru dari Bintang

Dalam proses belajar individu satu dengan yang lain, bisa saja mempunyai cara yang berbeda. Ada yang lebih cenderung pada visual ataupun audio visual. Apalagi di zaman saat ini yang lebih memanfaatkan kecanggihan teknologi karena dianggap mudah dalam melakukan segala hal. Namun enggak sedikit pula bila perkembangan teknologi digunakan sebagai ‘sensasi’ belaka. Eh tahu dong, media sosial apa itu? YouTube.


Siapa sih yang enggak tahu YouTube? Media sosial satu ini sudah enggak asing, mulai dari anak-anak bahkan orang awam sekalipun. Media sosial ini bukan hanya sebagai hiburan atau mencari informasi saja, bahkan enggak jarang para pendidik juga memanfaatkan YouTube sebagai media pembelajaran loh! Jadi enggak melulu belajar itu harus dikonotasikan berada di sekolah yaaa?


Kali ini author akan merekomendasikan beberapa kanal YouTube yang mungkin saja bisa memberikan wawasan, hiburan kepada teteman. Siapa sajakah para bintang tersebut? Yuk di simak  bersama!


5. Asma Nadia

Sepertinya enggak perlu diperkenalkan lagi siapa itu Asma Nadia, ya kan? Penulis satu ini termasuk yang cukup aktif di media sosial; bisa dikatakan uptodate deh! Enggak mau kalah dengan generasi mudanya.

Nah, teteman sudah tahu enggak kalau sebenarnya Asma Nadia ini memiliki kanal YouTube? Meski enggak sesering para pembuat konten lainnya dalam menggunggah video, tapi YouTube beliau ini enggak kalah menarik untuk ditonton, loh. Selain berisi perjalanan Asma Nadia yang sering disebut sebagai jilbab traveler; memangnya apa yang paling menarik dari seorang penulis kalau enggak tips-tips kepenulisannya? Terkadang Asma Nadia juga berbagi perstektif terhadap topik tertentu.


Selain Asma Nadia, ada beberapa penulis yang juga membagikan pengalaman menulisnya di kanal YouTube masing-masing, tentu author enggak perlu sebut satu-satu kekalian bisa cari penulis favorit masing-masing, okay!  


4. Gita Savitri Devi

Seorang wanita yang katanya mirip Kim Ji Won dan Sherina Munaf ini merupakan influencer; WNI yang tinggal di Jerman. You know-lah, Gita pernah menerbitkan buku tentang perjalanannya bersekolah di luar negeri yang berjudul “Rentang Kisah dan sudah difilmkan juga.

Gita Savitri mempunyai kanal YouTube yang menurut author sih sangat membuka wawasan. Beberapa topik yang pernah dibahas Gita cukup berani. Dia menyuarakan opininya terhadap isu yang kadang masih dianggap ‘tabu’ bagi sebagian masyarakat. Khususnya mengenai kedudukan perempuan di tengah masyarakat.


Yaa memang enggak semua orang menerima tentang berbagai opininya, tapi enggak sedikit yang merasa opini yang diungkapkan Gita merupakan perwakilan dari berbagai pikiran perempuan; termasuk author.


YouTube Gita Savitri menyuguhkan dua segmen Pagi-Pagi dan Beropini; kedua segmen yang menarik untuk disimak meski Beropini yang paling menarik bagi author.


3. Korea Reomit


“Korea Reomit, bersama orang Korea yang?????????”


Siapa di sini bolo-bolonya Mas YouTube? Ngaku! Apa masih perlu diperkenalkan lagi siapa Mas YouTube satu ini? Pasti sudah tahulah yaaa...


Jang Hansol, seorang berkebangsaan Korea Selatan yang pernah tinggal lama di Malang. Jadi enggak perlu diragukan lagi bagaimana medhok-nya saat ngomong bahasa Jawa, hehehe.

