Review Novel Roman Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer

Novel Roman Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer di terbitkan di Jakarta oleh Penerbit Lentera Dipantara dengan tebal 122 halaman. Buku yang sudah dicetak 11 kali pada Mei 2018 ini bercerita mengenai seorang anak yang berupaya memahami peristiwa sejarah sang ayah yang kini sedang sakit parah. Dari kejadian-kejadian selama merawat sang ayah hingga dititik akhir hidupnya, dia menemukan satu alasan apa sih yang membuat ayahnya sakit separah ini?  Ayahnya seorang nasionalis berprofesi sebagai guru. Akan tetapi dalam batinnya seperti ada satu hal yang membuat sang ayah merasa marah, kecewa, terhadap negara yang ditinggali kini.

Review Novel Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer



Blur:

Roman ini berlangsung dalam satu putaran perjalanan seorang anak revolusi yang pulang kampung karena ayahandanya jatuh sakit. Dari putaran perjalanan itu, terungkap beberapa potong puing gejolak hati yang tak pernah terangkap dalam gebyar-gebyar revolusi.

Dikisahkan bagaimana keperwiraan seorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: ia menemukan ayahnya seorang guru yang penuh bakti tergolek sakit karena TBC, anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet. 

Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangkan dalam jiwa seorang mantan tentara muda revolusi yang idealis. Lewat tuturan yang sederhana dan fokus, tokoh ‘aku’ dalam roman ini tidak hanya mengkritik kekerdilan diri sendiri, tapi juga menunjuk muka para jenderal atau pembesar-pembesar negeri pascakemerdekaan yang hanya asyik dan memperkaya diri sendiri.



Pesan yang saya pahami dari buku ini adalah ayah tokoh aku berupaya untuk tetap patuh pada hakikatnya sebagai manusia. Berlaku sederhana dan mensyukuri apa yang dimiliki. Meski pada dasarnya dia membelot untuk tidak berperilaku seperti para pembesar negara. 



Seperti pada blur buku ini mengenai kritik pada penguasa sehingga tak ayal bila Roman Bukan Pasar Malam ini sempat dibaikot sekitar tahun 1965. 



Dukaku pada Cerita Kita


Dukaku pada cerita kita–yang tak lagi bertemu pada kata bersama. Apalagi mengulang pertanyaan apakah kabarmu baik-baik saja? Aku tahu bahwa kini jarak bertaut rindu. Kendati kalbu merintih, rasa hati terlampau pedih, aku akan baik-baik saja. Sekarang tenanglah, jangan berlebihan meski waktu terus saja mengajak bercanda.



Lumajang, 29 Maret 2020




Review Drama Korea Itaewon Class dan Ulasan Satu Episode Spesial

Drama serial Korea yang dibintangi oleh Park Seo Jon resmi berakhir pada 21 Maret 2020. Belum juga move on dari program sebelah Crash Landing On You dan dr. Romantic 2, kini para penikmat drama serial Negeri Gingseng harus menggigit jari.

Itaewon Class merupakan drama serial yang diadaptasi dari webtoon karya Jo Kwang Jin. Drama ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Park Sae Royi yang diperankan oleh (Park Soe Jon) ingin membangun bisnis makanan nomor satu di Korea. Keinginannya tersebut tercipta bukan tanpa alasan. Hal itu dilakukannya karena pernah didiskriminasi dan mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari seorang presdir tempat ayahnya bekerja.

Di awal cerita, Park Sae Royi merupakan siswa kelas XII dari Seoul yang pindah sekolah ke Pajin akibat sang ayah dipindah tugaskan. Ayahnya merupakan salah satu karyawan Jang Ga (perusahan makanan nomor satu di Korea Selatan). Akan tetapi baru sehari masuk sekolah Park Sae Royi dikeluarkan akibat membela teman satu kelasnya yang dirundung oleh Jang Geun Won anak Presdir Jang pemilik perusahan Jang Ga, itu berarti bos dari ayahnya Sae Royi.

Presdir Jang yang mendapatkan laporan bila sang anak dipukul oleh anak karyawannya, tentu tidak diam saja. Dia memanggil Park Sae Royi dan ayahnya untuk bernegosiasi. Presdir Jang mengatakan akan menyelesaikan masalah ini bila Park Sae Royi meminta maaf dan berlutut kepada anaknya. Sedikit alot negosiasi saat itu, tapi Sae Royi tetap mempertahankan prinsipnya bahwa yang seharusnya meminta maaf bukan dirinya melainkan Geun Won.

Ketika dimintai pendapat oleh Presdir Jang, bukannya menyesal ayah Sae Royi merasa bangga karena putranya bisa mempertahan prinsipnya. Hal tersebut membuat Presdir Jang tersinggung dan memutuskan untuk mengeluarkan Park Sae Royi dari sekolah juga memecat sang ayah.

review Itaewon Class

Beberapa hari setelah peristiwa itu, Sae Royi dan ayahnya berencana membuka tempat makan secara mandiri. Dalam perjalanan pulang setelah membeli bahan-bahan ayah Sae Royi mengalami kecelakaan (tabrak lari) sehingga meninggal di tempat.

