Mengenal Rima

Kalau teteman menyukai puisi pasti tahu dong apa itu rima?

Menurut KBBI, rima yaitu pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan. Kalau secara singkatnya sih, rima adalah persamaan bunyi. Bunyi yang dimaksud yakni tekanan nada tinggi atau perpanjangan suara.

Rima selain mempunyai fungsi sebagai hiasan bunyi, juga untuk keindahan, penegasan maksud, kelancaran bunyi, membangun bait dan memudahkan pelafalan sajak (Santosa, 1996:62). Bisa dibayangkan ‘kan, betapa pentingnya rima dalam puisi?

Mengenal Rima

Btw, kalau menurut saya rima enggak hanya penting dalam puisi. Sebab penggunaan rima yang tepat pada tiap tulisan (baik dalam prosa) mampu membuat karya tersebut lebih mudah dipahami dan dibaca. 

Tahukah Teteman? Ternyata rima itu enggak hanya ( a a a a); (ab ab) loh! Akan tetapi rima masih dibedakan berdasarkan nama rimanya, yaitu (1) Nama Menurut Tempatnya dalam Larik Secara Umum, (2) Nama Rima Menurut Tempatnya dalam Larik Puisi dan (3) Nama Rima Menurut Tempat dalam Bait. Berikut penjelasan dan contohnya.

Nama Rima Menurut Tempatnya dalam Larik Secara Umum

a. Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku kata terakhir (konsonan dan vokal) seluruhnya sama.

1)

Rima sempurna terbuka (diakhiri dengan huruf vokal).

 

Contoh:

 

ber-du- ri

ke-ma-ri

 

ba-ju

tin-ju

2)

Rima sempurna tertutup (diakhiri dengan huruf konsonan).

 

Contoh:

 

tam-bah

re-bah

 

ma-nis

je-nis



b. Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku kata terakhir hanya sebagian saja yang sama (sebagian vokal atau konsonan).

1)

Rima tak sempurna terbuka.

 

 

Contoh:

 

 

um-bai

ran-tai

 

lam-pau

su-rau

 

rin-du

ban-tu

 

di-ni

ha-ri

2)

Rima tak sempurna tertutup.

 

 

Contoh:

 

 

den-dam

ba-lam

 

gu-nung

ma-nis


c. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi pada konsonan awal suatu kata.

1)

Rima aliterasi sepasang.

 

 

Contoh:

 

 

bin-tang ba-ru

 

 

gu-nung gi-ri

 

2)

Rima aliterasi berderet.

 

 

Contoh:

 

 

bukan beta bijak berperi

 

 

mukanya merah menahan marah

 


d. Asonansi, yaitu persamaan bunyi vokal dalam suatu kata.

Contoh:

 

 

be-sar

ge-rak

ke-ras

be-sar

ke-la-di

me-ra-pi


e. Rima rangka, yaitu persamaan bunyi konsonan suatu kata.

Contoh:

 

 

mon-dar

man-dir

pon-tang

pan-ting

gi-ling

gu-lung


f. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi sebuah kata pada akhir larik atau kalimat.

Contoh:

uri manis

tembuni manis

manis sampai jari manis



Nama Rima Menurut Tempatnya dalam Larik Puisi

a. Rima depan, jika kata pada permulaan larik sama.

Contoh:

Asal kapas menjadi benang

Asal benang menjadi kain

 

Sudah lepas jangan dikenang

Sudah menjadi orang lain


b. Rima tengah, jika kata di tengah larik suatu puisi sama.

Contoh:

Kalau padi kata padi

Jangan saya tertampi-tampi

Kalau kata jadi

Jangan saya menanti-nanti

c. Rima akhir, jika persamaan bunyi suku kata terletak pada akhir larik.

Contoh:

Jika kamu bersifat murah

Segala manusia datang menyerah

Jika kena penyakit kikir

Sanak saudara lari menyingkir


d. Rima tegak, persamaan bunyi pada akhir larik dengan permulaan baris berikutnya.

Contoh:

Uri manis tembuni manis,

manis sampai ke muka mayang.



Nama Rima Menurut Letaknya dalam Bait

a. Rima rangkai atau rima terus, persamaan bunyi terletak pada akhir larik dalam bait.

Contoh:

 

Ada seekor burung pelatuk

a

Mencari makan di kayu gapuk

a

Tuan umpama ayam pungguk

a

Segan mencakar rajin mematuk

a


b. Rima silang atau rima sengkelan, jika letak rima pada akhir larik berselang-seling.

Contoh:

 

Tuan aduhai mega bergerak

a

Yang meliputi dewangga raya

b

Berhentilah Tuan di atas teratak

a

Anak Langkat musyafir lata

b

c. Rima berpasangan atau rima kembar, jika larik yang berirama berpasang-pasang.

Contoh:

 

Awan datang melayang perlahan

a

Serasa bermimpi serasa berangan

a

Bertambah lama, lupa di diri

b

Bertambah halus, akhirnya seri

b


d. Rima berpeluk atau rima setangkup, jika larik pertama berima dengan larik keempat dan larik kedua berima dengan larik ketiga.

Bersama-sama bunga digubah

a

Menjadi rangkaian halus mewangi

a

Dan pulang kita bersuka hati

b

Di kala surya terbenam merah

b



e. Rima patah, bila salah satu larik tidak mengikuti rima larik lainnya dalam satu bait.

Contoh:

 

Seperti wajah merah membara

a

Dalam bakaran api nyala

a

Biar jiwaku habis terlebur

b

Dalam kobaran nyala raya

a


Bagaimana, sudah bisa dipahami?

Nah, sembari mengulang penjelasan di atas, berikut saya contohkan kembali analisis rima dari lagu Ebit G Ade yang berjudul Untuk Kita Renungkan.

Untuk Kita Renungkan - Ebit G Ade

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam batin

Tengoklah ke dalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat

Dudu... dudu.. du... ooohoo..

 

Anugerah dan bencana adalah kehendak-Nya

Kita mesti tabah menjalani

Hanya cambuk kecil agar kita sadar

Adalah dia di atas segalanya

Oohhooo...

....

dst.

Kutipan Lirik Lagu dalam Satu Larik

Rima

benar-benar bersih

Rima aliterasi berderet

benar-benar

Rima sempurna tertutup

lahir-batin

Rima asonansi

anugerah-adalah

Rima tak sempurna tertutup

dia-di

Rima aliterasi sepasang

dia- segalanya

Rima tak sempurna terbuka

....

....

...

dst.

Post a Comment

0 Comments