Nah, Mas Hansol ini mempunyai kanal YouTube yang isinya enggak kalah seru dan informatif. Salah satu segmen kesukaan author adalah Detektif Reomit. Asyiknya itu pada segmen ini enggak melulu membahas tindakan kriminal, tapi juga isu bahkan sejarah di Korea.


Loh, emangnya enggak membosankan mendengarkan topik tentang sejarah? Enggak mungkin deh, Mas Hansol sudah jago kalau disuruh ngedongeng. Bahkan nih sudah lebih jago dari guru sejarah, hehe.


2. Kimbab Family


Kanal satu ini juga enggak mungkin ada yang enggak familiar, ya kan? Adakah Keluarga Online di sini? 

Kimbab Family merupakan kanal YouTube keluarga Teteh Gina (Mama Gina) dan Appa Jay dengan ketiga bocah yang menggemaskan Suji, Yunji dan Jio. Dalam kanal Kimbab Family  berisi tentang kegiatan sehari-hari, kadang juga tentang memasak ala Mama Gina yang mencoba memperkenalkan masakan Indonesia kepada teman dan keluarga.


Fyi, Kimbab Family merupakan keluarga multikultural, perpaduan antara dua budaya Indonesia dan Korea Selatan. Enggak sedikit juga para penonton Kimbab family dibuat kagum dengan gaya parenting yang diajarkan pada ketiga anaknya. Asli deh, tanpa sengaja nonton Kimbab Family selain sebagai hiburan, kita juga bisa belajar tentang parenting juga loh...


1. Menjadi Manusia,

Menjadi Manusia, merupakan salah satu kanal YouTube yang enggak boleh terlewatkan. Kanal ini berisi cerita tentang kehidupan masyarakat dari berbagai sudut pandang. Tujuannya sih untuk membantu ‘orang-orang’ yang sedang bingung–bimbang dan sebagainya dalam menyelesaikan persoalan dalam kehidupannya. 

Banyak hal yang dapat dipelajari dari kanal ini, bagi author sendiri bisa membuka dan mengembangkan emosi dari berbagai perspektif yang disuguhkan. Salut banget dengan Tim Menjadi Manusia, sangat berharap sih Menjadi Manusia bisa ditayangkan di televisi biar masyarakat tahu dan belajar dari berbagai kisah yang ditayangkan. Kan sayang, kalau televisinya isinya sinetron mulu weee… mental kita juga butuh asupan, setuju enggak?

 


Well, begitulah informasi tentang beberapa kanal rekomendasi untuk teteman. Seperti kata Felix Siauw bila “ilmu itu ada di mana-mana, pengetahuan di mana-mana tersebar, kalau kita bersedia membaca dan bersedia mendengarkan”, mungkin YouTube bisa menjadi salah satu alternatif sebagai media belajar.


Meski kadangkala YouTube hanya dijadikan sebagai mencari kepopuleran semata–yang sering kali dilakukan dengan cara yang ‘kurang ajar’, namun masih ada kok kanal yang memberikan manfaat bagi penontonnya.


Hanya saja untuk memilah hal yang benar-benar cocok untuk diri itu enggak mudah. Untuk memikirkan apa yang baik dan sesuai kebutuhan perlu pemikiran yang cukup matang. Menemukan jawaban dari pertanyaan pada kehidupan kita pun perlu kepekaan yang sangat tinggi. Sebagai manusia tanpa perlu mengatakan aku ingin belajar pun, sejatinya kita sudah lebih maju selangkah daripada akan memulai. Dengan mengatakan aku ingin belajar, bukankah sudah ada secuil perubahan dalam diri?


Reduplikasi (Proses Pengulangan Kata)

Pengertian Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau hasil perulangan kata atau unsur kata. (KBBI 2014:169). Menurut Abdul Chaer (2012:182) Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi. 

Menurut Masnur Muslich (1990:48) yakni proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa pembentukkan kata dengan jalan mengulang bentuk  dasar baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil simpulan bahwa pengertian reduplikasi adalah proses pengulangan kata dari bentuk dasar, baik keseluruhan, sebagian maupun dengan perubahan bunyi.