Belum genap rasa duka yang dialami Sae Royi, dia mengetahui bahwa yang menabrak ayahnya adalah Geun Won, tapi  kasus itu sudah diatasi oleh Presdir Jang dan Sae Royi tidak bisa berbuat apa-apa. Presdir Jang sudah menutupi kasus tersebut sehingga membuat Sae Royi marah dan memukuli Geun Won yang sedang dirawat di rumah sakit. Akibat tindakannya tersebut, Sae Royi di penjara selama sepuluh tahun.

Setelah sepuluh tahun di penjara, Sae Royi pergi ke Itaaewon untuk menemui cinta pertamanya Oh Soo Ah. Soo Ah merupakan anak yang tinggal dipanti asuhan yang dikelola oleh ayah Sae Royi. Dia sangat dekat dengan ayah Sae Royi bahkan sudah menganggapnya sebagai ayah sendiri.

Sebagai anak yang tinggal di panti asuhan Soo Ah membutuhkan biaya untuk terus sekolah dan dia menerima beasiswa dari Jang Ga dan kini bekerja di sana sebagai karyawan yang cerdas dan kompeten. Sebelumnya Soo Ah merasa tidak enak kepada Sae Royi yang telah menerima beasiswa dari Jang Ga, tapi Sae Royi selalu mengatakan dia baik-baik saja dan tidak masalah bila Soo Ah menerima beasiswa tersebut bahkan bekerja di sana.

Beberapa saat setelah membicarakan banyak hal, Soo Ah bertanya rencana apa yang akan dilakukan Sae Royi setelah ini? Dengan yakin dia menjawab bahwa akan membangun rumah makan tujuh tahun lagi  di Itaewon. Mendengar hal tersebut Soo Ah sedikit meragukan itu. Akan tetapi setelah tujuh tahun berselang, Sae Royi menyewa gedung di Itaewon yang berada tepat di seberang perusahan Jang Ga yang diberi nama “Dam Bam”.

Sae Royi membangun Dam Bam dengan kedua temannya, Ma Hyeon Yi seorang teman transgender yang dikenalnya saat bekerja di pabrik, dia dipilih sebagai chef dan Choi Seung Kwon mantan nara pidana yang dikenalnya saat di penjara sebagai pelayan Dam Bam. Tentu banyak yang harus dia pelajari untuk membangun rumah makan ini, semenjak dibuka “Dam Bam” belum mempunyai pelanggan satupun sehingga Sae Royi melakukan beberapa promosi dan mencoba mengamati  kedai ataupun cafe di daerah setempat.

Di saat itulah, Sae Royi bertemu dengan Jo Yi Soe seorang remaja berkepribadian sosiopat yang baru berusia dua puluh tahun cerdas dan berwawasan luas. Dia seorang food vlogger yang terkenal di media sosial dan banyak yang mengagumi kemampuan promosinya sehingga banyak tempat makan yang di-review oleh Yi Soe mengalami kenaikan omset.

Ketika bertemu Sae Royi, Yi Soe mempunyai pandangan yang berbeda kepada Sae Royi. Sikap dewasa yang ditunjukan Sae Royi ketika tanpa sengaja mereka bertemu membuat Yi Seo penasaran terhadap Dam Bam dan Sae Royi (saat itu Jo Yi Soe sudah mulai menyukai Sae Royi dan berniat membantunya untuk sukses) akhirnya dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dan bekerja di Dam Bam sebagai manajer.

Berkat kehadiran Yi Soe, Dam Bam berhasil mendapatkan investor dan mulai berkembang. Bahkan, sering terlihat antrean panjang di halaman Dam Bam. Mendengar hal itu, perusahaan Jang Ga mulai merasa tersaingi dan Presdir Jang sudah beberapa kali berupaya menggagalkan keinginanan Sae Royi untuk menjadikan Dam Bam sebagai rumah makan waralaba di Korea, tapi tidak berhasil.

Namun sebagai musuh Presdir Jang tidak kehabisan akal, dia kembali menyewa gedung yang disewa Sae Royi dengan harga yang cukup fantastis sehingga pemilik gedung tentu saja tergiur dengan tawaran tersebut dan membuat Sae Royi harus meninggalkan gedung itu.

Di bantu oleh seorang admistrasi bisnis Le Ho Jin teman sekelas yang dulu pernah dirundung Geun Won, Sae Royi berhasil membeli gedung, tapi terletak di gang sepi. Akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan tekad Sae Royi. Supaya gang sepi itu menarik perhatian para pejalan kaki, Sae Royi membantu para pemilik kedai maupun kafe di sekitar untuk mengubahnya lebih menarik, baik mengenai menu makan ataupun dekorasi tempat. Membantu para pengusaha lain membuahkan hasil dan gang yang semula sepi kini mulai banyak yang mengunjungi begitupun dengan Dam Bam.

