Of Mice and Men (Tikus dan Manusia) karya John Steinbeck diterbitkan pada tahun 1937. Novel ini berdasarkan cerita pengalaman Steinbeck saat bekerja sebagai pekerja pertanian migran saat remaja di tahun 1910-an.
Ada yang menganggap Novel Of Mice and Men cukup vulgar dan ada beberapa yang menganggap rasis. Akibatnya buku ini pernah masuk dalam daftar buku paling ditantang oleh Asosiasi Perpustakaan Amerika. Namun dari berbagai kontroversinya tersebut, novel ini masih digunakan sebagai salah satu referensi pembelajaran di sekolah.
Identitas buku
Judul buku : Of Mice and Men (Tikus dan Manusia)
Pengarang : John Steinbeck
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama, 2016
Tebal : ± 143 hlm.
Of Mice and Men bercerita tentang George Milton dan Lennie Small yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari pekerjaan. Kedua tokoh ini cukup unik, mereka mempunyai perbedaan yang cukup mencolok. George Milton digambarkan seorang yang cerdas, tapi tidak berpendidikan dan bertubuh kecil. Lennie Small merupakan pria kuat, tapi cacat mental dan dia bertubuh besar.
Mereka adalah dua sahabat yang sedang mencari pekerjaan di peternakan. Mereka mempunyai mimpi untuk menetap (membeli tanah) dan memelihara hewan peternakan sendiri. Oleh sebab itulah keduanya sangat gila pada pekerjaan. Namun pada kenyataannya tidak semudah itu.
Sebenarnya ada alasan mereka terus berpindah tempat kerja. Semua itu dikarenakan perbuatan Lennie. Di tempat kerja sebelumnya, Lennie meraih rok seorang wanita muda dan tidak mau melepaskannya, sehingga membuat wanita dan orang-orang salah paham yang menganggap Lennie tengah melakukan pelecehan seksual.
Padahal you know-lah meski terlihat sebagai lelaki normal (secara fisik), tapi sejatinya secara mental Lennie tidak seperti itu. Dia terkesan sangat polos seperti anak kecil. Bagi Lennie dia hanya menyukai rok wanita itu karena lucu dan tidak mempunyai niatan lain. George yang mengetahui hal itu langsung membawa kabur Lennie karena takut diamuk massa dan khawatir Lennie akan membalas. Sebab Lennie yang sangat kuat bisa membahayakan orang lain.
Seperti halnya kejadian di tempat barunya kini. Saat itu Lennie sedang berada di kandang kuda melihat beberapa anak anjing peliharaannya dan tanpa sengaja Lennie membunuh salah satu anak anjing karena terlalu kuat mengelus kepalanya. Lennie yang tersadar anak anjing telah mati merasa ketakutan.
Dia takut George marah dan takut tidak diizinkan untuk memelihara kelinci jika kelak mempunyai peternakan sendiri. Walhasil dia berupaya memanipulasi keadaan, tapi tiba-tiba Istri Curley (menantu pemilik peternakan) masuk dan menyadari apa yang sedang terjadi pada Lennie dan anak anjing itu.
Lennie gelisah dan Istri Curley mulai menenangkannya (fyi, sebenarnya dia ini wanita yang cukup berani menggoda para pekerja. Bila diibaratkan hewan, dia ini seperti ulat bulu yang gatalnya luar biasa). Dia menawarkan Lennie untuk mengelus kepalanya (btw, Lennie mempunyai kebiasaan mengelus kepala hewan). Tentu saja Lennie senang karena telah mendapat izin. Namun lama-lama Istri Curley panik dan mulai berteriak setelah Lennie terlalu kuat mengelus kepalanya.
Lennie yang mendengar teriakan Istri Curley langsung gelagapan, takut para pekerja ke kandang dan tahu bila dia telah membunuh anak anjing. Walhasil, Lennie membekap mulut Istri Curley dengan sangat kuat. Heem, endingnya sudah tahulah yaaa... Istri Curley meninggal karena tidak bisa bernapas.
Lagi-lagi Lennie kalang kabut setelah menyadari Istri Curley tidak lagi bernyawa. Sebelum para pekerja menyadari perbuatannya, dia melarikan diri ke tempat yang pernah dijanjikan bersama George; di tepi sungai–tempat rahasia mereka jika ada masalah di tempat kerja.
Setelah para pekerja tahu Istri Curley meninggal, tanpa berpikir panjang mereka langsung mencari Lennie. Mereka menuduh Lennie bukan tanpa alasan. Sebab Lennie satu-satunya orang yang tidak mengikuti kegiatan atau perkumpulan para pekerja.
George yang mengetahui pun terkejut bukan kepayang. Karena tidak ingin disalahpahami terlibat dalam kejadian ini, George menyusun rencana sendiri. Dia pun ikut berpura-pura mencari Lennie, meski dalam benaknya berharap Lennie sedang berada di tempat yang pernah mereka janjikan.
Benar saja, Lennie berada di tepi sungai. Saat George datang Lennie mencoba menjelaskan telah melakukan perbuatan buruk lagi. Namun George tidak menyalahkan Lennie. Lantas di sana mereka kembali membicarakan mimpi-mimpi mereka untuk membeli lahan dan mengurus peternakan. Akan tetapi di detik-detik para pekerja menuju sungai itu, George menodongkan pistolnya ke Lennie yang tengah menatap tepi sungai. Saat George melepaskan satu tembakan, para pekerja muncul dan melihat Lennie sudah tergeletak.
Well, sejujurnya saya cukup bingung dengan George yang menodongkan pistolnya kepada Lennie juga alibinya yang mengatakan bila Lennie yang mencuri pistol salah satu pekerja. Bukankah selama ini George yang mengatasi segala masalah Lennie, bahkan melindunginya? Selain itu, dia jugalah yang begitu tahu karakternya?
Dari tindakan ini saya memiliki dua asumsi. Pertama, George ingin tetap bertahan di peternakan dan bisa dipercaya pekerja lainnya. Sebab cerita ini dilatarbelakangi oleh tragedi pada masa-masa depresi besar di California. Ada kemungkinan bila George terlalu lelah dengan kelakuan-kelakuan Lennie, sehingga dia mencoba menyelamatkan diri dan bertahan hidup dalam kerasnya keadaan saat itu.
Asumsi kedua, George tidak ingin orang lain menyakiti Lennie. Dia masih melindungi Lennie agar terhindar dari amukan Curley dan para pekerja. Sebab saat tahu istrinya tewas, Curley marah besar. Bisa saja bagi George lebih baik Lennie mati ditangannya daripada di tangan para pekerja.
Di sisi lain, saya cukup terharu ketika George memperkenalkan Lennie kepada bos dan mengatakan bahwa Lennie merupakan pekerja yang baik meski tidak cerdas. Dari beberapa peristiwa dan cara George melindungi Lennie, saya berpendapat bila sebenarnya pun George begitu tulus bersahabat dengan Lennie. Kedua sahabat ini orang baik, tapi situasi yang tidak mendukung mereka.
Saya pun bersependapat dengan beberapa pendapat yang mengatakan novel ini cukup vulgar dan rasis. Ada beberapa bagian yang ‘mengadegankan’ kedua kontroversi tersebut, terutama pada perbedaan warna kulit. Selain itu novel ini masih menggambarkan sistem yang kaya yang berkuasa. Bisa dikatakan novel ini mengkritik kesenjangan sosial yang cukup kentara pada masa itu.
0 Comments