Proses Pembentukan Reduplikasi

Proses reduplikasi adalah kata dasar yang masing–kata dapat dipulangkan pada bentuk yang lebih sederhana. Selanjutnya, kata dasar ini dapat pula dikembalikan pada bentuk yang lebih sederhana lagi. Contoh : lelaki (< laki), Menari-nari (<menari), kemerah-merahan (<merah).

Reduplikasi yang mengulang hanya sebagian unsur dasar ( biasanya gugus KV (K= Konsonan, V= Vokal) suku pertama atau kedua suku terakhir dasar) disebut Reduplikasi Parsial (RP). Dan reduplikasi yang mengulang seluruh kata dasar. (Simatupang 1979 : 15). “Bila bentukKo berbeda, maknanya berbeda pula” ( Verhaar 1977 ).

Ciri-Ciri Reduplikasi

Ciri-ciri reduplikasi yaitu harus mempunyai kata dasar, kata dasar yang diulang ialah bentuk linguistik yang diulang menjadi dasar dari proses pengulangan. Untuk menentukan bentuk dasar dari kata ulang seperti contohnya sepeda-sepeda, muda-muda, sepuluh-sepuluh.

Jenis-Jenis Reduplikasi

Pengulangan penuh (seluruh)

Pengulangan penuh (seluruh) merupakan pengulangan bentuk dasar secara keseluruhan, tanpa berkombinasi dengan pembubuhan afiks dan tanpa perubahan fonem.

Kata dasar

Hasil pengulangan seluruh

Sekolah

Sekolah-sekolah

Batu

Batu-batu

Sekali

Sekali-sekali

Satuan

Satuan-satuan

Baik

Baik-baik


Pengulangan sebagian 

Pengulangan ini yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku kata katanya saja. Perlu dicatat bentuk dasar dalam perulangan sebagian ini dapat juga diulang secara utuh, tetapi dengan perbedaan makna gramatikalnya.

Kata dasar

Hasil pengulangan sebagian

Tulis

Tulis-menulis

Terbentur

Terbentur-bentur

Akan

Seakan-akan

Lari

Berlari-lari

Kata

Berkata-kata

 


Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks 

Pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan afiks secara bersama-sama atau serentak dan bersama-sama pula mendukung satu arti.

Kata dasar

Pengulangan dan pembubuhan afiks

Hasil pengulangan

Rumah

(rumah)-an

Rumah-rumahan

Biru

Ke-(biru)-an

Kebiru-biruan

Baik

Se-(baik)-nya

Sebaik-baiknya


Pengulangan bentuk dasar dengan disertai perubahan fonem. 

Pengulangan jenis ini sudah tidak produktif lagi dalam bahasa indonesia. Akan tetapi, berdasarkan hasil perbandingan, masih dapat dibuktikan bahwa pengulangan jenis ini memang ada dalam bahasa indonesia. Contohnya gerak-gerik, sayur-mayur, bolak-balik, lauk-pauk.



Daftar Pustaka

Chaer, Abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Rineka Cipta

Muhajir.1997.Morfologi Dialek Jakarta.Jakarta: Penerbit Djambatan

Masnur, Drs. Muslich.1990.Tata Bentuk Bahasa Indonesia.Malang: Penerbit Yayasan Asih Asah Asuh Malang (YA3 Malang)

Simatupang, M.D.S 1983.Reduplikasi Morfemis Bahasa Indonesia.Jakarta: Penerbit Djambatan

Ragam Drama


Disegmen “wawasan” kali ini author ingin membahas tentang ragam drama. Pasti teteman sudah tahu dong apa itu drama? 


Menurut Moulton ( dalam Tarigan, 2011:70) drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Arti sederhananya sih drama itu cerita atau kisah yang dipertunjukkan atau dipentaskan. Nah, sebuah drama yang ditampilkan tidaklah selalu memiliki jalan cerita dan topik yang sama. Hal ini disebabkan drama mempunyai cerita yang beragam. 