Agar kembali menarik minat investor, Dam Bam mengikuti acara The Best Pub, apabila dapat memenangkan acara tersebut akan membuat kedai makanan menjadi nomor satu di Korea. Walhasil, meski menjelang babak terakhir banyak peristiwa emosional yang dialami oleh kepala Chef Dam Bam Ma Hyeon Yi, tapi mereka berhasil memenangkan kompetisi tersebut dan mengalahkan Jang Ga.

Tentu alur selanjutnya sudah bisa ditebak bukan? Ya, Dam Bam berkembang pesat bahkan kini berganti nama menjadi perusahaan Itaewon Class atau IC. Lantas bagaimana dengan Jang Ga? Perusahaan Jang Ga diambil alih Sae Royi setelah mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan diawali akibat terkuaknya kembali kasus kecelakaan ayah Sae Royi, kasus penculikan dan percobaan pembunuhan yang dilakukan Geu Won kepada Jo Yi Soe, dan penggelapan maupun kasus korupsi yang dikumpulkan Oh Soo Ah selama menjadi karyawan. Peristiwa itu membuat para inverstor Jang Ga mencabut semua investasinya.

Lantas, apakah niatan Sae Royi untuk menjadi nomor satu di Korea ingin balas dendam terhadap Presdir Jang?

Sebelum hari pengambilalihan Perusahaan Jang Ga, Presdir Jang menemui Sae Royi dan berusaha mempengaruhinya supaya tidak mengambil alih Jang Ga. Bahkan Presdir Jang yang merasa sudah menyerah itu berlutut meminta maaf atas yang telah terjadi selama ini. Kemudian Sae Royi berkata bahwa pengambil alihan perusahaan Jang Ga ini bukan karena balas dendam. Sae Royi melihat Jang Ga adalah perusahaan bagus. Selain itu dia juga berkata, “Apa kau menganggapku mudah dipengaruhi? Aku ini seorang pebisnis. Permintaan maaf karena proses ambil alih apa gunanya bagiku? Mari berbisnis, Presdir Jang.”

Ya, begitulah akhir cerita  dari Itaewon Class. Park Sae Royi berhasil mewujudkan impiannya menjadi seorang pebisnis makanan nomor satu di Korea. Lantas bagaimana kisah asmaranya dengan Oh Soo Ah? Bagi Sae Royi Soo Ah hanyalah cinta pertamanya dan kini dia bersama Jo Yi Soe yang selalu mendukung bagiamana pun kondisi yang di alaminya (walau Sae Royi terlambat mengetahui perasaannya itu), tapi drama serial ini berakhir happy ending.

Edisi istimewa Itaewon Class Webtoon Series

Baru-baru ini saya menemukan sedikit berita bahagia di salah satu media sosial yang mengungkapkan bahwa penulis webtoon Itaewon Class menambahkan satu episode spesial untuk mengurangi rasa rindu penggemar.

Dalam unggahan tersebut secara garis besar menceritakan Park Sae Royi yang mempunyai anak perempuan bernama Park Soe Ro. Sebenarnya sangat disayangkan dari sikap anaknya yang memiliki sikap seperti Geun Won pada masa lalu. Ya, berlaku semena-mena sebab mempunyai orang tua yang super kaya. Akan tetapi Park Sae Royi dan Jo Yi Soe sebagai orang tua mempunyai cara yang berbeda dalam mendidik anak perempuannya ini.

Peristiwa itu berawal ketika Sae Royi mendapat telepon dari sekolah anaknya yang mengatakan bahwa anaknya berkelahi dan dipukul, dari telepon tersebut Yi Soe yang mendatangi sekolah anaknya. Saat sampai di sekolah salah seorang guru mengatakan bahwa Park Soe Ro dipukul.

Yi Seo yang saat itu tidak percaya langsung menghampiri anak yang dihukum berlutut dan bertanya sendiri kepadanya, apakah benar kamu memukul anakku? Anak yang dihukum tersebut menjawab bahwa dia hanya bercanda. Kemudian Yi Seo bertanya kembali, apakah benar hanya candaan? Lalu anak itu mengaku jika Park Soe Ro telah menghina orang tuanya dan dia tidak bisa menahan emosi sehingga memukul Park Soe Ro.

Mendengar pengakuan tersebut Yi Seo menasehati “Walaupun orang lain menghinamu, namun memukul adalah perbuatan yang salah.” Kemudian Yi Soe meminta maaf dan berkata kepada kepala sekolah agar tidak membeda-bedakan siswa berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki orang tuanya karena hal itu termasuk tindakan diskriminatif.

Saat perjalanan pulang Park Soe Ro sedikit protes mengapa bukan ayahnya yang datang ke sekolah. Kemudian Yi Soe mengatakan kamu akan habis (mungkin maksudnya akan dimarahi) bila ayah yang datang, karena dahulu ayahmu dikeluarkan dari sekolah akibat anak sepertimu. Mendengarkan hal tersebut membuat Soe Ro tidak percaya dan bertanya kepada Hyeon Yi dan Seung Kwon. Lantas dari mereka Park Soe Ro mengetahui masa lalu ayahnya dan merasa bersalah.

Saat itu pula dengan takut-takut Park Soe Ro meminta maaf kepada ayahnya. Kemudian dengan penuh perhatian Sae Royi memaafkannya dan menasehati, “Tidak apa usiamu masih muda dan harus banyak belajar namun yang terpenting adalah rasa penyesalan di hatimu”. Lalu keesokan harinya Park Soe Ro juga meminta maaf kepada temannya.

Kemudian apa sih pesan yang dapat diambil dari drama serial ini?

 

Tiga Poin Utama yang Melekat Setelah Menonton Drama Serial Itaewon Class, yaitu:

#Pertama Mengenai Prinsip Hidup

Secara garis besar prinsip yang dipegang oleh Sae Royi membuat dia berhasil mewujudkan impiannya. Prinsip membuat Sae Royi tidak goyah dan teguh pada pendiriannya. Prinsip membuat diri seseorang menjadi berkelas dan mampu dipercaya oleh orang-orang di sekitar. Hal ini terbukti saat Sae Ro Yi meyakinkan diri juga orang-orang di sekitar bahwa dia pasti akan bisa dan menjadi orang yang berhasil.

#Kedua, Tidak Dibenarkan Membalas Dendam

Kisah Park Sae Royi mengajarkan bahwa bagaimana pun bentuk perlakukan orang lain, kita tidak dibenarkan untuk melakukankan hal yang sama (buruknya). Dalam hal ini Sae Royi membuktikan bahwa balas dendam terbaik adalah menjadi lebih baik lagi. Salah satu balas dendam terbaik adalah mudah memaafkan.

#Kemudian Terakhir, Mengenai Sikap Diskriminatif

Perilaku diskriminaif tidak dibenarkan, yes? Dari kisah ini kita diajarkan bahwa sikap diskriminatif dapat mempengaruhi psikologi korban. Cerita Sae Royi saat SMA dan teman Park Soe Ro menjadi salah satu bukti bahwa diskriminatif merupakan perbuatan yang cukup berdampak pada perkembangan psikologi.

Well, itu review Itaewon Class kali ini. Bagi yang belum nonton, ini salah satu drama serial yang saya rekomentasikan sih .... selain ceritanya yang menarik, pendalaman karakter pada tiap pemeran sungguh memukau dan terlihat totalitas. Apalagi karakter Jo Yi Soe yang diperankan oleh Kim Da Mi sebagai seorang sosiopat. (btw, ini pertama kalinya saya kenal dengan seorang Kim Da Mi, sebelumnya belum pernah melihat di drama yang lain) dia amazing!

Kutipan dan Puisi dari Drama Serial Itaewon Class

“Bila hidup melelahkan ... mati saja.”

“Kita mencari perhatian media? Bisnis itu tentang manusia.”

“Hanya kau kaya, tak berarti kau jadi bajingan.”

“Jika berbuat salah, kau harus menerima hukumannya. Itulah didikan ayahku.”

“Apa kau tahu artinya simpati? Itu perasaan bodoh ketika memandang rendah orang lain dan hidup nyaman dari hal itu.”

“Selama kita hidup, semua tak akan menjadi masalah.”

“Kau hanya melakukan yang terbaik untuk hidupmu. Kau tidak salah apa-apa.” Ucap Sae Royi kepada Soo Ah.

“Bila kau dilahirkan sebagai pria, kau harus hidup sebagai pria. Bila dilahirkan sebagai wanita, hiduplah sebagai wanita. Ini adalah norma kehidupan yang ada. Sesuatu yang normal.” Ucap Kim Toni kepada Seung Kwon.

“Tak apa jika kau ingin kabur. Tunggu. Kau tidak kabur. Kau tak salah apa pun. Benar kan? Ini tak sepenting itu hingga kau harus mengalami semua ini. Kau tak perlu meyakinkan orang lain soal siapa dirimu.”  Ucap Park Sae Royi kepada Hyeon Yi.

“Tidak apa usiamu masih muda dan harus banyak belajar namun yang terpenting adalah rasa penyesalan di hatimu.”

“Walaupun orang lain menghinamu, namun memukul adalah perbuatan yang salah.”

 

Puisi “ I am the diamond” (yang dibacakan Jo Yi Soe untuk Hyeon Yi)

Aku adalah sebuah batu

Cobalah untuk membakarku

Aku akan bergeming karena aku sebuah batu

 

Coba pukul aku lebih keras

Aku .... adalah batu yang keras

 

Coba perangkap aku dalam kegelapan

Aku adalah batu yang bersinar dengan sendirinya

 

Hancur lebur seperti debu

Aku menolak untuk menjadi seperti itu

Puan (dalam Kumpulan Puisi Catatan Nostalgia)








Dari kabut pagi
Saat menentang jarak antarwaktu
Kuhirup dahaga dalam serpihan asa

Dalam detak jiwa mengembara
Aku kembali bercermin pada buih sunyi
Pada refleksi diri