Adanya keberagaman inilah yang membuat drama dapat dibedakan berdasarkan aspek-aspek tertentu. Teteman tahu enggak apa sajakah aspek-aspek tersebut?


Ragam Drama Ditinjau Dari Bentuk Penampilan 

Jika ditinjau dari aspek bentuk penampilan, drama dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:


Drama Komedi

Goenoprawiro (dalam Suwardi, 2014:118) mengklasifikasikan drama komedi sebagai hiburan, seperti yang dikenal sebagai lawak. Seorang pengarang drama dapat menghadapi kehidupan ini dari sisi yang menggembirakan dan sebaliknya dapat juga dari sisi yang menyedihkan. Dapat juga seseorang memberikan variasi antara sedih dan gembira, mencampurkan dua sikap itu karena dalam kehidupan yang ril, manusia tidak selalu sedih dan tidak selalu gembira. Karya yang mampu memadukan dua sisi sikap hidup manusia itu dipandang merupakan karya yang lebih baik karena kenyataan hidup yang kita jumpai memang demikian adanya.


Tarigan (2011:86) menyebutkan beberapa ciri-ciri drama komedi, yaitu:


  1. Kelucuan yang serius
  2. Subjek: ringan, cerah
  3. Kejadian muncul dari tokoh
  4. Kejadian: mungkin dan seakan-akan terjadi


Cara memperoleh kesenangan pembaca tidak dengan mengorbankan struktur dramatik. Pemain komedi tidak menyerah kepada publik, artinya sekalipun adegan tertentu sangat lucu, tidak perlu di perpanjang. Untuk memperoleh daya tarik, pemain tidak perlu merendahkan mutu dramatik dengan menuruti selera penonton. Sebab itu di dalam komedi, naskah tetap berperan penting. Lakon berjalan sesuai dengan naskah atau skenario.

Drama komedi sering menggabungkan antara yang tradisional dan modern. Ketoprak Kirun yang menampilkan humor segar, biasanya mengambil kisah tradisi, seperti Bawang Merah Bawang Putih, Andhe-andhe Lumut, Suminten Edan dan sebagainya. Pada umumnya drama komedi bersifat hiburan, seperti drama srimulat dan srimulus. Drama komedi biasanya menduduki peringkat paling banyak penggemarnya, dari tingkat anak sampai dewasa.


Pantomim

Pantomim adalah drama gerak yang diutamakan adalah kelucuan. Biarpun ada ajaran di dalamnya, tapi disampaikan dengan gerak-gerak humor. Biarpun drama pantomim itu hanya berupa gerak fisik, ternyata sering memukau penonton. Apalagi didukung dengan tata rias khas. Sukses mengocok perut penonton adalah target pantomim.


Ada tiga hal yang penting dalam Pantomim yaitu gerak dan imajinasi, konsentrasi, kebebasan gerak tubuh,lentur, dan ada daya rangsangan emosi (Isabel, 1968:21 dalam Suwardi, 2015:128). Atas dasar ini apabila tokoh Pantomim tampil, jiwanya mengembara ke mana-mana. Hal yang paling penting bisa menciptakan gelak tawa, itu sudah sukses. Nilai-nilai drama Pantomim diserahkan kepada resepsi penonton.


Tujuan pentas seni Pantomim, yaitu gerak imajinatif, mengembangkan kekuatan konsentrasi, relaksasi dengan cara melunturkan tubuh (Isabel, 1968:25 dalam Suwardi, 2015:128). Maka pengembangan diri dengan olah tubuh amat diperlukan. Pantomim juga membutuhkan latihan perasaan, berjalan, gerak tubuh, dan penampilan. Selain itu musik juga memiliki peranan yang penting dalam pantomim, yaitu memberi warna situasi dan mendukung mood penonton (Isabel, 1968:29-31 dalam Suwardi, 2015:128). 


Drama Tragedi 

Tragedi atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar. Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana atau masalah yang besar. Drama tragedi menceritakan pertentangan antara tokoh protagonis dengan kekuatan dari luar tokoh lainnya. Pertentangan ini berakhir keputusan, kehancuran, atau kematian tokoh protagonis. Contoh: Drama Romeo dan Juliet, film Titanic.