Puan dirimulah aku
Lantas aku repihanmu

Jember, 26 September 2018

Lirik Lagu Pejalan – Sisir Tanah


Siapakah kita ini, manusia
Yang dalam diam, riuh, ragu, dan tak mampu
Ada rahasia, tidak rahasia
Ada di sini ada di situ
Diseret-seret waktu
Kita berjalan saja masih, terus berjalan
Meskipun kita tak ta
hu, berapa jauh, jalan ini nanti
Dan kita tak juga rela tunduk
pada jarak
Dan kita tak juga rela tunduk pada jarak
Kita berjalan saja masih, selalu berjalan
Meskipun kita tak kunjung ta
hu ujung jalan ini
Dan kita tak juga
kan terhenti, selalu berjalan
Dan kuta tak juga
kan terhenti, selalu berjalan
Bertahankah kita ini, manusia
Yang dalam riang, ringkih, rumit, dan terhimpit
Ada bahagia, tidak bahagia
Ada di sini ada di sana
Ditikam-tikam rasa
Kita berjalan saja masih, terus berjalan
Meskipun kita tak ta
hu, berapa lama, jalan ini nanti
Dan kita tak juga rela tunduk pada jarak
Dan kita tak juga rela tunduk pada jarak
Kita berjalan saja masih, selalu berjalan
Meskipun kita tak kunjung, ta
hu ujung jalan ini
Dan kita tak juga
kan terhenti, selalu berjalan
Dan kita tak juga
kan terhenti, selalu berjalan

[Cerpen]: Ketupat dan Seribu Tenda (sudah diterbitkan dalam Antalogi Cerpen Kemenyan Keramat

"Ayolah Mas, sekarang saja” bujuknya sembari mengekori kakaknya ke sana kemari. Sementara itu, seseorang yang dipanggilnya mas hanya berkata singkat–besok. Mendengar jawaban itu tentu saja membuat  kecewa, namun tanpa ba-bi-bu akhirnya dia kembali mengintip siluet kendaraan yang lalu lalang dari bingkai jendela. Sebab bagaimana pun macam cara dia merengek ke kakak laki-lakinya itu hanya akan berujung percuma. Bukankah sudah dari dulu dia mengecapnya sebagai kakak paling keras kepala di seluruh dunia?

“Masmu ke mana Nduk?” tanya tiba-tiba seorang wanita paruh baya, sedangkan gadis itu menggeleng dan menjawab sekenanya, karena tidak bisa dipungkiri, kalau gadis itu memang tidak tahu di mana kakaknya berada. Sembari membenarkan posisi duduk, dia baru teringat kalau orang yang tadi ditanya itu membawa kopiah. Sebelum wanita paruh baya kembali ke dapur, dia berpesan supaya kakak nanti membantu ibu dan bapak di dapur. Gadis itu langsung bertanya untuk membantu apa? Namun hanya mendapat senyum lembut saja.

Mengintip keramaian ternyata bisa membosankan. Dia bosan karena hanya duduk dan berteman sunyi. Dia bosan karena terus dihantui penasaran dan akhirnya, dia kembali memilih mengekori kakaknya, bergabung bersama ibu dan bapak.




Ini terlalu rumit dari soal matematika dan angka-angkanya. Bagaimana bisa manusia membuat sesuatu serumit ini? Pikirnya. Ternyata dia masih telaten, meski sudah tidak bisa dihitung berapa kali harus mengulang dan sesekali mencuri pandang pada ibu, bapak, dan kakaknya.

“Kenapa sih Bu, janur ini tidak bisa dikompromi?” gerutunya kesal, sembari meletakkan sekenanya. 

“Sepertinya Nita tidak berbakat membuat ketupat semacam ini,” lanjutnya.

 “Sabar toh Nduk, dulu ibu juga begitu. Coba lihat sekarang, ibu bisa kan?”

Ya, begitulah jawaban ibu. Selalu saja seperti itu jawabannya, setiap kali gadisnya mengeluh ketika Hari Raya Ketupat tiba. Semenjak tiga tahun lalu, awal dia masuk sekolah menengah pertama, Hari Raya Ketupat seolah menjadi momok yang mengerikan.

“Jangan murung begitu toh, genduk kan masih bisa bantu ibu untuk memasaknya besok,” begitulah ibu, yang selalu bisa menenangkan lewat kalimat sederhananya. Meski kadangkala, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang dari manakah asal hati selembut itu?

Hampir lima jam gadis itu bermain tungku dan kayu bakar. Tugasnya memang terlihat sederhana, namun menjaga bara api tak sesederhana yang dilihat. Lengah sedikit, api akan mati dan membubungkan asap yang akan membuat mata pedih. Mungkin ini menjadi salah satu bakatnya, bukan bagaimana cara dia menganyam janur menjadi ketupat.

Akan tetapi rasa lelah terbayarkan, ketupat yang bergelantungan di dekat meja makan dan lodeh yang masih mengepul terlihat begitu nikmat. Apalagi ditambah dengan sebuah kabar gembira dari kakak. Sampai-sampai dia lupa bagaimana cara kemarin merengek. Ah, sudahlah! Yang penting kakaknya menepati janji.

“Kenapa banyak sekali toh Bu? Memangnya siapa yang mau makan sebanyak ini?” gerutu gadis itu sembari memasukkan ketupat ke dalam tas anyaman. Ibu lama tidak berkomentar, dan hanya tersenyum renyah.

“Ya ibu, bapak, mas, dan kamu toh Nduk,” ucapnya sambil menutup rantang. “Ayo, kamu yang bawa ketupatnya” lanjut ibu segera beranjak karena bapak dan kakaknya sudah lama menunggu.

Jika kalian menyusuri jalan lintas selatan, sebelah timur Desa Selok Anyar dan sebelah barat Pantai Paseban, maka kalian akan menemukan sebuah desa yang pesisir pantainya dipenuhi tenda.  Desa itu Wotgalih, salah satu desa pesisir di Lumajang yang dikenal dengan pasir besi murni dan destinasi ombak pantainya. Sedangkan tenda-tenda itu bukan didirikan oleh anak pramuka yang sedang berkemah, melainkan pemuda tanggung warga sekitar, bahkan ada yang dari desa tetangga yang ingin menikmati pesona pantai disepanjang hari raya. Tentu ini menjadi salah satu hal menarik, karena pemandangan tenda-tenda itu hanya berdiri setahun sekali. Biasanya tiga hari setelah Hari Raya Idul Fitri sampai berakhirnya Hari Raya Ketupat.

“Kakakku pernah berkata, tempat ini mempunyai makna tersendiri.” Gerutu gadis itu sembari beriringan di atas pasir dan berteman keramaian. “Tempat ini ramai karena menjadi salah satu tempat pariwisata, namun bagi penduduk setempat, pantai ini sudah menjadi rumah. Kenapa demikian? Meski di tengah remang dan keramaian, kakak bertemu dengan teman SD-nya yang sudah bertahun-tahun berpisah. Bertukar sapa dengan sanak saudara yang belum bertemu waktu hari raya. Kemudian aku bertemu beberapa guru SMP yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berlibur juga. Tentu saja tak luput dengan teman-temanku, batang tubuhnya hilir mudik dengan warna kulitnya tak lagi sawo matang.”

“Kebiasaan di hari ketujuh bulan Syawal ini, kadang menimbulkan pertanyaan tersendiri. Bagaimana asal-asul berdirinya tenda-tenda itu, dan tak surut pengunjung disetiap tahunnya, menjadi sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Akan tetapi aku meyakini satu hal, bahwasannya kebiasaan ini sudah ada sebelum aku mengenal dunia.”

“Ayo, sini Nduk” perintah malaikat tak bersayap itu membuyarkan pikiran gadis yang tengah duduk di samping perapian.

“Genduk boleh tambah Bu?” tuturnya malu-malu. Sedangkan wanita paruh baya itu kembali tersenyum, sembari membelah ketupat dan mengangguk dengan hangat.

Hanya saja ada satu pertanyaan yang selalu terlupakan, hati gadis itu kembali tak bergeming. Betapa nikmatnya menghamparkan tikar di tepi pantai  dan menikmati ketupat lodeh beratap langit yang remang-remang? Sampai-sampai tidak tahu saat ombak datang.
-oOo-




Ketika Tere Liye Meremaja part 2 (Review Novel Ceros dan Batozar karya Tere Liye)



Di akhir cerita Ceros mereka dengan selamat sampai di permukaan bumi, kisah selanjutnya juga tidak kalah seru! Bahkan menurut saya ini adalah bagian paling menarik dari serial yang pernah saya baca.

Kisah Batozar diawali dengan kabar heboh mengenai benda asing yang tertangkap gawai pengunjung di museum atau situs kuno tempat sekolah Raib, dkk melaksanakan study tour. Penampakan yang lazim disebut-sebut sebagai benda makhluk luar angkasa atau UFO menjadi perbincangan hangat di bumi. Ya, mungkin tidak masalah bila benda asing yang terbang di atas museum itu sejenis piring terbang yang sering digambarkan oleh orang-orang, namun benda satu ini mengejutkan Raib–masalahnya benda terbang itu mirip ILY.

Mengetahui berita itu Raib langsung menuduh Ali yang ceroboh tidak menggunakan mode menghilang saat ILY kembali ke permukaan satu pekan lalu. Mendapatkan tuduhan itu Ali bersikap santai dan mengaku kalau itu bukan ILY. Raib tentu saja tidak percaya. Kemudian Miss Selena mengumpulkan mereka di ruang BK dan mengatakan kalau benda terbang itu adalah prototipe yang sama seperti kapsul terbang ketika digunakan saat mencari pasak bumi. Kapsul itu disimpan di ruangan dengan sistem keamanan tinggi di pusat Kota Tishri dan medadak hilang dan diduga kapsul itu dicuri oleh Batozar.

Lantas, siapa Batozar? Dia adalah kriminal paling berbahaya di Klan Bulan. Dia dihukum penjara seumur hidup sejak seratus tahun lalu setelah menghabisi seluruh keluarga salah satu anggota komite Klan Bulan. Kemudian sekarang dia membawa lari kapsul itu dan melintasi dunia paralel sehingga dia ada di Klan bumi.