Sebuah karya tragedi harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu.

  1. Suatu lakon tragis haruslah berhubungan erat atau menggarap suatu subjek yang serius.
  2. Sang pahlawan atau pelaku utama dalam tragedi harus merupakan orang penting yang herois.
  3. Tidak ada keyakinan kuat yang ditempatkan pada perubahan atau koinsiden; segala insiden yang terdapat dalam tragedi haruslah wajar. Apa yang harusnya terjadi haruslah terjadi.
  4. Rasa kasihan, sedih, atau takut merupakan emosi-emosi utama pada karya tragedi: kasihan karena penderitaan yang ditanggung oleh pelaku utama; dan sedih atau takut karena kita atau penonton takut kalau-kalua penderitaan yang sama akan menimpa kita pula. Akan tetapi dari penderitaan itu muncullah katarsis (perbaikan;penjernihan) emosi-emosi ini pada penontonnya (tarigan, 2011:84-85).


Melodrama 

Melodrama adalah lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan mengharukan (Suwardi, 2015:134). Ciri-ciri utama lakon melodrama menurut Tarigan (2011:87-88) yaitu.

  1. Memerankan suatu subjek yang serius, tetapi para tokohnya  tidak se-otentik yang terdapat dalam tragedi.
  2. Ada unsur-unsur perubahan yang masuk ke dalam melodrama.
  3. Rasa kasihan memang ada ditonjolkan tetapi cenderung ke arah sentimentalitas. Rasa tersebut sedikit muncul, bila ada rasa sedih ditimbulkan.
  4. Sang pahlawan atau tokoh utama biasanya menang dalam perjuangan.


Penggarapan alur cerita dan penokohan yang kurang dipertimbangkan secara cermat, maka cerita seperti dilebih-lebihkan sehingga kurang meyakinkan penonton. Tokoh dalam melodrama adalah tokoh yang tidak ternama (bukan tokoh Agung seperti dalam tragedi). Dalam kehidupan sehari-hari, sebutan Melodramatik kepada seseorang seringkali merendahkan martabat orang tersebut, karena dianggap berperilaku yang melebih-lebihkan perasaannya.


Dalam melodrama yang bersifat ekstrem, tokohnya dilukiskan menerima nasibnya seperti apa yang terjadi. Hal ini berada dari tragedi yang menunjukkan ratapan sang tokoh yang mengalami nasib baik. Ratapan dalam tragedi itu dikaitkan dengan fungsi tragedi untuk mengajak pembaca (penonton) merenungkan keterbatasannya di hadapan sang pencipta.


Drama Eksperimental 

Penamaan drama eksperimental disebabkan oleh kenyataan bahwa drama tersebut merupakan hasil eksperimen pengarangnya dan belum memasyarakat (Suwardi, 2015:135). Biasanya jenis drama eksperimental ini adalah drama nonkonvensional yang menyimpang dari kaidah-kaidah umum struktur lakon, baik dalam hal struktur tematik maupun dalam hal struktur kebahasaan. Tokoh-tokoh drama eksperimental misalnya: Rendra (dengan teater mini kata dan improvisasinya), Putu Wijaya (dengan eksperimennya drama tanpa identitas pelaku). 


Sosio Drama

Sosio drama adalah bentuk pendramatisan peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat. Bentuk sosio drama merupakan bentuk drama yang paling elementer. 


Dalam sosio drama, tokoh-tokoh dan peristiwa sudah seringkali dihayati oleh calon pemain. Oleh karena itu, pemain akan lebih mudah mengidentifikasikan dirinya dengan lakon dan dengan permainan yang dibawakan. 


Sebenarnya dalam sosio drama, prinsip-prinsip dramatisasi tidak boleh diabaikan. Sosio drama,tidak sekedar menirukan adegan tertentu, tetapi memerankan tokoh dan adegan tertentu adegan akting, yaitu penjiwaan total terhadap tokoh dan lakon yang dibawakan (Suwardi, 2015:136).