Ya, sebagai salah satu pengintai terbaik di Klan Bulan kedatangan Batozar menimbulkan banyak sekali spekulasi. Sebenarnya apa sih tujuan Batozar melintasi dunia paralel? Mengapa pula dia ke Klan Bumi? Ingin menguasai seluruh klan kah? Mungkin kekalian sempat berpikir dan bertanya demikian kan? Tentunya tidak akan serta merta Batozar datang ke Klan Bumi tanpa alasan. Lantas apa tujuan sehingga dia mempertaruhkan nyawanya itu?

Jangan lihat orang dari luar (penampilan) adalah kata yang cocok pada part ini. Kali ini pengarang mendeskripsikan Batozar adalah seorang yang mempunyai wajah mengerikan, dengan 13 luka–di pipi, dua di dahi. Separuh gigi rontok, mata kirinya rusak dan bola matanya terlihat gumpalan darah, dengan rambut panjang sampai ke bahu. Bajunya hitam dekil. Meski dia mudah sekali berkamuflase mengikuti gaya berpakaian  dan cara hidup Klan Bumi namun pandangan orang-orang yang menganggapnya sebagai kriminal menambah daftar keburukkan dari Batozar.

Review Ceroz dan Batozar karya Tere Liye

Apakah Batozar seburuk dan sejahat itu? Akan tetapi segala spekulasi itu salah. Memang benar dia telah membunuh satu keluarga komite Klan Bulan, dia melakukannya karena marah telah dimanfaatkan komite tersebut untuk melakukan kejahatan. Meski mencoba membela diri, namun membunuh bukanlah hal baikkan? Itulah akhirnya dia di penjara dengan segala tuduhan yang mengatakan telah berbuat jahat.

Selama beratus tahun dipenjara, Batozar mendengar bahwa Putri Bulan (Raib) atau keturunan murni Klan Bulan telah ditemukan. Salah satu keistimewaan dari keturunan murni ini dapat menampilkan kejadian masa lalu. Lantas Batozar berupaya menemui Putri Bulan tersebut untuk mengingat wajah istri dan anaknya yang kini sudah dia lupakan. Itulah mengapa Batozar melakukan perjalanan atau kabur ke dunia pararel.

Akan tetapi meski dia telah bertemu Putri Bulan yang disebut-sebutnya itu tak segera dapat dia melihat kembali wajah istri dan anaknya, sebab Raib belum paham betul bangaimana menguasai salah satu teknik tersebut. Hingga suatu ketika Batozar menculik Raib dan kedua temannya supaya dapat mengendalikan teknik itu dan menghindari kejaran dari para klan yang ingin menangkapnya.

Dalam pelarian tersebut, Batozar selalu meminta Raib untuk terus berlatih. Tidak mudah memang, namun beberapa hari setelah pelarian tersebut tempat persembunyian mereka diketahui para klan yang ingin menyelamatkan Raib, Seli dan Ali. Sebenarnya sih, Batozar tidak benar-benar menculik Raib dan kedua kawannya, dia hanya ingin meminta tolong kepada Raib untuk menampilkan kembali wajah istri dan anaknya. Batozar sangat baik memperlakukan mereka dalam pelarian itu, hanya saja pandangan orang-orang pada cara Batozar saja yang membuat semua menjadi salah paham.

Setelah persembunyian ditemukan, para klan berusaha menangkap kembali Batozar bahkan bisa pula dibunuh bila dia melawan. Saat detik-detik itulah, Raib berhasil mewujudkan keinginan Batozar sebelum meninggal. Raib dapat menampilkan kembali masa lalu Batozar istri dan anaknya, bahkan kesalahpahaman tentang tewasnya satu keluarga komite Klan Bulan. Hinggga sampai akhirnya semua orang tahu, bila Batozar membunuh komite itu bukan tanpa alasan, melainkan akibat dia pernah dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan. Meski kesalahpahaman tersebut dapat dipecahkan, namun Batozar tetap melawan hingga pada akhirnya para Klan memutuskan untuk membunuh salah satu pengintai terbaik itu.

Sejujurnya dari beberapa serial Bumi yang sudah saya baca dari Novel Bumi bagian pertama hingga Novel Nebula, namun bagian part “Batozar” adalah yang menarik dan sangat membekas. Ada dua poin yang membuat saya menilai ini wah, yang pertama mengenai karakter Batozar dan seluk beluknya, kemudian yang kedua yakni bumbu-bumbu remaja yang mulai dimunculkan oleh Tere Liye melalui tokoh Raib dan Ali.

Sebagai cerita remaja meski pertema petualangan sepertinya kurang pas bila tidak dibumbui masalah-masalah remaja bukan? Meski sudah ada sedikit yang ditampilkan pada bagian Ceroz yakni ketika Raib mulai merasa khawatir terhadap Ali–yang dapat dikatakan lebih dari sekadar sahabat itu, membuat serial ini menjadi banyak pencitraan rasa, khususnya menguras emosi. Itulah mengapa saya lebih memilih bagian “Batozar” ini menarik dari semua serial.

Selain dibagian ini kekalian dapat melihat sisi lain dari Ali, dan banyak sekali pesan yang disampaikan oleh pengarang. Satu hal yang paling jelas adalah jangan pernah menilai seseorang dari penampilan. Itu sangat tidak adil, seperti yang diucapkan Ali dalam cerita.

Well, mungkin itu saja review kali ini... kalau boleh ngasih saran sih lebih baik kalian baca sendiri novel serial Bumi bagian “Batozar”, biar feel-nya lebih ngena lagi sih, hehehe



Lirik lagu dan terjemahannya – Jin Minho Half (반만)


Efek berselancar di media sosial dan menemukan salah satu pemain Crash Landing On You– Yang Kyung Won (itu tuh pemain yang ngeselin, yang selalu cari gara-gara dengan Yoon Se Ri) sedang duet dan ternyata suaranya bagus juga kwkwk. Sejak saat itu penasaran apa sih judul lagunya? Enak banget, apalagi buat kekalian yang suka ballad lagu ini sangat saya rekomendasikan.


Jin MinHo Half (반만)

알고 있어네가 만났던 사람
da algo isseo nega mannassdeon saram
aku sudah tahu, tentang seseorang yang kamu temui

번도 이길 없었어
nan han beondo igil su eopseosseo
walau hanya sekali, aku tak akan bisa memenangkannya

성격도 맞고
seonggyeokdo an majgo
aku tak punya kepribadian

싸운 기억뿐이라며
ssaun gieokppuniramyeo
dan hanya mengingat sebuah pertengkaran

욕하면서 잊는 거야
yokhamyeonseo wae mot ijneun geoya
Kamu mengatakan ini buruk mengapa kamu tak bisa melupakannya?

사람이 아물 만큼
geu sarami da amul mankeum
Tak peduli seberapa banyak hancur perasaan ini


이젠 내가 배로 테니까
ijen naega du baero jal hal tenikka
Mulai sekarang aku akan memperlakukanmu lebih baik lagi

그만 아파도
geuman apado dwae
Kamu bisa berhenti merasakan sakit


Reff:
괜찮아 반만
gwaenchanha banman
Tak apa jika hanya setengah

더도 말고 반만
nan deodo malgo banman
Aku tak meminta lebih tetapi hanya setengah

사람의 반만
ttak geu saramui banman
Tak apa jika kamu hanya mencintaiku hanya setengahnya

사랑해주면
saranghaejumyeon dwae
seperti kamu mencintainya

미안하지 않아도
mianhaji anhado dwae
Kamu tak perlu meminta maaf


아직 눈에 보이는 사람을
ajik ne nune boineun geu sarameul
Aku akan berpura tidak memperhatikan kehadiranmu


모른 척해 테니까
da moreun cheokhae jul tenikka
Aku akan berpura-pura tidak tahu

그냥 내게 와주면
neon geunyang naege wajumyeon dwae
Aku hanya ingin kamu datang menemuiku


가끔 앞에서
gakkeum nae apeseo
Aku tak bisa memaafkan semuanya

받지 않는 전화쯤은
batji anhneun jeonhwajjeumeun
Karena aku tak bisa menjawabnya

얼마든지 참아줄 있어
eolmadeunji chamajul su isseo
Sebanyak apapun aku tak bisa menahannya

사람이 가끔 보여도
geu sarami gakkeum boyeodo
Meskipun  terkadang aku merasakan kehadiranmu

옆에만 있어주면 괜찮아
nae yeopeman isseojumyeon gwaenchanha
Tak apa jika kamu tetap berada di sisiku

이젠 행복해도
ijen haengbokhaedo dwae
Sekarang kamu bisa bahagia

하루만
haruman
Satu hari saja

시간만
han siganman
satu jam saja

아니 분만
ani il bunman
tidak, hanya satu menit saja

나로 가득 채울 없는 걸까
naro gadeuk chaeul sun eopsneun geolkka
Tak bisakah kamu merasakan perasaanmu bersamaku?

이제 나만사랑하면 나만
ije neon naman saranghamyeon dwae naman
Sekarang kamu hanya perlu mencintaiku saja

제발 울지
jebal ulji ma
Aku mohon jangan menangis

알아 잘못이 아니야
da ara ne jalmosi aniya
Aku tahu ini bukan salahmu


년이 가도 괜찮아
myeot nyeoni gado gwaenchanha


Tak apa jika itu membutuhkan waktu bertahun-tahun

너의 눈에 나만 보일 그날까지
neoui nune naman boil geunalkkaji
Sampai aku bisa melihat bayanganku di matamu

얼마든 기다릴 테니까
eolmadeun gidaril tenikka
Bagaimanapun caranya aku akan menunggumu

가끔 사람 생각해도
gakkeum geu saram saenggakhaedo dwae
Walaupun terkadang aku memikirkannya