Drama Absurd 

Drama absurd merupakan permainan simbol. Drama jenis ini merupakan drama simbolik yang membutuhkan perenungan mendalam. Selain itu, murut Gassner dalam Suwardi (2014:136) “drama symbolic, a style that  was all nuance and suggestion was next acclaimed.” Drama absurd yang simbolik itu memiliki nuansa sugestif. Semakin dalam pemaknaan simbol, semakin kuat pula daya sugestinya (Suwardi, 2015:136).


Penulis drama absurd berpandangan bahwa kehidupan di dunia ini bersifat absurd, oleh sebab itu tokoh-tokohnya juga haruslah bersifat absurd. Absurditas adalah sifat yang muncul dari aliran filsafat eksitensialisme yang memandang kehidupan ini mencekam, tanpa makna, memuakkan. Jika manusia sadar akan keberadaannya seperti dalam eksitensialisme, maka manusia akan merasa bahwa dunia ini absurd. Drama absurd dipopuleri oleh Ionesco, Samuel Basukertt, dan Albert Camus. 


Drama improvisasi 

Kata “Improvisasi” sebenarnya berarti spontanitas. Drama tradisional dan drama klasik kebanyakan bersifat improvisasi. Dalam teater mutakhir kata “Improvisasi” digunakan untuk memberi nama jenis drama mutakhir yang mementingkan gerakan-gerakan (akting) yang bersifat tiba-tiba dan penuh kejutan. 


Akting dan penggunaan adalah tuntutan pentas yang membutuhkan persiapan dan rancangan yang matang. Pementasan drama atau teater yang sadar akting dan panggung akan sukses dalam pertunjukan. Drama improvisasi biasanya digunakan untuk melatih kepekaan pemain sehingga pemain dapat memerankan tokoh yang dibawakan lebih hidup dan realistis (Suwardi, 2015:137-138).



Ragam Drama Ditinjau Dari Aspek Konteks dan Tempat Pentas 

Suwardi (2014:139) memaparkan bahwa berdasarkan aspek konteks dan tempat pentas, drama dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu.


Drama pendidikan

Istilah drama pendidikan disebut juga drama ajaran atau drama didaktis. Pelaku-pelaku drama dijadikan cermin bagi penonton dengan maksud untuk mendidik. Lakon yang mengungkapkan kehidupan di akhirat menunjukkan kepada manusia bahwa akhirnya semua orang akan sampai ke sana. Adegan di akhirat biasanya menunjukkan keindahan akhirat dan juga penderitaan para pendosa.


Closed Drama (Untuk dibaca)

Drama jenis ini hanya indah untuk bahan bacaan. Para sastrawan yang tidak berpengalaman mementaskan drama biasanya menulis closed drama yang tidak mempunyai kemungkinan pentas atau kemungkinan pentasnya kecil.


Drama Treatrikal (untuk dipentaskan)

Menurut kodratnya seharusnya semua naskah drama dapat dipentaskan. Akan tetapi dalam closed drama, kemungkinan untuk dipentaskan itu kecil karena struktur lakon dan cakapannya yang tidak mendukung pementasan. Dalam drama treatrikal mungkin nilai literernya tidak tinggi, tetapi kemungkinan untuk dapat dipentaskan sangat tinggi.


Drama Lingkungan

Drama lingkungan atau juga teater lingkungan, yaitu jenis drama modern yang melibatkan penonton. Dialog drama ditambahkan oleh pemain sehingga penonton dilibatkan dengan lakon. Tujuan utama teater lingkungan adalah membuat tontonannya akrab dengan penonton.


Drama Radio

Drama radio mementingkan dialog yang diucapkan lewat media radio. Jenis drama ini biasanya direkam melalui kaset. Drama radio juga dapat diklasifikasikan sebagai sandiwara rekaman.


Drama Televisi dan Film

Di televisi jenis pertunjukan drama (sinetron) sangat di gemari. Penyusunan drama televisi sama dengan film yang membutuhkan skenario. Kelebihan drama televisi adalah dalam hal melukiskan flash back yang biasanya membuat lakon lebih hidup dan menciptakan variasi.



Sumber:

Endraswara, Suwardi. (2014). Metode Pembelajaran Drama Apresiasi, Ekspresi, dan Pengkajian. Yogyakarta:CAPS (Center of Academic Publishing Service)

Tarigan, Henry Guntur. (2011). Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa


Lelah Menjadi Dewasa


Sudah dipenghujung tahun, tentu saja tidak bisa dipungkiri bila tahun ini merupakan tahun yang cukup berat untuk dilalui. Dulu, sebelum negara api menyerang pun masih bisa-bisanya manusia berkeluh kesah. Melakukan kegiatan dari pagi hingga sore, dan malamnya masih sempat-sempatnya untuk begadang – tak tahu waktu. 


“Ah! Aku ingin libur panjang,”


“Pokoknya akhir pekan besok, aku mau tidur seharian!” janjinya pada diri sendiri. 


Keadaan normal saat itu, kurasa tidak ada hal ternikmat selain memanjakan diri di atas kasur, kencan dengan gawai atau bercumbu dengan aroma khas buku baru. Sekarang? Sudah tidak perlu ditanya. Berkeluh kesah telah menjadi kebiasaan baru yang sebenarnya cukup menyebalkan.


Apalagi ketika tahu, bila waktu terus berlalu. Begitu pula tahun terus saja menambah usia tuanya dan  manusia tidak bisa memungkiri bila dengan waktu dia terus saja berlomba untuk menunjukkan siapa yang lebih baik dan terdepan. Sayang manusia terlalu perasa, sedangkan waktu selalu bersikap tak acuh pada segala. Akhirnya manusia hanya bisa menimbang, mencerna, merenungkan maksud yang diberikan oleh waktu, tetapi waktu terus saja berlari.


Ah! Aku yakin, semua pernah berada diposisi itu, atau kini sedang melaluinya? Manusia mengatakan itu proses menjadi DE-WA-SA. Entah, apa artinya menjadi dewasa bagi manusia. Jelasnya bagiku sungguh tidak menyenangkan–tidak selalu menyenangkan.


Akupun tahu bila manusia sebagai makhluk hidup yang ada di bumi ini akan terus berkembang; tumbuh. Namun yang tak pernah aku mengerti, mengapa dahulu ingin cepat-cepat menjadi dewasa? 


Seharusnya aku tak membayangkan banyak hal, atau menepis apa saja yang ada dipikiran. Akan tetapi ah! Mana bisa? Manusia itu perasa! 


Hingga sampai akhirnya dalam perjalanan itu aku tersesat, kadang-kadang tersandung dan tergelincir. Pernah pula dilempari perkataan tajam dari makluk spesies aneh di jalan. Apa aku hiraukan? Tentu saja aku tak peduli. 


Memang aku belum sampai ditujuan pemberhentianku. Namun perjalanan ini memberiku sedikit pemahaman untuk belajar dari waktu. Meski masih benci setengah mati karena ia masih saja berlari, mungkin itulah caranya menuntaskan perjalanan. Kurasa manusia dan waktu mempunyai masa jedanya masing-masing. Kemudian kini giliranku. Sayang, belum juga menemukan tempat untuk singgah sejenak.



...


Well, apakah teteman juga sedang memberikan jeda pada perjalanan yang tengah dilalui?

“Enggak perlu jeda-jeda-an Thor, tancap terus!” mungkin salah satu berkata demikian, atau

“Iya Thor, sembari ngecek perbekalan takut ada yang ketinggalan,”

Apapun jawaban teteman, semoga memberikan makna untuk menjadi dewasa itu sendiri. Meski kalau dipikir-pikir belum ada tempat persinggahan untuk seorang yang 'mengaku' dewasa, tapi mengakui ketidakmampuan pun bukanlah kesalahan.